Apa yang Anda bayangkan saat mendengar kata infrastruktur? Bagi saya, yang cepat terbayang biasanya adalah jalanan non-tol maupun tol, jembatan, pelabuhan, bandara, irigasi, dan sejenisnya yang merupakan proyek-proyek fisik pada umumnya.
Maka dari itu, tak heran jika ada saja orang atau kalangan yang menganggap pembahasan terkait unicorn dalam debat yang salah satu temanya adalah insfrastruktur, sebagai materi di luar konteks bahkan ada yang menyatakannya sebagai jebakan.
Padahal di zaman milenial saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang dan maju pesat khususnya di sektor informasi dan komunikasi. Tentu saja ada banyak hal baru yang muncul, termasuk munculnya istilah-istilah baru ataupun perluasan maksud dari istilah-istilah lama.
Mau tak mau, hal ini menuntut kita semua untuk mau bahkan wajib meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, minimal menambah dan memperluas wawasan.
Dalam era Revolusi Industri 4.0 saat ini, muncul sektor ekonomi digital yang melengkapi sektor ekonomi konvensional (non-digital) yang telah ada sebelumnya. Ekonomi digital banyak diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang menggunakan teknologi digital di mana transaksi dilaksanakan melalui internet.
Layaknya kegiatan dalam ekonomi pada umumnya yang sangat membutuhkan insfrastruktur untuk tumbuh, berkembang dan maju, demikian juga halnya ekonomi digital memerlukan infrastruktur untuk tumbuh, berkembang dan maju.
Secara umum, infrastruktur dalam ekonomi digital dapat berupa infrastruktur fisik yaitu jaringan komunikasi seperti kabel optik, BTS (base transceiver station), hingga satelit. Juga memerlukan infrastruktur non-fisik seperti spektrum frekuensi radio dan orbit satelit.Â
Infrastruktur ekonomi digital sangat penting untuk dibangun dan diperhatikan dengan serius, jika Indonesia ingin mendapatkan keuntungan yang besar, apalagi jika ingin menjadi pemain utama ekonomi digital yang diperhitungkan dunia internasional.Â
Jika tidak, maka Indonesia hanya akan menjadi konsumen, pasar, pelengkap dari negara-negara lain yang insfrastruktur ekonomi digitalnya lengkap, modern dan dikelola dengan baik.
Dengan insfrastruktur ekonomi digital yang lengkap, modern, dan dikelola dengan baik, maka diharapkan Indonesia dapat menjadi negara ekonomi digital terbesar di ASEAN dalam tahun 2020.
Bagi yang belum tahu apa itu unicorn, dalam ekonomi digital unicorn adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan digital (start up) yang berhasil memiliki nilai kapitalisasi lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp15 triliun). Selain unicorn, ada lagi yang disebut decacorn dan Hectocorn, merupakan kelanjutan tingkat atau level berikutnya setelah unicorn.Â
Decacorn adalah perusahaan digital yang nilai kapitalisasinya lebih dari 10 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar 150 triliun rupiah), sedangkan Hectocorn adalah perusahaan digital yang nilai kapitalisasinya lebih dari 100 miliar dolar Amerika Serikat.
Sepertinya Gojek adalah perusahaan startup Indonesia pertama yang akan naik ke level Decacorn mengingat perkembangannya yang sangat menjanjikan hingga sampai ke negara-negara lain. Â Â Â
Meskipun ekonomi digital sedang berkembang pesat dan perlu perhatian serius, bukan berarti ekonomi pada umumnya menjadi anak tiri atau kurang diperhatikan. Justru kedua-duanya harus terus diperhatikan dan dikelola dengan baik karena saling terkait dan saling menunjang.Â
Selain memiliki produk-produk tersendiri, ekonomi digital juga dapat mempermudah dan mempercepat terjadinya transaksi jual/beli barang/jasa yang disediakan oleh kegiatan ekonomi pada umumnya (sektor riil) seperti pertanian, perkebunan, perikanan, hingga ekonomi kreatif.
Mari kita selalu optimisi dengan terus mendukung dan mendoakan agar ekonomi Indonesia terus meningkat dan maju, baik ekonomi sektor ril maupun ekonomi digital. Aamiin.
Salam Positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H