Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengenal Aktuaria dan Profesi Aktuaris

18 Maret 2019   15:11 Diperbarui: 18 Maret 2019   16:37 2279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari youthmanual.com

Dalam Debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang baru lalu, mengemuka suatu istilah yaitu AKTUARIA. Apakah Aktuaria itu? Mengapa sampai ada yang merasa harus mendatangkannya dari Hongkong?

Aktuaria yaitu jenis pengetahuan tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang atau kurun waktu tertentu. Seseorang yang mempelajari aktuaria berarti harus menguasai beberapa ilmu seperti matematika, statistika, keuangan, akuntansi hingga pemrograman komputer. Mereka yang bekerja di bidang aktuaria disebut sebagai aktuaris.

Profesi aktuaris sepertinya belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia layaknya profesi lain seperti dokter, pengacara, PNS, polisi, tentara, guru, dosen dan yang lainnya. Jika anak-anak atau generasi muda yang masih sekolah ditanyakan mengenai cita-citanya, hampir dipastikan tidak ada yang menyatakan dirinya ingin menjadi aktuaris.

Aktuaris banyak dibutuhkan khususnya di bidang asuransi. Namun demikian aktuaris juga bisa dan banyak berkiprah dalam pengelolaan dana pensiun, keuangan, perbankan, instansi pemerintah, dan pendidikan. Di zaman sekarang ini, aktuaris pun dibutuhkan oleh perusahaan startup yang online-online itu.

Profesi aktuaris di Indonesia mengikuti peraturan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan. Pengawasan terkait pelaksanaan profesi aktuaris dalam menjalankan pekerjaannya dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Peraturan pemerintah mengharuskan setiap perusahaan asuransi harus memiliki minimal satu profesi aktuaris. Namun pada kenyataannya ada yang memiliki beberapa aktuaris, sementara yang lainnya belum mendapatkan aktuaris yang dibutuhkan.

Gambar diambil dari youthmanual.com
Gambar diambil dari youthmanual.com
Dengan demikian bisa dikatakan profesi aktuaris masih memberikan banyak peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Aktuaris bisa menjadi salah satu pilihan profesi generasi millenial khususnya yang masih menempuh pendidikan dan masih mencari-cari pekerjaan atau profesi idaman di masa depan. 

Bagaimana dengan penghasilan profesi aktuaris? Penghasilan dari profesi aktuaris sangat menarik karena secara umum relatif lebih besar dibanding profesi lainnya dalam industri keuangan, meskipun baru pertama kali bekerja. 

Untuk menjadi seorang aktuaris harus lulus ujian kompetensi. Saat ini ujian kompetensi aktuaris dilakukan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) yang merupakan organisasi profesi aktuaris. Sebelumnya harus memiliki basis pendidikan dari jurusan akuntansi, matematika, statistik ataupun jurusan aktuaria. Beberapa perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta juga telah memiliki jurusan khusus aktuaria.

Pertanyaannya, perlukah mendatangkan aktuaris dari luar negeri seperti dari Hongkong? Jawabannya tergantung kebutuhan dan peraturan terkait. Walaupun diperbolehkan mempekerjakan aktuaris asing, tentu saja harus memenuhi persyaratan legal dan formal yang ditetapkan pemerintah. Tentu saja akan lebih baik lagi jika kebutuhan terhadap aktuaris dapat dipenuhi oleh Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sendiri. Dan jika perlu, aktuaris asal Indonesia yang justru banyak berkiprah di luar negeri. 

Saat ini OJK memiliki program untuk makin memperbanyak profesi aktuaris. Diharapkan pada tahun 2020 Indonesia sudah memiliki 1.000 orang aktuaris. Untuk mewujudkannya, OJK bekerja sama dengan berbagai pihak misalnya dengan lembaga pendidikan dan lembaga asing agar makin banyak yang tertarik menjadi aktuaris.

Bagaimana Generasi Millenials? Apakah Tertarik? Jika tertarik, maka persiapkan diri sebaik-baiknya. Tetap optimis, semangat belajar, selalu berusaha dan berdoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun