Rasanya menyedihkan menyaksikan ISL, Kamis, 20 Februari, sore ini. Laga Persipura versus Persiba Balikpapan tak ubahnya seperti sinetron. Pertandingan yang disaksikan berjuta pasang mata telah memperlihatkan pada kita semua bahwa sepak bola kita sebenarnya belum berubah. Malah, kalau dibandingkan tahun lalu, rasanya musim ini jauh lebih parah.
Bagi yang menyaksikan laga Persipura-Persiba yang live di RCTI, semua tentu sepakat bahwa kualitas pertandingan itu mencerminkan kualitas liga sampah. Sama sekali tidak ada yang bisa dibanggakan. Sebaliknya sangat memalukan. Bagaimana mungkin pemukulan pemain di depan mata wasit hanya diganjar kartu kuning. Bagaimana mungkin seorang pemain berlabel timnas dengan sengaja menendang lawannya. Bagaimana dua pemain yang memukul dan melakukan pelanggaran di depan gawangnya tidak dikartumerah.
Dan puncaknya, penalti di menit akhir pertandingan sebagai "hadiah" tuan rumah. Bagaimana mungkin wasit yang berdiri hanya sekitar empat meter di depan pemain yang begitu menghindari handsball dengan sengaja merapatkan tangannya di badannya dinilai handsball.
Kalau tontonan liga seperti ini, mungkin ada baiknya PSSI mulai memikirkan untuk "menghentikan" siaran langsung ISL. Laga-laga sebaiknya siaran ulang saja. Jadi yang ditampilkan di TV itu betul-betul sudah terseleksi. Sebab ini juga buruk eveknya bagi warga, khususnya anak-anak. Tapi kalau ISL memang sudah berubah menjadi INDONESIA SILAT LEAGUE, silakan lanjut saja....memalukan!!
Makassar, Kamis, 20 Februari
(Menyaksikan sinetron sepak bola)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H