Ramadhan 2019 kini tinggal dalam kenangan. Ada rasa sesal dan kesedihan mendalam karena tak benar-benar memanfaatkannya dengan semaksimalnya kebaikan dan kebajikan. Justru saya yang tak kuasa menghindarkan diri dari banyaknya perbuatan dosa dan beragamnya kesalahan. Â
Tetapi kemuliaan Ramadhan akan berdampak kebaikan bagi orang-orang yang pernah bersuka cita dalam menyambutnya. Terlebih khusus pada orang-orang yang melaksanakan kebaikan karena penghormatan dan kecintaan pada Ramadhan. Meskipun hanya perbuatan yang terlihat tak berarti dan tak bernilai, tak berharga.
Salah satu kebaikan yang merupakan warisan dari bulan Ramadhan adalah adanya kebiasaan yang baik dalam kehidupan. Dalam jangka waktu sebulan lamanya kebiasaan baik tersebut dilakukan meskipun tak setiap hari, tak sering, hanya kadang-kadang. Tapi keberkahan Ramadhan akan membuatnya berkesan dan tak lekang digerus jaman.
Bangun Tidur Lebih Dini
Hari pertama dan kedua bulan Syawal setelah kepergian Ramadhan, masih sering terbangun dari tidur sekitar jam tiga dini hari. Ini salah satu yang tak terlupakan dari Ramadhan. Bangun dan tak bisa tidur lagi, karena sebelumnya harus melawan kantuk untuk mempersiapkan makan sahur yang ganjarannya penuh keberkahan. Meski awalnya lebih karena takut kehausan dan kelaparan karena seharian tak boleh minum dan makan.
Disela-sela waktu itu, juga melakukan aktivitas lainnya, agar tak bosan ataupun kembali mengantuk. Kadang sedikit sholat malam dan mengaji, tapi sepertinya lebih banyak larut dalam keriuhan medsos melalui layar ponsel. Ketika ada ide atau inspirasi, maka tak segan membuka kompasiana untuk menuangkan tulisan, meskipun tak langsung jadi dan tayang. Tapi yang pasti, selalu ditemani kata-kata mutiara nan sejuh dan ilmu yang berharga dari Profesor Habib Muhammad Quraish Shihab. Manusia keturunan Nabi yang sebenarnya ulama, berilmu luar biasa dan berakhlakul karimah. Â Â
Sholat Lebih Rajin
Sholat menjadi rajin dari biasanya meskipun tak tentu nilai pahalanya. Lebih sering tepat waktu, lebih sering berjamaah, lebih rajin ke masjid. Pun tak hanya yang wajib, ada beberapa jenis sholat lainnya. Meskipun lebih banyak yang seolah hanya aktivitas fisik saja, sangat jauh dari kekhusukan. Meskipun begitu, tetap saja berharap diterima dan diberi ganjaran pahala yang berlimpah. Siapa tahu rejekinya. Wallhu a'lam. Apakah di luar Ramadhan masih akan tetap bertahan sholat-sholatnya? Semoga saja.
Menahan Kerakusan pada Makanan dan Minuman
Berpuasa sebulan lamanya otomatis sangat berdampak pada berkurangnya kebebasan untuk makan dan minum setiap hari. Jika sebelumnya bisa makan kapan saja di waktu yang diinginkan meskipun sedang tidak lapar, namun saat Ramadhan menjadi menahan diri. Keinginan (kerakusan) terhadap makanan/minuman pun menjadi jauh berkurang.
Meskipun saat berbuka puasa tetap bisa melakukan balas dendam makan dan minum sebanyak-banyaknya, namun tetap saja ada penurunan yang jauh dibanding hari-hari biasanya. Akibatnya berat badan relatif turun dan tubuh menjadi lebih sehat karena berkurang jauh makanan sembarangan yang masuk ke tubuh.Â
Jika kebiasaan menahan diri dari makanan dan minuman sepuasnya bisa terus dilaksanakan setiap hari maka akan membuat tubuh lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Apalagi jika ditambah dengan melakukan puasa sunnah meskipun hanya sekali-sekali.
