Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gaduh Lagi, Menteri Menilai Menteri

8 Januari 2016   09:35 Diperbarui: 8 Januari 2016   09:35 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karenanya, sebagai bagian dari rakyat, saya menyarankan hal-hal berikut, pertama, kepemimpinan Jokowi di kabinet diminta lebih tegas. Jangan biarkan kegaduhan berkepanjangan terjadi dalam tubuh kabinet kerja. Jangan abaikan bila para menteri saling lempar tanggung jawab, saling menyalahkan. Bila dipandang perlu, gunakan hak perogatif untuk mereka (baca:menteri) yang bandel. Rushufle lebih baik daripada kegaduhan.

Kedua, para pejabat negara, elit politik, anggota dewan diharapkan lebih dewasa dalam bertindak, bersikap. Jadilah para negarawan yang lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan kelompok dan pribadi. Ingat anda semua dipilih, digaji oleh rakyat. Kenapa rakyat diabaikan?

Ketiga, khalayak ramai seperti saya dan anda juga berkewajiban secara moral untuk membantu menjaga kondusifitas dan stabilitas politik nasional. Karena opini publik pun bisa jadi memperkeruh, membuat kegaudahan baru. Saya menyaksikan  media sosial menjadi tempat atau ruang kegaduhan publik dimaksud.

Akhir kata, kegaduhan penilaian Menteri Yuddy Crisnandi harus dapat diambil pelajaran oleh semua pihak. Biarkan ini menjadi kegaduhan yang pertama dan terakhir di tahun 2016 ini. Terakhir, semoga kegaduhan ini cepat selesai, berlalu. Amin. Wa Allahu Alam.

Gambar: Yuddy Crisnandi (JPNN.com)

 

       

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun