Model Sukses Berdasarkan Quran Surat Ibrahim (14): 24
Oleh: Amir Tengku Ramly
Kata sukses bukanlah hal yang asing lagi bagi manusia. Kata sukses setiap hari berseliweran dalam rapat-rapat bisnis, dalam aktifitas social, dalam bangku kuliah, kelompok-kelompok belajar, meja tulis, ruang ibadah, aula pelatihan, kolam renang, lapangan golf bahkan lorong-lorong dapur kata-kata ini menyeruak, mendikte manusia untuk terus memacu adrenalinya.. mengejar impian.
Sukses seperti apa yang telah membuat manusia bersibuk diri, mengorbankan banyak hal untuk mendapatkan keinginannya tersebut. Apakah Sukses dengan banyak materi harta kekayaan yang berlimpah, atau sukses yang dikenal banyak orang karena dermawan, atau karena penemuan-penemuan yang diperoleh manusia, atau lainnya?
Menjawab beribu pertanyaan tentang kesuksesan yang dicari manusia, mari kita belajar dari pengalaman Steve Job (2012) seorang tokoh bisnis dan penemu, pendiri pendamping, ketua, dan mantan CEO Apple Inc dalam last words nya:
'Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan..... Mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster yg mengerikan.... Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yg murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itu lah yang bisa memberiku kekuatan & terang'.
Membaca pernyataan Steve Job diatas 'mengejar kekayaan tanpa batas bagaikan monster yg mengerikan' terbayang sebuah situasi lain ditempat yang berbeda ada sekomunitas professional yang bekerja, terus bekerja, terus, terus tanpa merasa lelah tetapi melupakan ibadah.Â
Katanya ibadah nanti saja, tempatnya bukan disini (kantor). Ini tempat kerja, kalo mau ibadah disana di musholla atau ikut kegiatan social. Orang yang sudah disibuki kerja professional tidak ada waktu lagi untuk social dan sebaliknya orang yang sudah aktif kegiatan social sudah sulit untuk bekerja didunia professional, apalagi mengunjungi masjid... menjadi pekerjaan terberat dan terjauh dari seluruh perjalanan bisnis yang telah dilakukan.
Berkaca dari 2 kebutuhan sukses manusia yakni mendapatkan harta untuk kebutuhan hidup dan mendapatkan epos sebagai tabungan kebaikan dan cinta kasih sang penguasa manusia maka manusia membutuhkan sukses yang 'moderate', yaitu sukses yang membuatnya memiliki kecukupan harta dan kecukupan epos. Sukses yang pekerjaan atau profesi yang digeluti dan dikerjakan di dunia ini selain menghasilkan kecukupan hidup juga menjadi jalan pembuka kebaikan, menuju keridhaan Allah, menjadi hamba-hamba yang beruntung didunia dan akhirat.
Bagaimana sesungguhnya manusia bekerja, mengejar karir, membangun profesi terbaik yang diinginkan... yang effort nya selain mendapatkan kesuksesan duniawi juga memiliki nilai epos, sebagai nilai ibadah yang merupakan tabungan kesuksesan di yaumil akhir kelak. Pekerjaan atau profesi yang ideal adalah membuka pintu-pintu sukses dunia dan membangun jembatan menuju pintu-pintu surga pasca hidup didunia. Dalam Alquran surat Ibrahim (14) ayat 24, Allah memberikan solusi untuk hamba-hambanya yang menginginkannya. ""Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS 14:24)
Dalam kerangka pohon yang baik (banyak hadist menyebutkan pohon kurma) manusia dapat meniru cara pohon tersebut hidup dan bertumbuh. Kalau kita search di mbah Google, maka pohon yang baik diumpamakan seperti pohon bamboo china. Merekayasa sukses berdasarkan pohon yang baik, maka sukses harus ditopang oleh akar yang kuat, dibangun dengan batang/tiang sukses yang bertumbuh menjulang setinggi-tingginya dan memiliki buah kesuksesan yakni kemanfaatan bagi kehidupan itu sendiri.Â
Tiga kekuatan dari pohon yang baik ini, yakni akar, batang dan buah/daun dalam kerangka sukses berfungsi sebagai pusat orbit, titik orbit dan garis orbit kesuksesan. Tiga kekuatan ini dalam pengembangan SDM menuju kesuksesan manusia dapat dirumuskan sebagai model dalam mencapai sukses. Saya menyebutnya sebagai Pumping HR Model.
Kerangka Pumping HR Model terbentuk dalam 3 fondasi utama yaitu principle power yang merupakan akar (pusat orbit) sukses manusia, competence power yang berfungsi sebagai tiang (titik orbit) kesuskesan dan action power yang berfungsi sebagai buah/daun (garis orbit) kesuksesan manusia. Kerangka Pumping HR model bersumber dari pendekatan-pendekatan teori yang telah ada dan teruji secara ilmiah, yaitu:
 1. Menggunakan pendekatan Alquranulkarim tentang perumpamaan pohon yang baik yang terdiri dari akar, batang dan buah/daun.
 2. Bersandar pada prinsip-prinsip model milky way (tata surya) yang terdiri dari pusat orbit, titik orbit dan garis orbit.
 3. Bersandar pada teori Iceberg yang memperlihatkan 3 alam manusia, yaitu bawah sadar , prasadar dan alam sadar.
 4. Bersandar pada teori-teori modern tentang anugerah manusiawi, yaitu pancaindera, intuisi, dan hati.
 Secara lengkap kerangka, struktur, dan komponen konsep belajar Pumping HR Model adalah seperti terlihat pada Gambar berikut ini.
Pumping model menggunakan konsep modal manusia (human capital), dimana didalamnya memadukan potensi bakat, perilaku, personal ability, professional ability, kompetensi intangible dan kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan emosional (EQ), serta kecerdasan adversity (AQ). Pumping HR model sebagai konsep human capital menekankan pentingnya pengembangan unsur manusia melalui penguatan nilai-nilai (value) menjadi kekuatan keyakinan (belief system), proses kesadaran diri (self awareness processs) dan mengeksplor (memompa) potensi-potensi terbaiknya sebagai perilaku dan karakter menuju pada kesuksesan diri.
Pumping HR model mengandung aset-aset penting yang tidak tampak (intangible) yang sangat dibutuhkan individu dan organisasi, yaitu 3 prinsip (values system, self awareness process), 12 kompetensi (visi, leadership, manajemen, knowledge, motivasi, exercise (practice)) dan 5 langkah tindakan (aksi) untuk sukses (statement, personality change, self controlling, network collaboration, continuous improvement).Â
Wirawan (2000) mengatakan setidaknya ada 5 dimensi SDM dalam human capital, yaitu (1) fisik manusia (2) psikis manusia (3) sifat atau karakteristik manusia (4) Pengetahuan dan keterampilan manusia dan (5) pengalaman manusia. Hal tersebut menyangkut unsur tangible dan intangible. Michael Zwell (2000) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang, Yaitu: (1) keyakinan dan nilai-nilai, (2) keterampilan, (3) pengalaman, (4) karakteristik kepribadian, (5) motivasi, (6) isu emosional, (7) kemampuan intelektual dan (8) budaya organisasi. Sedangkan Wibowo (2014) membagi kompetensi dalam tiga tingkatan utama yaitu: "behavior tools, image attribute dan personal characteristic".
Secara garis besar konsep belajar Pumping HR Model merupakan konsep belajar yang memadukan kualitas individu dengan profesinya melalui 3 penguatan dasar yaitu (1) spiritualitas, (2) talenta dan (3) kompetensi. Pumping HR model merupakan model belajar pengembangan kualitas individu dan keprofesian yang berbasis pada kekuatan personality (talenta), personal competency dan professional competency seseorang. Pumping HR model merupakan pengembangan dari dua pendekatan konsep pengembangan SDM yang sering menjadi referensi perusahaan perusahaan multinasional dalam pengembangan karyawannya, yaitu CBHRM (Competency Based Human Resources Management) dan TBHRM (Talent Based Human Resources Management).
Pengaruh Pelatihan Pengembangan SDM Berbasis Pumping HR Model
 Berdasarkan konsep iceberg (2014) pelatihan pengembangan SDM berbasis pumping HR model menyentuh 3 hal utama dalam pelatihannya, yaitu (1) wilayah bawah sadar (unconscious) berupa sentuhan hati/jiwa, (2) wilayah pra-sadar (pre-conscious) berupa sentuhan otak/pikiran, dan (3) wilayah yang terlihat (conscious) berupa sentuhan fisik/pancaindera.Â
Implikasi model Iceberg pada manajemen training SDM adalah pelatihan pengembangan SDM dibedakan berdasarkan pada bagaimana nilai-nilai dan kompetensi itu bisa disampaikan dan menjadi nilai-nilai dan keyakinan serta perilaku baru bagi peserta training. Nilai-nilai berupa makna, Konsep diri, karakteristik pribadi dan motif merupakan hal yang tersembunyi dan karena itu akan menjadi lebih sulit untuk dikembangkan melalui program training yang biasa. Menurut Palan cara yang tepat dan hemat bagi organisasi untuk mendapatkan unsur-unsur tersebut adalah melalui proses seleksi perilaku dan karakter.
Hasil penelitian (2015) program pelatihan pengembangan SDM berbasis Pumping HR Model memberikan pengaruh yang besar pada tiga tujuan penting program pelatihan SDM, yaitu:
 1) Keyakinan peserta untuk mencapai sukses (principle power) melalui profesi atau jabatan mereka saat ini (82,9%).
 2) Penguatan kompetensi untuk mencapai sukses (competency power) melalui perilaku-perilaku yang baik sesuai dengan budaya kerja yang berlaku di organisasi tempat bekerja (80%)
 3) Dorongan untuk melakukan tindakan-tindakan sukses (action power) dalam pekerjaan dan hubungan sosial sehari-hari (78,9%).
Principle power (akar sukses) memberikan pengaruh bagi kesuksesan manusia dalam bekerja, karena dengan keyakinan maka hambatan-hambatan psikologis dalam bekerja dapat diatasi. Dengan keyakinan akan melahirkan paradigma yang positif dan visi yang jelas dalam bekerja. Principle power dapat ditanamkan melalui penguatan nilai-nilai (core values), keyakinan sukses dalam pekerjaan, optimalisasi talenta, penguatan kecerdasan spiritual (SQ) dan penguatan kecerdasan emosi (EQ) manusia.
Competency power (batang/tiang sukses) merupakan batang atau tiang-tiang untuk mencapai sukses. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa program pelatihan pengembangan SDM berbasis pumping model memberikan pengaruh terhadap penguatan competency power peserta hingga 80 persen. Competency power dapat diperoleh dari penguatan dan pengembangan kapasitas diri dan profesi melalui optimalisasi kerja otak, kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ).Â
Pumping model merumuskan ada 6 kompetensi dasar (core competency) yang harus dimiliki agar kapabilitas dan kemampuan (skill) dapat dikuatkan dan dikembangkan dengan baik, yaitu: (1) visi bekerja, (2) motivasi kerja, (3) kepemimpinan, (4) pengetahuan akan pekerjaan, (5) manajemen diri dan pekerjaan, (6) praktek (do) atau latihan (exercise) untuk mendapatkan pengalaman dalam bekerja. Untuk menjalankan 6 kompetensi utama diatas dibutuhkan 6 dukungan kompetensi lainnya (supporting competency), yaitu (1) mentalitas dalam bekerja, (2) moralitas, (3) spiritualitas, (4) optimalisasi fungsi sensing-intuiting, (5) optimalisasi fungsi sensing-feeling, dan (6) optimalisasi fungsi sensing-thinking.
Action power (buah sukses) merupakan kekuatan untuk melakukan tindakan atau aktifitas kerja sehingga membuahkan hasil dan prestasi. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa program pelatihan pengembangan SDM berbasis pumping model di IPB mendorong peserta untuk melakukan tindakan-tindakan sukses dalam pekerjaannya hingga 81,4 %. Action power dapat dilakukan melalui aktifitas pancaindera secara pro aktif, optimalisasi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan adversity (AQ) dengan memberdayakan pancaindera optimal dan mensinergiskan dengan kerja otak. Pumping HR model merumuskan 5 aksi dasar dalam mencapai kesuksesan, yaitu (1) membuat statement sukses, (2) melakukan personality change , (3) mempraktekkan self controlling , (4) menerapkan sinergic collaboration , dan (5) Perbaiki diri perbaiki ikhtiar perbaiki doa secara terus menerus (self Continuous Improvement).
Daftar Referensi
Alquranulkarim
 Armstrong, Michael. Armstrong Handbook of Human Resources Management Practice, 12 th Edition. London: Kogan Page, 2012.
 Wikipedia. Job, Steve. Google.com
 Berger, Lance A & Berger, Dorothy R. The Talent Management Handbook. New York: McGraw Hill, 2004.
 Ramly, AT. Pumping Power, Memompa Profesi Sukses Hidup lebih Bermakna. Jakarta:Pustaka Inti, 2008
 _____. Pumping Model, Model Sukses Berdasarkan 3 Kompetensi Dasar. Bogor: Pumping Publisher, 2006.
 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumberdaya Manusia; Teori, Aplikasi, dan Penelitian Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2009.
 Wibowo, Manajemen Kinerja, Edisi ke 4. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014.
 Wilderdom,"Topography of Mind: Freud's Iceberg Model for Unconscious, Pre-conscious, & Conscious",Wilderdom Online, http://www.wilderdom.com/personality/L8-3Topography MindIceberg.html (diakses 10 desember 2014).
 Zwell, Michael. Creating a culture of Competence. New York: John Wiley & Sons, Inc, 2000.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H