Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Ramadhan

16 Juni 2015   20:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi bulan Ramadhan apa yang harus dilakukan oleh kita umat Islam? Apa ada kewajiban kita menyambut Ramadahan?. Di nusantara, hampir semua daerah mengkspresikan kegembiraan saat datangnya bulan suci Ramadhan dengan berbagai kegiatan dan tradisi. Tradisi menyambut Ramadhan sudah ada sejak awal masuknya Islam di tanah air yang diprakarsai Walisongo. Misalnya masyarakat Semarang dan sekitarnya menyambut bulan suci ini dengan tradisi Dugderan yaitu menabuh bedug dan menyulut meriam di masjid-masjid. Sekarang tradisi Dugderan digelar dalam bentuk pawai besar mengelilingi kota. Ada lagi Padusan di daerah Klaten, Boyolali dan Salatiga. Yaitu upacara merendam diri di sumur, sumber air yang dianggap kramat dan memiliki nilai sejarah sebagai simbol mensucikan diri menjelang Ramadhan. Di Aceh muegang namanya, yakni tradisi menyembelih kambing atau kerbau dalam menyambut Ramadhan. Jalur pacuh di kabupaten Kuntan Singingi Riau, Balimau di Padang Sumatera Barat, Nyorog dalam masyarakat Betawi, Munggahan dalam masyrarakat Pasundan, masih banyak lagi di daerah lain dengan nama yang berebeda-beda. Semuanya merupakan tradisi yang dijaga turun temurun dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Khusus di dearah Cirebon dan sekitarnya menyambut Ramadhan masyarakat menggelar tradisi Drugdag atau Tabuh Bedug. Tradisi yang berpusat dan bermuara di Keraton Kesepuhan itu diselenggarakan setiap sore menjelang masuknya bulan Ramadhan. Tradisi tabuh bedug atau Drugdag sudah ada sejak ratusan tahun silam, saat Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam. Drugdag juga ditabuh ketika dini hari menjelang sahur selama bulan ramadhan, sebagai tanda masuknya waktu berpuasa. Tradisi Drugdag diawali dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh tokoh dan sesepuh agama. Di Kraton Kesepuhan tradisi Drugdag dilaksanakan di Langgar Agung Keraton. Upacara ini biasa dipimpin langsung oleh Sultan Kesepuhan.

Rasulullah SAW menyambut Ramadhan

Sekarang bagaimana dengan tuntuntunan Islam tentang menyambut bulan suci ini? Secara umum, Islam mengaggap sama semua bulan. Namun demikian, ada keisitimewaan yang dimiliki oleh masing-masing. Ramadhan disebut sebagai sayyidus syuhur yaitu pimpinannya bulan-bulan. Ramadhan juga disebut syahrul umati, bulannya umat Islam. Menyambut Ramadhan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadist beliau bersabda, “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani) Secara khusus Nabi Muhamad SAW pun pernah berpidato menyambut tibanya bulan Ramadhan. Berikut kutbah panjang Rasulullah SAW atas datangnya bulan suci Ramadhan, “

Wahai umat manusia, sesungguhnya bulan penuh berkah dan rahmah serta maghfirah telah datang pada kalian, bulan yang paling utama di sisi Allah. Hari-harinya adalah sebaik-baik hari, malamnya adalah sebaik-baik malam, jamnya adalah sebaik-baik jam. Bulan itu waktu di mana kalian diundang sebagai ahli kemulian Allah. Nafas kalian adalah tasbih, tidur kalian dihitung ibadah, amal kalian diterima, dan doa kalian pasti dikabulkan maka mohonlah kepada Allah, Tuhan kalian dengan niat yang jujur dan hati yang suci agar Dia menyukseskan kalian untuk puasa yang Dia wajibkan dan membaca kitab-Nya yang suci. Sesungguhnya orang yang sengsara adalah yang tidak mendapatkan ampunan Allah di bulan Ramadhan yang agung. Wahai umat manusia! Sesungguhnya pintu surga di buka pada bulan ini, maka mohonlah kepada-Nya agar tidak menutup pintu itu untuk kalian. Sesungguhnya pintu neraka ditutup, maka mohonlah pada-Nya agar tidak membuka pintu itu pada kalian. Dan sesungguhnya di bulan ini syetan terbelenggu, maka mohonlah pada-Nya agar tidak membiarkan syetan menguasai kalian.

Wahai manusia! Barang siapa dari kalian yang memberi makan pada orang mukmin yang berpuasa di bulan Ramadhan ini maka di sisi Allah itu seperti membebaskan budak, dan juga akan mendapatkan pengamounan dari semua dosanya yang telah lalu. Seorang berkata pada Rasulullah SAW, tidak semua orang mampu untuk itu, ya Rasulullah? Beliau menjawab, bertakwalah kepada Allah walau hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah memberi pahala kepada orang yang beramal kecil karena tidak bisa lebih dari itu.

Wahai umat manusia, barangsiapa dari kalian berbakti pada hamba-Nya di bulan ini, maka di hari kiamat nanti, dia akan sanggup melewati shirat sementara kaki-kaki yang lain tergelincir. Barangsiapa meringankan budaknyaa di bulan ini, Allah akan meringankan hisab atau perhitunganya di sisi-Nya. Barangsiapa menahan keburukan dirinya di bulan ini, Alllah akan menahan murka-Nya di hari pertemuan nanti. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya di hari pertemuan. Barangsiapa memutus hubungan silaturrahmi di bulan ini, Allah akan memutus rahmat-Nya di hari pertemuan. Dan barang siapa membaca satu ayat Al Quran di bulan ini, akan mendapat pahala seperti orang yang khatam mennyelesaikan bacaan Al Quran di bulan lain” (kitab Mafatih Jinan, halaman 216)

Hadist panjang di atas menggambarkan bagaimana keagungan dan keutamaan bulan suci Ramadhan di banding sebelas bulan lainnya. Karena keagungan dan keistimewaanya Rasulullah SAW mengajak kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan mempersiapkan diri, mengisinya dengan amal ibadah. Kita harus mempersiapkan diri agar tidak menjadi orang yang merugi, meninggalkan Ramadhan tanpa meraup berbagai hikmah, berkah dan maghfirah Allah SWT. Kita harus meraih peringkat taqwa sesuai tujuan berpuasa. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqarah: 183).

Malam Kementerian Agama Republik Indonesia telah menyelenggarakan sidang isbat dan menetapkan awal Ramadhan 1436 H jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2015. Dan selayaknya kita menyambut dengan gembira. Akhirnya SELAMAT DATANG RAMADHAN, SELAMAT BERPUASA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun