Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Membeli Pisang Ijo, Takjil Favorit di Pulau Muna

12 Mei 2019   08:38 Diperbarui: 12 Mei 2019   08:57 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemana pun jalanan yang ditempuh saat ngabuburit di sore hari di Pulau Muna, pasti selalu bertemu dengan penjual pisang ijo. Dari mulai rumah makan yang relatif mahal, warung makan yang relatif murah, hingga penjual dadakan dengan outlet seadanya di depan rumah ataupun di pinggir jalan. Akhirnya saya terpengaruh juga ingin mencoba makanan khas masyarakat Sulawesi tersebut.

Sekitar jam 4 sore, saya sudah menuju ke tempat penjual pisang ijo. Memang sengaja datang lebih awal agar tidak kehabisan. Makin mendekati waktu magrib, maka biasanya stok sudah habis terjual. Maklumlah, nama juga makanan favorit semua orang di Pulau Muna.

Penjual yang saya datangi bisa dikatakan sebagai penjual takjil dadakan. Hanya menjual pisang ijo dan aneka kue dan roti pada saat bulan puasa saja. Selain ramadhan tidak lagi menjual kue-kue dan pisang ijo untuk berbuka puasa. 

Lokasinya berada di pinggir jalan utama di Kota Raha. Pantas saja banyak pembelinya dan cepat habil pisang ijo yang dijualnya. Selain pisang ijo, juga tersedia panada (sejenis kue pastel), roti isi kacang, dan aneka gorengan. Semua menu disajikan dalam etalase kaca yang diletakkan dipinggir jalan sehingga mudah dilihat oleh orang-orang yang lewat.

Saya membawa wadah khusus untuk tempat pisang ijo. Hal ini sebagai bentuk partisipasi mengurangi penggunaan plastik pembungkus. Apalagi dikhawatirkan sampah plastik akan mencemari lingkungan khususnya lautan di sekitar Pulau Muna yang akan mengganggu dan merusak  biota di laut. 

Setiap berenang di laut, saya selalu menemukan banyak sampah plastik yang menutupi terumbu karang sehingga tidak bisa tumbuh dan ikan-ikan pun kehilangan tempat tinggal dan tempat mencari makan.  

Ada yang berbeda dengan pisang ijo yang saya beli kali ini. Tidak seperti biasanya yang pernah dan biasa dinikmati di Makassar, Jakarta dan tempat-tempat lainnya. Pisang ijo kali ini terdapat tambahan berupa taburan yang berasal dari kacang tanah yang dihancurkan.

Pisang ijo yang dijual harganya Rp5.000,- per porsinya. Sangat murah untuk sebuah pisang ijo dengan ukuran yang besar. Dan ibu penjual berbaik hati memberikan saya banyak kuah atau saus atau bubur gandum pelengkap hidangan pisang ijo. Mungkin karena saya membawa tempat sendiri yang cukup besar sehingga tak perlu repot lagi menggunakan kantong plastik yang merepotkan dan tentu saja memerlukan biaya operasional tambahan bagi si penjual.    

Saat tiba berbuka puasa, waktunya menikmati pisang ijo. Kuahnya begitu lembut, pisang dan kulitnya juga begitu sempurna melelah di mulut. Taburan serpihan kacang tanah memberikan sensari gurih yang berpadu dengan rasa manis, asin dan harum daun pandan.

Ah, saya jadi punya ide untuk memberi tambahan baru kedalam piring pisang ijo. Bila serpihan kacang tanah saja memberi kenikmatan tambahan, tentu saja akan makin enak jika ditambahkan dengan kacang mete yang merupakan produk khas UMKM di Pulau Muna. Dan apa yang saya duga benar adanya. Tekstur kacang mete makin memperkaya rasa gurih pisang ijo. Sungguh nikmatnya bukan kepalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun