Ketiga,memperbanyak salat sunnah. Al Imam Ali Zainal Abidin, cicit Rasulullah SAW melakukan salat di malam itu sampai mencapai seribu rokaat. Untuk itu beliau digelari as Sajjad,orang yang gemar bersujud. Teladan dari keluarga (ahlul bait) nabi Muhamad SAW itu selayaknya ditiru, dicontoh. Salat pada hakatnya adalah dialog kita dengan Allah SWT. Rasulullah SAW menyebutkan, salat itu mikrajnya setiap orang mukmin.
Keempat,memperbanyak istigfar. Yaitu memohon ampun atas semua dosa yang telah dilakukan. Allah SWT akan mengampuni orang yang bergelimang dosa selagi mereka beristigfar, memohon ampun. Terlebih, seperti disinggung sebelumnya, malam itu para malaikat mengamini setiap doa hamba Allah SWT pada malam mulia tersebut.
Kelima,memperbanyak doa. Lailatul qadar adalah salah satu waktu mustajabah, dimana setiap doa akan diterima. Berdoalah sesuai yang dibutuhkan. Mohonlah umur panjang digunakan untuk beribadah. Mintalah rizki halal untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Berdoalah, agar Allah menganugrahi anak-anak saleh yang akan mendoakan kita.  Setiap doa yang dipanjatkan oleh seorang mukmin  pada malam itu akan dikabulkan.
Akhir kata, lailatul qadar pasti akan tiba. Beruntunglah bagi mereka yang menjumpainya. Berbahagialah bagi mereka yang mengisi malam termulia itu dengan amal ibadah, bersujud, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lailatul qadar bukan THR biasa. Lailatul qadar adalah THR spritual  kaya makna, yang akan memberi pencerahan bagi orang yang memperolehnya baik di dunia maupun akherat. Maka pantas bila kita semua memperbutkannya.Wa Allahu Alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H