Waktu menunjukkan pukul 17.15 waktu Kota Raha di Pulau Muna. Saya menyusuri jalanan menuju Masjid Al-Munajat yang terletak di pinggir laut, tak jauh dari Pelabuhan Utama. Masjid yang merupakan ikon Kota Raha dan Pulau Muna ini sangat mencolok dari kejauhan karena warna kuning keemasannya yang memancar dan berpendar saat terpapar sinar.
Outfit yang unik untuk bermain bola (dokpri)
Di halaman masjid tampak anak-anak bermain bola dengan riangnya. Laki-laki dan wanita bermain bersama, meskipun pakaian yang dikenakan bukanlah pakaian olah raga. Bocah laki-laki mengenakan celana bahan dengan baju koko, sedangkan bocah perempuan mengenakan baju panjang dan jilbab. Mereka sedang ngabuburit menunggu waktu berbuka.
Para pemancing dengan outfit sangat santai (dokpri)
Masjid dikelilingi oleh danau yang langsung terhubung ke laut. Tampak cukup banyak para pria dan anak-anak yang sedang asyik memancing. Mereka bertepuk tangan dan berteriak ketika ada yang berhasil mendapatkan ikan.Â
Sepertinya banyak ikan-ikan yang hidup di dalam danau. Mungkin ikan-ikan dari lautan yang mencari suasana berbeda yang berenang masuk ke dalam perairan danau. Â
Bersih-bersih masjid sambil tak lupa bercanda (dokpri)
Saya beranjak ke dalam masjid melalui serambi kiri. Baru saja tiba di depan pintu, tampak nyata berbagai kegiatan sedang berlangsung. Yang pertama saya jumpai adalah anak-anak dan remaja, sedang bekerja sama membersihkan masjid.Â
Mereka ada yang berpakaian muslim/muslimah dan ada juga yang mengenakan mukena. Sungguh terpujilah kegiatan mereka yang sangat bermanfaat sambil menunggu waktu berbuka.
Anak-anak dengan outfit kasual sedang asyik bermain (dokpri)
Di tengah masjid, tampak anak-anak yang lebih kecil sedang bermain-main di dinding pembatas antara shaf laki-laki dan wanita. Sebentar menaikinya, lalu secepat kemudian melompat lalu berlarian di atas karpet yang empuk sehingga tak sakit bila terjatuh. Mereka tertawa-tawa riang gembira mereguk kebahagiaan masa kanak-kanak di bulan Ramadhan.
Mempersiapkan buka puasa bersama (dokpri).
Di sisi pojok masjid tampak ada lagi kesibukan lainnya. Seorang remaja putri sedang khusuk menyiapkan formasi untuk tempat berbuka puasa. Di atas terpal sudah dibariskan air minum kemasan dalam jarak yang sepadan macam tentara yang berbaris rapi saat apel pagi siaga.Â
Aneka kue masih terkumpul di sudut, menunggu giliran dijemput untuk dijodohkan dengan air minum untuk berbuka puasa.
Acara Utama: Bukber (dokpri).
Tak berapa lama, waktu magrib pun tiba. Di Pulau Muna ada yang berbeda sebagai tanda berbuka. Bukan suara bedug juga bukan suara azan dari muazin yang baru minum seteguk. Penanda waktu berbuka adalah dibunyikannya sirene layaknya sedang ada serangan udara. "Nguing.........." Begitulah kurang lebih bunyinya yang panjang hingga beberapa menitan.
Semua bergegas membatalkan puasa untuk mendapatkan keberkahannya. Doa-doa dipanjatkan baik dalam hati maupun dijaharkan. Para shiyamum berbuka puasa dengan hati berbunga-bunga karena yakin mendapatkan pahala.Â
Lihat Kurma Selengkapnya