Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Mudah Menggeneralisasi

14 September 2016   11:14 Diperbarui: 14 September 2016   11:30 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu dulu bertugas di Papua tahun 1998, lagi ramai-ramainya aktivitas terkait Papua Merdeka (OPM). Sempat mendengar langsung orasi dan kalimat-kalimat menakutkan yang ditujukan pada orang-orang non papua yang disebut pendatang. Beberapa insiden yang terjadi membuat nyali ini jadi ciut.

Untuk beberapa lama saya sempat merasa ketakutan. Akan tetapi saya tidak membiarkan ketakutan itu membesar yang bisa berakibat pada munculnya kebencian bahkan dendam. Apalagi faktanya dalam kehidupan sehari-hari, jauh lebih banyak teman-teman saya masyarakat asli papua yang sangat baik, ramah dan selalu siap sedia membantu siapa saja, termasuk warga pendatang. Demikian juga sikap masyarakat papua pada umumnya.

Pernah ada suatu kejadian berkesan yang saya saksikan dengan mata kepala sendiri dan dengarkan dengan kedua telinga sendiri. Di sekitar pusat kota Jayapura tempat banyak orang berkumpul, ada seorang laki-laki papua yang minta uang dengan cara mengintimidasi (bahasa Jakartanya memalak) seorang pendatang yang sedang jalan-jalan. Tiba-tiba ada mama-mama (ibu-ibu) yang berteriak dan mendekat dengan cepat. "Hei! Ko (kau) bikin malu orang papua saja! Kalo mau uang, ko kerja kah!" Pemalakan pun gagal total.

Akhirnya ketakutan saya bisa dikatakan menghilang. Tidak ada lagi kekhawatiran selama tinggal di Papua. Bahkan saya sempat terlibat ketegangan dengan oknum asli papua. Namanya juga bersosialisasi, kadangkala terjadi salah paham. Namun tidak ada yang membawa-bawa kelompoknya untuk membantu berkonflik sebagaimana cerita yang pernah saya dengar dari orang lain. Masalah pun tidak pernah berpanjang-panjang atau berlarut-larut apalagi sampai terakumulasi dan menjadi dendam.

Selama beberapa tahun tinggal di Papua, pada masa pemberitaan terkait OPM, alhamdulillah tidak ada hal yang buruk menimpa saya. Saya malah sering berpetualang sendirian ke tempat-tempat yang jauh, eksotis dan sepi. Juga pernah bermalam di tengah lebatnya hutan papua, tiduran memandang bintang-bintang yang menghiasi langit dan mendengarkan alunan suara-suara binatang malam.

Kriminal dan oknum pasti selalu ada dimana saja. Tidak pandang apa agamanya, apa sukunya dan latar belakang lainnya. Yang pasti, kita jangan sampai menggeneralisasi. Perbuatan buruk oknum bukanlah sikap atau sifat dari masyarakatnya.

Dengan demikian kita dapat selalu berpikir positif dan mampu menahan diri dari menarik kesimpulan yang salah. Tidak terburu-buru bereaksi dengan menyebarkan berita negatif khususnya di media sosial terkait suatu kalangan, kelompok, komunitas dan masyarakat lainnya. Apalagi bila yang menyangkut agama yang sangat sensitif di Indonesia.

Bila merasakan hal yang tidak baik dari oknum suatu agama A, cobalah bandingkan dengan kebaikan yang dilakukan oleh banyak orang yang beragama A. Pasti lebih banyak tak terhingga kebaikannya dibandingkan yang tidak baik yang dilakukan oleh oknum.

Bila dalam pertemanan khususnya di media sosial lebih sering menemui banyak oknum dari agama A yang tidak baik, maka cobalah memperluas pergaulan baik di media sosial seperti mengikuti group-group yang positif ataupun di dunia nyata dengan mengikuti kegiatan komunitas yang didalamnya berinteraksi berbagai agama. Pasti akan lebih banyak menjumpai orang-orang dari agama A yang baik, ramah dan toleran.

Tidak mudah menggeneralisasi adalah sikap yang sangat penting untuk kita tumbuhkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di media sosial. Hal ini sangat efektif dalam menumbuhkan toleransi dalam merawat kerukunan beragama pada era media sosial di dunia digital yang sangat cepat sekarang ini dan makin cepat di masa datang.      

Salam persaudaraan NKRI. Dalam kemanusiaan, kebangsaan dan keIndonesiaan, kita semua adalah Saudara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun