Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jumat Agung dan Jumat Mubarak

19 April 2019   09:01 Diperbarui: 19 April 2019   13:39 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Jumat tanggal 19 April 2019 adalah hari yang begitu indah dan syahdu. Apakah semua negara di dunia mengalaminya? Entahlah! Yang jelas rakyat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan hidup dalam harmoni Bhinneka Tunggal Ika, patut mensyukurinya.

Hari Jumat ini, bertepatan dengan kesamaan waktu perayaan kegiatan ritual dua agama yang yang berbeda, yaitu Islam dan Kristiani. Umat Islam seperti biasa setiap hari Jumat melaksanakan ritual mendengarkan khutbah dilanjutkan dengan sholat Jumat. Dan umat Kristiani di hari yang sama sedang melaksanakan ritual Jumat Agung sebagai bagian dalam rangka merayakan Hari Paskah.

Perayaan hari besar keagamaan ataupun ritual keagamaan dalam waktu yang hampir bersamaan bahkan dalam hari yang sama, kerap kali terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun demikian, tidak terjadi konflik ataupun saling bersaing, apalagi mengganggu satu sama lainnya. 

Semua umat beragama tetap bebas menjalankan ajaran agamanya masing-masing. Seperti hari ini, umat Islam menjalankan ibadahnya ke masjid dan umat Kristiani menjalankan ibadahnya ke gereja.

Di NKRI, perbedaan agama bukanlah alasan untuk bertikai. Justru hal tersebut menjadi pelajaran bersama untuk bersikap dewasa dan berusaha mengamalkan ajaran luhur dalam agama masing-masing yaitu toleransi dan persaudaraan sesama umat manusia. Bahkan sudah lumrah jika terdapat rumah ibadah agama yang berbeda namun letaknya berdekatan, berhadapan bahkan bersisian. 

Bahkan saat perayaan hari besar agama, umat yang beragama lain tak segan turut membantu untuk memudahkan dan melancarkan hingga menjaga keamanannya.

Contoh mudahnya adalah adanya Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang saling bertetangga dekat, hanya berjarak sepenyeberangan jalan. Jika umat Islam yang beribadah di Masjid Istiqlal kekurangan tempat parkir, maka pihak Gereja Katedral mempersilahkan parkir di lingkungan gereja. Demikian juga jika umat Kristiani yang beribadah di Gereja Katedral kekurangan tempat parkir, maka dipersilahkan parkir di lingkungan masjid Istiqlal.  

Di daerah lain pun demikian, mayoritas agama tertentu bukan berarti mempersulit minoritas agama lainnya. Mayoritas dan minoritas hanyalah jumlah saja, namun hakekatnya tetap bersaudara, saling menghormati, saling bantu, saling memudahkan bahkan saling menyelamatkan dalam kesadaran sebagai bangsa, negara dan tanah air yang sama yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di Manado yang mayoritas Kristen, umat Islam tetap bebas beribadah. Di Bali yang mayoritas Hindu, umat Islam tetap bebas beribadah. Di Papua yang mayoritas Kristen, umat Islam tetap bebas beribadah. Bahkan pengalaman saya pernah menjadi minoritas Islam di daerah mayoritas Kristen, sangat sering teman-teman Kristen mengingatkan saya untuk sholat tepat waktu saat mereka mendengar adzan berkumandang.

Demikian juga daerah-daerah lainnya yang mayoritas Islam, umat beragama lainnya tetap bebas menjalankan ibadahnya. Umat Kristiani, Hindu, Budha, Konghucu dan lainnya, tetap bisa menjalankan ibadahnya masing-masing.

Memang tak bisa dipungkiri masih ada tindakan intoleransi dan pembatasan kegiatan agama lain di beberapa daerah di Indonesia. Kita harapkan para pihak yang berwenang, utamanya penegak hukum dapat menjalankan tugasnya dengan baik mengatasi segala bentuk intoleransi dan diskriminasi agama. Hal tersebut bisa dikatakan sebagai penyakit yang bisa menular. 

Dibutuhkan peran semua pihak, dari semua umat beragama agar penyakit tersebut bisa disembuhkan, dihilangkan dan memberi imunitas khususnya pada generasi muda di Indonesia.

Meskipun masih banyak kekurangan dan hambatan untuk menghilangkan intoleransi dan diskriminasi agama di Indonesia, namun secara umum Indonesia masih lah negara yang kondusif dan subur untuk semua agama.

 Mari bersama-sama kita jaga Indonesia agar tetap aman dan penuh kedamaian. Agar rakyat Indonesia bisa nyaman dalam menjalani kehidupan untuk menuju kesejahteraan dan kebahagiaan. Agar Pemerintah Indonesia bisa fokus dan konsentrasi membangun dan melayani seluruh rakyat untuk mewujudkan amanat UUD 1945 yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun