Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bergidik

2 April 2016   11:45 Diperbarui: 2 April 2016   16:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber gambar: rumahniken.blogspot.com"][/caption]Sore hari di halaman suatu kantor pemerintah yang megah, kulihat aktivitas seorang ibu tua yang sedang sibuk dengan nasi aking di dalam penampah beras. Aktivitasnya terlindungi oleh tumbuhan dan tanaman yang daunnya relatif lebat, namun selintas dapat terlihat hingga membuatku penasaran untuk memperhatikannya lebih lekat.

Nasi berwarna kecoklatan yang tampak mengering ia sibak berulang-ulang agar merata, lalu menjemurnya kembali. Sama sekali tak merasa jijik dengan nasi yang oleh kebanyakan orang sudah basi. Yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan penyakit bagi manusia pada umumnya.

Yang paling membuat terenyuh hatiku adalah aktivitas berikutnya. Ibu tua itu mengambil kotak nasi yang ada disampingnya, membukanya, mengambil nasi yang ada di dalamnya, lalu menebarkannya ke penampah yang masih kosong. Kulihat ada cukup banyak kotak nasi bertumpuk di sampingnya, nyaris tak terlihat tertutup tubuh ibu tersebut. Kotak nasi yang sudah kosong diremukkannya lalu dimasukkan ke dalam kotak sampah.

Aku berpikir, Ibu tua itu memanfaatkan nasi dari konsumsi nasi kotak yang tidak dimakan atau dihabiskan oleh pegawai yang ada di dalam kantor pemerintah tersebut untuk dijadikan nasi aking.

Entah untuk apa nasi aking itu. Apakah dijualnya ke pengepul ataukah untuk dikonsumsi bersama keluarganya.

Yang jelas, hal ini membuat tubuhku bergidik. Reaksi yang muncul secara tiba-tiba, akibat bercampurnya rasa antara kesedihan dan ketakutan.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun