Di Media sosial, setiap orang bebas berpendapat. Sayangnya fasilitas dan kesempatan tersebut seringkali digunakan dengan tidak bijak. Bebas berpendapat diartikan bebas semaunya.
Banyak yang bebas berpendapat namun tidak menguasai ilmunya dan ataupun tanpa data pendukung yang bisa dipertanggungjawabkan. Juga tidak sedikit yang berpendapat hanya menggunakan data yang menguntungkan saja. Dan yang lebih parah adalah menggunakan informasi atau data hoax demi menyerang pihak lain. Â Â
Jika pelakunya adalah orang-orang awam, mungkin relatif masih bisa dimaklumi. Namun sangat disayangkan jika yang bersikap demikian justru adalah orang-orang yang berpendidikan tinggi. Ada yang berpendidikan sarjana (S1), pasca sarjana (S2) dengan gelar mentereng master, hingga pendidikan tertinggi Strata 3 (S3) dengan gelar Doktor.
Salah satunya tatkala sedang heboh pendapat seorang tokoh berpendidikan tinggi yang meragukan bahkan tidak percaya terhadap kinerja pembangunan insfrastruktur jalan di Indonesia yang telah dicapai saat ini. Apalagi dengan membandingkan kilometer jalanan yang telah dibangun dengan diameter bumi. Suatu perbandingan yang sangat tidak layak dan tidak masuk akal.
Hal ini membuat masyarakat secara beramai-ramai menggunakan media sosialnya masing-masing untuk menunjukkan keberhasilan pembangunan jalan di daerahnya masing-masing. Jalan yang menjadi kebanggaan karena sudah diharapkan sejak lama agar memudahkan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Mereka melakukan hal tersebut antara lain sebagai bentuk rasa syukurnya dengan adanya pembangunan insfrastruktur jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H