Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kehadiran Lembaga Amal dalam Demonstrasi

24 Mei 2019   06:10 Diperbarui: 24 Mei 2019   14:47 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana jika Tim Medis tersebut adalah berasal dari Lembaga Amal, Yayasan atau LSM yang seharusnya netral? Jika demikian, maka Tim Medis harus menanggalkan atribut-atribut terkait lembaganya. Gunakan atribut yang menunjukkan posisi sebagai tim medis tanpa membawa embel-embel organisasi A atau Yayasan X atau Lembaga Amal Q.

Demonstrasi adalah kegiatan yang terencana. Seharusnya Tim Medis juga bisa direncanakan untuk menunjukkan kenetralannya. Termasuk bisa mengusahakan agar Tim Medis siaga di kedua belah pihak atau berada di posisi yang bisa menolong semua pihak. Ingat, bahwa demonstrasi bukanlah perang! Semuanya adalah warga negara Indonesia yang seharusnya menjaga kedamaian Indonesia.

Khusus Tim Medis yang berasal dari lembaga amal (misalnya Lembaga pengumpul Zakat, Infak, Sedekah dan Lembaga Pengumpul Donasi lainnya) yang mengharapkan partisipasi dan donasi dari masyarakat luas, maka sudah seharusnya secara seksama berusaha menjaga perasaan dan persepsi masyarakat luas. Jangan sampai seolah menunjukkan dirinya mendukung pihak yang melakukan demonstrasi. 

Tentu para donator atau penyumbangnya yang berasal dari banyak kalangan ada yang tidak berkenan atau tidak sepaham dengan suatu demonstrasi.

Selain itu, Tim Medis juga harus memahami dan menghormati tugas dan wewenang yang dimiliki pihak yang menjaga keamanan dan ketertiban seperti Polisi, TNI ataupun Satpol PP. Jangan sampai Tim Medis seolah menghalangi pihak berwenang dalam menjalankan tugasnya. Pihak berwenang pun juga dibekali pengetahuan medis darurat dalam melakukan tugas-tugas pengamanan ataupun penegakan hukum.

Dan yang terpenting, pengelola suatu lembaga amal sudah seharusnya juga bersikap netral. Meskipun memiliki kesukaan pada partai atau pilihan politik tertentu, jangan sampai menunjukkan secara vulgar kepada publik, apalagi memberikan dukungan secara militan. 

Pengelola lembaga amal harus paham bahwa donaturnya berasal dari masyarakat secara luas yang beraneka ragam seperti etnis, pilihan politik, pilihan presiden hingga agama yang berbeda-beda.

Toh tidak ada lembaga amal yang mengkhususkan diri hanya menerima sumbangan atau donasi dari pendukung partai tertentu, pendukung capres tertentu, atau dari umat tertentu saja. Lembaga amal seharusnya terbuka untuk semua perbedaan bahkan seharusnya berusaha menyatukan semua perbedaan dalam satu tindakan universal yaitu meninggikan kemanusiaan. 

Jangan sampai terjadi ada (pengelola) Lembaga Amal atau Kegiatan Amal yang justru mendukung kegiatan yang bertentangan dengan kemanusiaan. Misalnya mendukung atau terlibat dalam sebuah pemberontakan di suatu daerah/negara ataupun mendukung atau terlibat dalam kegiatan intoleran dan radikal, hingga mendeligitimasi pemerintah di negaranya sendiri. 

Hal tersebut dapat mencederai atau menurunkan kepercayaan masyarakat pada lembaga amal lainnya yang benar-benar tulus dan netral dari dan untuk semua umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun