Selamat Ulang Tahun yang ke-8 Kompasiana! Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai hari kelahiran Kompasiana. Kompasiana yang ulang tahun, malah Kompasiana yang akan memberi hadiah pada Kompasianer yang berhasil menang lomba menulis “Momen Terbaik di Kompasiana.
Baiklah saya ikutan lomba menulisnya. Tapi saya tahu diri, jadi gak begitu “ngarep” menang lomba. Yang penting berpartisipasi untuk ulang tahun Kompasiana. Tanda syukur dan terimakasih, karena Tuhan berkenan membuat saya mengenal dan akhirnya menulis di Kompasiana.
Banyak sekali momen terbaik saya di Kompasiana. Bisa panjang ceritanya melebihi dua ribu kata. Seking banyaknya mungkin sampai sejuta kata pun masih belum selesai juga ceritanya. Saya sebutkan beberapa momen terbaik di Kompasiana. Tidak berurutan penyebutannya, hanya random saja mencatat mana duluan yang terlintas di kepala.
Tanggal 2 Mei 2013 daftar Kompasiana, berkomentar di tulisan Kompasianer Senior yang menarik, lalu memberanikan diri menulis adalah awal mula momen terbaik di Kompasiana. Pertama kali dapat highlight, headline dan trending topic adalah momen terbaik juga.
Selanjutnya banyak momen terbaik datang menghampiri membuat hidup makin bahagia. Saya tuliskan beberapa saja, namun bukan bermaksud untuk jumawa. Hanya berbagi cerita saja, mengabarkan betapa Kompasiana begitu luar biasanya.
- Tak menyangka tulisan saya dimuat di harian Kompas pada halaman Freez, dapat honor pula. Tiga kali dimuat di Koran Kompas yang paling terkenal se-Indonesia. Jiwa raga ini serasa melayang di angkasa. Korannya pun saya laminating supaya awet untuk cerita anak dan cucu.
- Tiga tulisan dipilih jadi bagian buku kompilasi. Dua tulisan dalam buku tentang Ahok, dan satu tulisan dalam buku tentang Jokowi.
- Bertemu, berinteraksi dan menyerap ilmu dari wartawan Kompas yang terkenal yaitu Kang Pepih dan Kang Izjet.
- Akhirnya diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, makan bersama dan foto bersama. Bukan hanya saya yang bangga dan gembira. Istri dan anak-anak pun sangat senang dan bangga. Juga keluarga besar saya. Foto-foto di Istana Negara khususnya bersama Jokowi, akan jadi kenangan bahkan warisan yang berharga.
Momen yang paling prestisius
Momen yang paling prestisius terkait menulis di Kompasiana, adalah tatkala ada satu dua orang yang memberitahukan bahwa tulisan dan aktivitas saya di Kompasiana menginspirasi mereka. Mereka jadi bersemangat dan berubah lebih baik setelah mengetahui dan membacanya. Padahal saya menulis dengan santai, sekadar menyalurkan hobi saja. Ternyata ada juga yang merasakan manfaatnya.
Ada yang awalnya takut menulis, akhirnya berani menulis. Ada yang bertanya-tanya banyak hal terkait tulis menulis. Terus bertanya walaupun sudah diberitahukan bahwa saya hanya penulis kacangan yang mendapatkan keberuntungan.
Saya pun hanya memberi informasi saja, walau hanya sedikit yang saya tahu dan bisa. Itupun hanya sekadar pengalaman saja. Bukan ilmu ala kuliah jurusan komunikasi dan jurnalistik. Juga bukan pengalaman praktis ala wartawan dan penulis profesional dan terkenal.
Beberapa waktu kemudian, ada kabar dari seseorang yang dulu pernah bertanya. Ternyata ia mengikuti lomba menulis untuk kalangan internal di tempat kerjanya. Dan tulisannya terpilih sebagai salah satu finalis yang dibukukan dan diedarkan untuk kalangan internal di seluruh Indonesia.