Mohon tunggu...
AMIRUDIN AMIRUDIN
AMIRUDIN AMIRUDIN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 Lambitu/CGP Angkatan 11/Kabupaten Bima

Blog ini dibuat sebagai sarana dokumentasi dan sharing informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan umumnya dan Pendidikan Guru Penggerak khususnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

24 Oktober 2024   10:40 Diperbarui: 24 Oktober 2024   10:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam jangka panjang, nilai-nilai yang kita anut dan prinsip-prinsip yang kita pegang akan membentuk reputasi dan integritas kita sebagai individu. Keputusan-keputusan yang kita ambil berdasarkan nilai-nilai tersebut akan mencerminkan siapa kita sebenarnya dan bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penting untuk secara konsisten melakukan refleksi diri terhadap nilai-nilai yang kita anut guna memastikan bahwa prinsip-prinsip yang kita pegang tetap sesuai dengan keyakinan yang kita yakini yang kenudian mewarnai dan mencerminkan keputusan yang kita ambil.

Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Menyadari dan memahami nilai-nilai tersebut menjadi kunci dalam memastikan bahwa prinsip-prinsip yang membimbing tindakan kita konsisten dengan keyakinan yang kita anut. Dengan demikian, kesesuaian antara nilai-nilai, prinsip, dan keputusan yang diambil akan memberikan landasan yang kokoh dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Pemahaman yang baik tentang coaching di antaranya tiga prinsip coaching (kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potens)i, serta implementasi kompetensi coaching (kehadiran penuh, mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot) dan kemampuan dalam memahami langkah demi langkah dalam  alur TIRTA pada praktik coching sehingga coachee dapat merumuskan sendiri solusi dari persoalan yang dihadapinya. Dengan kemampuan coaching tersebut akan sangat membantu seorang pemimpin untuk merumuskan langkah-langkah pengambilan keputusan yang terukur, tepat dan dapat dipertanggungjawabkan dan mengedepankan nilai-nilai kebajikan.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Peran seorang guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran kepada siswa, tetapi juga melibatkan kemampuan dalam mengelola aspek sosial-emosional. Kemampuan guru untuk memahami dan mengelola emosi, hubungan antar pribadi, serta konflik dalam lingkungan belajar sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, khususnya dalam menghadapi dilema etika. Pemahaman terhadap 4 paradigma dilema etika, tiga prinsip dan sembilan langkah dalam pengambilan keputusan  akan menuntun guru dalam mempertimbangkan dampak etis dari setiap keputusan yang diambil. Seorang guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola aspek sosial-emosional akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Tentu saja, mengelola aspek sosial-emosional dalam konteks pendidikan juga memiliki tantangan tersendiri. Setiap individu memiliki latar belakang, pengalaman, dan emosi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan kesabaran, ketelitian, dan kepekaan dalam menangani setiap situasi. Seorang guru perlu terus mengembangkan kemampuan interpersonal dan empati untuk dapat secara efektif mengelola dinamika yang ada dalam lingkungan belajar. Oleh karena itu, pengembangan kemampuan sosial-emosional tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memperkuat landasan etika dalam dunia pendidikan untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan bermartabat.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pendidikan tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga erat kaitannya dengan pengembangan karakter dan moral individu. Bagaimana seorang pendidik menangani masalah moral dan etika dalam konteks pendidikan mencerminkan nilai-nilai fundamental yang mereka emban. Melalui studi kasus yang fokus pada hal ini, kita dapat memahami bagaimana nilai-nilai seorang pendidik memengaruhi pendekatan mereka terhadap isu-isu moral dan etika dalam pembelajaran. Sejak zaman dahulu, pendidikan telah dianggap sebagai proses yang tidak hanya bertujuan untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga untuk membentuk karakter dan moral individu. Para filosof seperti Plato dan Aristotle menekankan pentingnya etika dalam pendidikan, memandangnya sebagai landasan yang kuat bagi perkembangan individu yang berbudaya dan bermoral. Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan tanggung jawab dipandang sebagai pondasi utama dalam proses pendidikan. Namun, dalam dunia modern yang kompleks dan beragam ini, nilai-nilai moral dan etika sering kali terpinggirkan dalam sistem pendidikan yang lebih memprioritaskan pencapaian akademis semata. Banyak kasus kecurangan, bullying, dan perilaku tidak etis lainnya terjadi di lingkungan pendidikan, menunjukkan perlunya kembali kepada nilai-nilai moral yang kuat. Seorang pendidik memiliki peran sentral dalam memperjuangkan nilai-nilai tersebut dan menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Jika seorang pendidik mampu menjadi teladan yang baik dalam menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, maka akan tercipta lingkungan pendidikan yang lebih bermartabat dan beretika. Hal ini tidak hanya memberikan kontribusi positif pada perkembangan individu, tetapi juga pada pembangunan sosial yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menjadikan nilai-nilai moral sebagai landasan utama dalam proses pendidikan, kita dapat memastikan bahwa setiap individu yang melewati sistem pendidikan tersebut tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter dan beretika. Dengan demikian, nilai-nilai seorang pendidik memiliki dampak yang mendalam tidak hanya dalam ruang kelas, tetapi juga dalam membentuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Keputusan yang diambil dengan cermat dan bijaksana memiliki dampak jangka panjang yang signifikan tidak hanya pada tingkat individu tetapi juga pada tingkat sosial dan lingkungan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana pengambilan keputusan yang tepat dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan.Dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan yang tepat memainkan peran krusial dalam membentuk lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Dengan mengikuti prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik, kita dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi diri sendiri dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, marilah kita berkomitmen untuk selalu mengambil keputusan dengan bijaksana demi menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun