Internet menyediakan banyak informasi baik yang positif maupun negatif. Informasi-informasi tersebut dapat diakses melalui berbagai media seperti media mainstream, blog, dan media sosial. Salah satu informasi yang banyak beredar adalah terkait ajaran agama Islam.
“Jangan belajar agama dari ustads google!” Ungkapan tersebut akhir-akhir ini relatif sering kita dengar atau baca sehubungan mudahnya beberapa pihak khususnya orang-orang awam menyimpulkan sesuatu hingga menuding dan menstigma pihak lain termasuk ulama kompeten, hanya berdasarkan informasi mentah dan yang kurang/tidak dipahaminya yang didapat dari internet khususnya melalui mesin pencari google. Padahal informasi yang didapatkan dari situs atau media sosial tersebut belum tentu benar, tepat ataupun berasal dari ahli yang kompeten. Akhirnya situs abal-abal, blog dan media sosial penebar fitnah, hoax, provokasi kebencian SARA pun jadi rujukan dan dishare secara luas.
Akan tetapi bukan berarti tidak ada informasi yang bermanfaat dan bisa dipercaya dari internet terkait ajaran agama Islam. Sangat banyak situs-situs kredibel yang memberikan informasi yang mencerahkan bagi mereka yang ingin tahu atau mau belajar tentang ajaran agama Islam. Misalnya situs resmi NU dan Muhammadiyah, situs resmi perguruan tinggi yang terkait agama Islam, situs resmi MUI dan banyak lagi yang lainnya. Selain itu di media sosial seperti Facebook juga banyak Fanpage ataupun Facebook yang dikelola langsung oleh tokoh-tokoh Islam yang kompeten yang terus menyebarkan ilmu yang bermanfaat untuk umat Islam Indonesia.
Setidaknya ada tiga tokoh yang memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat di Facebook. Mereka menyebarkak ajaran Islam yang rahmatan lil alamin khas Islam Nusantara. Status-statusnya berisi ajaran Islam yang relatif detil, membuka wawasan, mengoreksi kesalahpahaman yang selama ini terjadi dimasyarakat hingga memberi pengetahuan baru yang membuat pembacanya merasakan faktor “WOW”. Ketiga tokoh tersebut adalah K.H. Mustofa Bisri, Prof. Sumanto Al Qurtuby dan Prof. Nadirsyah Hosen.
K.H Mustofa Bisri
Kiyai karimastik ini adalah salah satu tokoh utama NU yang nasehat-nasehatnya begitu sejuk. Dalam Facebooknya banyak diposting ajaran Islam yang begitu damai dan toleran. Sama sekali tidak ada unsur kebencian apalagi yang bernada kekerasan pada sesama manusia khususnya pada yang berbeda agama. Beliau juga sering membahas persoalan yang sedang hangat terjadi di masyarakat. Memberikan pedoman yang bijak bagaimana seharusnya bersikap sebagai muslim yang rahmatan lil alamin.
Salah satu status sang Kiyai misalnya berisi kritik pada pihak-pihak yang memaksa agar warung makan ditutup di siang hari selama bulan Ramadhan. “Puasa-puasamu sendiri, kok minta bantuan pengusaha warung. Minta bantuannya, maksa lagi.” Selain itu, beliau juga memposting kegiatan pribadi dan keagamaan yang diikutinya.
Professor Sumanto Al Qurtuby
Beliau adalah seorang Professor yang mengajar di Universitas King Fadh Arab Saudi. Status dan catatan yang dibagikan dalam facebooknya begitu berisi ilmu dan pengetahuan terkait agama, sejarah, antropologi dan sosial kemasyarakatan. Kita mendapatkan pencerahan terhadap informasi-informasi yang sengaja disembunyikan ataupun dipelintir pihak-pihak tertentu yang intoleran dan merasa paling benar sendiri.
Salah satu yang membuka wawasan yang mungkin banyak orang awam tidak tahu adalah informasi terkait penggunaan jenggot dan jilbab yang sering diidentikkan dengan kalangan Islam tertentu yang merasa paling Islami. Mereka menganggap pihak yang tidak berjenggot dan berjilbab adalah kurang atau tidak Islami dan meniru-niru kalangan non muslim. Prof. Sumanto menyajikan informasi lengkap dengan foto-foto bahwa jenggot dan jilbab juga adalah ciri khas umat Yahudi khususnya yang masih ortodoks. Hal ini jelas memberikan argumentasi kuat betapa informasi sepihak dari kalangan intoleran adalah tidak benar.
Professor Nadirsyah Hosen
Intelektual muda NU ini adalah Profesor di salah satu Universitas di Australia. Ilmunya begitu luas dan selalu menjelaskan ajaran Islam dari berbagai aspek yang relevan dengan situasi dan kondisi terkini. Islam rahmatan lil alamin sangat terasa dalam setiap postingannya.
Salah satu postingan yang memberikan pemahaman mendalam adalah bantahan terhadap penggunaan ayat-ayat Al-Quran untuk bersikap intoleran pada pemeluk agama lain. Padahal ayat tersebut konteksnya adalah pada situasi perang sehingga sangat tidak bisa diterapkan dalam kondisi di Indonesia yang kehidupannya aman dan damai. Sangat banyak ayat-ayat Al-Quran yang relevan dengan kondisi kedamaian yang mengajak untuk toleran, kasih sayang dan bekerjasama dengan pemeluk agama yang berbeda.
Prof. Nadirsyah Hosen juga sangat terbuka pada pertanyaan yang diajukan kepadanya (tentu saja bila beliau sedang tidak banyak kesibukan). Saya sendiri pernah iseng bertanya meskipun tidak begitu berharap mendapatkan jawaban. Tak disangka ternyata beliau merespon dan dengan sangat rendah hati mengatakan akan mempelajari dulu terkait pertanyaan saya. Sungguh cirikhas orang-orang yang berilmu tinggi sebagaimana ajaran agama Islam.
---
Nah, bagi yang mau belajar terkait ajaran agama Islam yang sejuk, damai, toleran khas Islam Nusantara yang rahmatan lil alamin, silahkan mengikuti Facebook para tokoh tersebut. Semoga akan membuka wawasan dan bisa meluruskan kesalahpahaman yang selama ini berada dalam pikiran terkait ajaran agama Islam. Semoga bermanfaat. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H