Katanya hal itu berkat pelajaran dari saya. Ia ingin seperti saya yang dinilainya “pandai” menulis sehingga bisa dimuat di Kompas dan mempunyai buku. Akhirnya keinginannya berhasil karena ada tulisannya yang dibukukan.
Ia sangat berterimakasih pada saya. Padahal saya cuma cuap-cuap saja. Ia tidak akan mungkin bisa berhasil tanpa semangat dan ketekunan yang dipunyainya. Yang pasti, inilah takdir dari yang Maha Kuasa. Saya bisa sedikit berguna dan bermanfaat bagi orang lain berkat sarana dan kesempatan yang diberikan oleh Kompasiana.
Alhamdulillah. Terimakasih Kompasiana. Terus berkiprah untuk Indonesia yang cerdas dalam berliterasi. Bravo Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H