Kesadaran dan pemikiran yang demikian membuat saya tidak tergiur untuk mencoba-coba narkoba, meskipun terbuka kesempatan yang sangat luas dan mendengar cerita kesenangan yang menggiurkan dari penggunanya.Â
Saya mempunya cita-cita yang harus dikejar. Setidaknya saya harus bisa keluar dari lingkaran kemiskinan untuk bisa hidup mandiri yang sejahtera.Â
Sekolah atau pendidikan adalah jalan keluar saya. Dan saya telah melihat secara langsung bahkan dari dekat bagaimana pengguna narkoba tidak bisa berkonsentrasi untuk belajar dengan baik. Â
Meskipun saya menolak menggunakan narkoba yang ditawarkan dan diberikan Carlos, namun pertemanan kami tetap berjalan seperti biasanya. Ada keuntungan tersendiri berteman dengan Carlos yang memiliki pergaulan hingga ke berbagai tempat yang terkenal sebagai daerah hitam, seram bahkan berbahaya di Jakarta.Â
Karena bila mendapatkan gangguan dari orang-orang garang saat berada di tempat-tempat tersebut, saya tinggal memberitahukan bahwa Carlos adalah teman saya. Para pengganggu pun akhirnya minta maaf dan tidak pernah mengganggu lagi.
Bagaimanapun juga, pada awalnya menggunakan Narkoba adalah keputusan sadar dari manusia itu sendiri. Akhirnya lambat laun menjadi kecanduan dan sangat membutuhkan narkoba dalam kehidupannya.Â
Mari  kedepankan Akal Sehat untuk mengatakan TIDAK pada tawaran menggunakan narkoba, meskipun dari teman dekat ataupun teman gaul, walaupun gratis tak perlu keluar uang.  Narkoba pasti akan membuat hidup suram dan cepat atau lambat akan berhadapan dengan hukum.Â
Ayo katakan tidak pada narkoba! Mari jauhi Narkoba demi masa depan yang sehat dan cerah. Salam Positif. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H