Berusaha Sabar dan Mengendalikan Emosi
Efek berpuasa dan suasana dimana banyak orang yang berpuasa, membuat pengendalian emosi menjadi lebih baik. Setiap ucapan relatif dipikirkan terlebih dahulu. Apakah akan merusak pahala puasa saat dilontarkan? Misalnya menyakiti atau merugikan orang lain karena adanya caci-maki, menghina, merendahkan bahkan fitnah dan hoaks.
Pun jika emosi mulai meningkat, maka akan segera berusaha mengendalikan diri dengan mengingatkan diri sendiri dan juga orang lain bahwa pahala puasa akan hilang jika sampai marah-marah apalagi anarki. Semoga usaha pengendalian emosi selama Ramadhan tetap terpatri dalam hati dan terbawa setiap harinya.
Semangat Berderma
Berpuasa adalah juga tindakan untuk merasakan sedikit kehidupan menderita dari orang-orang yang tidak berpunya lagi papa. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk membeli makanan meskipun yang sederhana hingga seadanya. Bila yang berpuasa hanya merasakan kelaparan seharian saja dan di malam hari bisa makan minum sepuasnya, maka para fakir miskin sangat mungkin tetap merasakan lapar dalam tidurnya.
Dengan berpuasa diharapkan akan menumbuhkan kesadaran dan empati sehingga tergerak untuk aktif membantu para fakir miskin. Dengan memberikan bantuan yang dibutuhkan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pokok dan juga mendukung upaya kemandirian untuk keluar dari kemiskinan. Minimal jika tidak bisa membantu, maka tidak lagi memandang rendah, menghina apalagi berlaku semena-mena pada orang lain yang dinilai lemah kemampuan ekonominya.
Semoga kesadaran dan empati tersebut terus berkembang atau minimal bertahan meskipun di luar bulan Ramadhan. Â
Toleransi pada PerbedaanÂ
Meskipun adalah ibadah wajib yang sudah ditentukan waktunya dan diketahui secara luas oleh publik, tetap saja prinsip ibadah puasa adalah ibadah yang rahasia. Hanya Tuhan dan pelakunya yang tahu. Karenana hanya Tuhan yang tahu persis pahala atau kebaikan apa yang akan diberikan kepada orang-orang yang berpuasa.
Karena itu, orang yang berpuasa tidak akan ada masalah jika orang-orang di sekitar tidak berpuasa ataupun makan dan minum dengan sebebas-bebasnya. Hal tersebut justru sangat membantu menyamarkan ibadah puasa yang sedang dilaksanakan. Upaya untuk melatih diri dalam mengendalikan keinginan dan menahan nafsu/emosi pun mendapatkan ujian yang menantang. Makin besar godaannya, maka insya allah akan makin besar ganjaran yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dengan demikian, orang-orang yang berpuasa akan lebih konsentrasi dengan ibadah yang dilakukannya daripada mengamati perbuatan/ibadah orang lain. Hal ini juga melatih untuk mawas diri terhadap perbedaan dalam kehidupan. Perbedaan tak perlu dibesar-besarkan, juga tak perlu melihat keburukan yang ada pada orang lain. Lebih baik berusaha instropeksi untuk menjadi pribadi yang baik, tidak merugikan orang lain dan syukur-syukur jika bisa bermanfaat menjadi manusia rahmatan lil alamin. Â
---
Itulah beberapa warisan Ramadhan yang masih terasa kental di hari kedua lebaran saat ini. Semoga warisan kebaikan Ramadhan bisa terus dijaga sepanjang hari, sepanjang hayat kehidupan. Lebih baik lagi jika warisan Ramadhan tersebut bisa berkembang dan maju pesat layaknya investasi kebaikan di ladang kehidupan yang penuh kasih sayang dan kedamaian. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H