Dalam suatu kesempatan, Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati (SMI) menyatakan bahwa (kurang lebihnya) kira-kira utang Negara 997 dollar AS per Kepala.
Pernyataan tersebut dimuat di Kompas.com dengan judul berita "Sri Mulyani: Satu Penduduk Indonesia Tanggung Utang Negara Rp 13 Juta". Memang bila dirupiahkan, maka dapat disimpulkan bahwa satu penduduk Indonesia (seolah) menanggung Rp13 juta.
Tak pelak, pernyataan tersebut ternyata banyak disalahpahami oleh banyak pihak. Juga ada yang menggunakannya secara serampangan untuk menyerang pemerintah.
Hal ini juga tak luput dijadikan bahan untuk menyerang SMI secara personal. Aneka tuduhan hingga fitnah dan hoaks terkait utang negara pun bertebaran.
Bahkan ada yang seenaknya menyimpulkan bahwa Indonesia sekarang dalam keadaan krisis, akan bangkrut gara-gara utang yang dianggapnya sangat besar dan membahayakan.
Sangat disayangkan, pernyataan SMI tersebut disalahpahami lalu digunakan seenaknya sendiri berdasarkan kepentingan tertentu. Padahal jika memahami Ilmu Ekonomi terkait Keuangan Negara khususnya APBN, maka pernyataan tersebut dapat dilihat sesuai konteks yang seharusnya. Dengan demikian dapat menangkap hal-hal positif dari pernyataan tersebut.
1. Konteksnya untuk memudahkan pemahaman bahwa utang Indonesia masih wajar jika dibandingkan dengan negara-negara lain.Â
Sepertinya banyak yang tidak membaca berita secara utuh, lengkap, sampai selesai. Walaupun membaca semuanya belum tentu memahami berita tersebut. Bisa juga sebenarnya paham maksud dan konteksnya, namun tidak mau mengakuinya lalu sengaja membuat kesimpulan yang sesuai dengan kepentingan tertentu.
Padahal jika membaca beritanya dan paham, maka sangat jelas bahwa jumlah tersebut dimunculkan untuk memudahkan pemahaman bahwa jumlah utang Indonesia jauh lebih kecil dari negara-negara lainnya. Utang Indonesia 997 dollar AS per kepala, jelas jauh lebih kecil dibandingkan Amerika Serikat 62.000 dollar AS per kepala dan Jepang 82.000 dollar AS per kepala.
Apalagi sudah ditambahkan pernyataan yang positif bahwa utang tersebut tidak akan memberatkan penduduk Indonesia, 40 persen penduduk adalah usia muda dan produktif. Juga ditegaskan bahwa pemerintah terus berusaha menekan jumlah utang tidak terlampau tinggi dengan mengoptimalkan dan meningkatan penerimaan pajak.
2. Utang Indonesia menjadi perhatian sangat penting, agar Pemerintah mengelola Utang secara baik dan penuh kehati-hatian.Â
Dengan Menteri Keuangan menyatakan jumlah utang Indonesia secara luas agar diketahui publik, maka diharapkan jajaran Pemerintah terpacu untuk bekerja keras dalam membangun Indonesia agar perekonomian dapat berkembang pesat dan maju agar rakyat menjadi sejahtera.
Dengan demikian rakyat mampu dan mau membayar pajak yang pada akhirnya nanti tidak perlu lagi membuat utang yang relatif besar di masa mendatang. Selain itu diharapkan seluruh jajaran pemerintah menjadi sadar untuk menggunakan dana APBN secara optimal, efektif dan efisien atau menghindari pemborosan.
3. Untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.Â
Masyarakat yang mengetahui jumlah utang negara, diharapkan menjadi tumbuh kesadarannya untuk peduli dan sadar APBN. Dengan demikian dapat berpartisipasi aktif dalam mengawasi jajaran pemerintahan agar bekerja secara profesional sehingga setiap rupiah dana APBN bermanfaat bagi kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat.
Juga sangat diharapkan munculnya kesadaran bahwa sumbangsih pajak yang dibayarkannya pada negara secara jujur dan sesuai ketentuan adalah penentu penting dalam membuat keuangan negara mandiri sehingga tidak perlu lagi tergantung pada utang khususnya dari luar negeri. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H