Ilustrasi - liburan di kala sekolah libur (Shutterstock)Â
Terhitung mulai hari ini (21/12), anak-anak kita memasuki masa liburan sekolah. Tidak sedikit, orang yang bingung mengisi waktu liburan anak. Liburan sekolah akan ke mana? Digunakan untuk apa? Liburan sekolah adalah masa kekosongan kegiatan akademik di sekolah. Waktunya biasanya berkisar dua sampai tiga mingguan. Dalam kurun waktu dua atau tiga minggu mereka diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan di luar sekolah. Mereka diberi kepercayaan untuk memilih kegiatan apa yang akan dilakukan. Sebenarnya berlibur bukan berarti berhenti belajar tapi memberi kebebasan penuh kepada peserta didik untuk belajar dengan cara mereka sendiri yang tentu berbeda dengan yang ada di sekolah. Oleh karenanya, semestinya kegiatan yang mereka pilih harus mengandung pembelajaran dan pendidikan. Di sinilah peran orang tua membimbing anak mencari kegiatan yang positif dan bermanfaat buat mereka. Namun, tidak semua orang tua tanggap terhadap hal ini.Â
Untuk mengatasi kesulitan di atas, diperlukan wawasan, pengetahuan orangtua. Sehingga momen liburan yang ada dapat dipergunakan secara baik dan efektif. Kurangnya wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai alternatif kegiatan liburan yang bermanfaat dapat membuat anak kehilangan fungsi utama atau tujuan libur. Bukan tidak mungkin, liburan justru memunculkan rasa jenuh, menurunkan kesegaran tubuh anak. Misalnya anak menjadi terbiasa bermalas-malasan, menonton televisi sepanjang hari.
Bagaimana liburan yang positif?
Menjadi tanggung jawab orang tua memprogram kegiatan berlibur untuk anaknya. Banyak pilihan aktiviitas atau kegiatan dalam mengisi liburan sekolah di antaranya, pertama, belanja buku. Semasa liburan merupakan waktu tepat mengajak anak ke tokoh buku, atau memberi kepercayaan sepenuhnya kepada mereka. Kita hanya memberikan uang kepada mereka untuk berbelanja buku ke toko buku. Lebih menarik, perintahkan mereka ke toko buku yang ada di supermarket. Bagi mereka yang berkantong tipis cukup mengajak anak-anaknya melihat-lihat judul-judul buku, dengan menanmkan kecintaan kepada buku. Sekaligus mengajarkan betapa mahalnya ilmu itu. Banyak anak didik kita yang tidak menghargai buku. Terbukti buku-buku paket yang ada di sekolah nyaris menjadi lempar-lemparan, dibuat mainan, dirobek seakan buku tak ada nilainya.
Kedua, mengunjungi perpustakaan. Boleh sekali-kali kita mengajak mereka ke perpustakaan. Bagi mereka yang ada di perkotaan bisa ke perpustakaan daerah, atau perpustakaan wilayah. Bagi yang jauh, bisa mengunjungi perputakaan yang dikelola sekolah, masjid, mushollah, kelurahan, atau bahkan RT sekalipun. Bisa juga ke perpustakaan pribadi dengan bersilaturrahmi ke tokoh masyarakat yang mempunyai koleksi buku lebih. Tugas orang tua mengarahkan mereka agar mereka cinta membaca dan hobi berpetualangan mencari ilmu. Bagus bila orang tua memberi tema buku apa yang harus dicari dan dibaca.
Ketiga, Wisata Religi. Mengunjungi tempat yang memiliki nilai agamis seperti masjid-masjid tua dan bersejarah, makam para wali, pesantren, panti asuhan atau yang lain dapat memberi pengalaman, sesuatu yang berbeda bagi anak. Ini baik, sangat positif bagi mereka. Paling tidak mereka bisa mempelajari sejarah keislaman seperti sejarah para wali, masjid-masjid, atau pesantren. Tidak perlu pergi yang jauh-jauh. Cari yang terjangkau oleh kita, yang penting tujuan dan nilainya tercapai. Percuma wisata jauh semisal ziarah walisongo kalau kita tidak menanamkan nilai-nilai yang agamis, edukatif.
Keempat, study Banding. Ajak mereka mengunjungi sekolah lain baik yang setingkat atau di atasnya. Misal bagi mereka yang mempunyai anak kelas 6 SD/MI boleh kita ajak studi banding ke SMP/MTs atau mungkin pesantren. Hal seperti ini menjadi motivasi untuk belajar lebih semangat lagi.
Kelima, wisata Kuliner. Mengajak anak menjajaki makanan juga perlu. Memperkenalkan mereka makanan khas daerah, bagaimana cara membuat dan menyajikannya, atau sekedar membedakan berbagai makanan yang ada.
Keenam, rekreasi edukatif. Rekreasi merupakan pilihan yang banyak dinikmati oleh anak saat liburan sekolah. Tapi sebaiknya kita harus bisa mengarahkan ke tempat rekreasi yang bernilai edukatif misalnya ke kebun binatang, mengenal dan mempelajari berbagai jenis binatang. Laut juga bisa untuk mengenalkan. Mempelahari betapa besar kekuasaan Allah SWT. Hindari ke tempat yang membuat mereka lupa diri.
Ketuju, silaturahmi. Yang paling mudah dilakukan ialah mengajak anak bersilaturrahmi ke orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan kita, seperti keluarga, guru, kyai atau lainnya yang memiliki hubungan khusus dengan kita atau anak.