Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Ada yang Belum Tahu Bedanya Diskriminasi SARA dengan yang Bukan?

17 Maret 2016   12:11 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:30 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mari Jadikan Indonesia Bhineka Tunggal Ika yang damai. "][/caption]Istilah SARA selalu menjadi booming menjelang pemilihan umum, baik pada pemilihan legislatif (pileg), pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada). Banyak pihak yang menggunakan SARA sebagai sarana untuk menarik dukungan ataupun berupaya membuat pihak lain tidak mendapat dukungan. Meskipun sering menjadi trending topik, sepertinya ada kerancuan dalam penggunaan istilah SARA.

SARA adalah singkatan dari Suku, Agama, Ras dan Antar golongan. Secara umum tidak ada yang salah bila ada yang membicarakan SARA. Apa yang salah dengan membicarakan suku bugis, betawi, jawa, sunda, tionghoa dan yang lainnya? Apa yang salah dengan membicarakan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budah, Konghucu dan kepercayaan yang lainnya? Apa yang salah dengan membicarakan ras asia, amerika, eropa dan yang lainnya?

Lain hal jika dalam membicarakan SARA terkandung maksud dan tujuan menghina, merendahkan, membully yang lainnya. Hal ini sangatlah tidak terpuji dan terlarang karena merupakan perbuatan diskriminasi. Jadi, sangat jelas bedanya SARA dengan Diskriminasi SARA.

Istilah SARA dan Diskriminasi SARA makin marak sehubungan dengan Pilkada Jakarta yang akan berlangsung tahun depan, yaitu tanggal 16 Februari 2017. Berbagai pihak mengeluarkan pendapatnya terkait preferensi pilihannya masing-masing. Preferensi tersebut ada yang terkait SARA dan Diskriminasi SARA.

Ada yang menganggap sama saja antara pembicaraan SARA dengan Diskriminasi SARA. Yang sedang heboh di Kompasiana adalah pernyataan “Saya Muslim Dukung Ahok”. Hal ini dituduh sebagai pernyataan SARA dengan konotasi Diskriminasi SARA. Menurut saya anggapan tersebut terlalu lebay dan cenderung emosional.

Seseorang yang menyatakan “Saya Muslim Dukung Ahok” bukanlah perbuatan Diskriminasi SARA. Demikian juga halnya dengan pernyataan “Saya Muslim Tidak Dukung Ahok” dan yang lainnya yang serupa, senada atau sejamaahnya. Bagi saya hal tersebut adalah pendapat pribadi yang merupakan bagian dari HAM. Kok tidak boleh memilih berdasarkan cita rasa atau pemahaman terhadap agama yang dianutnya sendiri? Mereka yang berdasarkan pemahaman terhadap agamanya masing-masing, secara pribadi  berhak memutuskan akan memilih siapa atau melakukan apa, selama tidak mengganggu ketertiban umum, bukan kriminal, provokasi konflik dan hal-hal yang merugikan kepentingan umum atau bangsa dan negara.

Analoginya sama-sama muslim tapi ada yang lebih senang sholat di Masjid Istiqlal, ada yang memilih di musholla, ada yang memilih di rumah dan sebagainya. Apa ada yang merasa dirugikan? Secara akal sehat tentu saja tidak. Lain hal bila yang sholat di Istiqlal melarang yang lain sholat di mushola atau di rumahnya sendiri hingga mengatakan sesat, haram, kafir dan sebagainya. Hal ini sudah masuk dalam diskriminasi SARA karena menghina, merendahkan bahkan mengancam (meskipun sama-sama beragama Islam)

Berikut beberapa contoh pernyataan terkait SARA. Ada yang BUKAN merupakan perbuatan Diskriminasi SARA yang tentu saja tidak dilarang dan boleh saja dilakukan. Namun ada juga yang merupakan perbuatan Diskriminasi SARA yang sangat terlarang dan harus dihindari,   

BUKAN DISKRIMINASI SARA (hanya contoh):

- Saya Muslim memilih yang Muslim.

- Saya Muslim memilih yang non Muslim.

- Saya (Agama X) memilih yang agama X.

- Saya (Agama Y) memilih yang non agama Y.

Dan seterusnya.

PERBUATAN DISKRIMINASI SARA (hanya contoh):

- Muslim yang memilih non muslim adalah haram / sesat / kafir / anti Islam / tempatnya neraka.

- Kristen yang memilih non kristen adalah haram / sesat / kafir / anti Kristen / tempatnya  neraka,

- Jakarta mayoritas muslim, non muslim jangan sampai/tidak boleh/haram menjadi Gubernur.

- Bali mayoritas Hindu, non Hindu jangan sampai/tidak boleh/haram jadi Gubernur.

- Papua mayoritas Kristen, non Kristen jangan sampai/tidak boleh/haram jadi Gubernur.

Dan seterusnya.

Apapun pilihan kita terkait SARA, jangan pernah melakukan Diskriminasi SARA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila. Semua agama, keyakinan dan kepercayaan memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap NKRI dan rakyatnya. Tuhan Yang Maha Kuasa telah memberikan amanah kepada NKRI sebagai wilayah yang Bhineka Tunggal Ika. Mari kita sama-sama menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai saling merendahkan dan melakukan diskriminasi SARA yang akan merugikan diri kita dan negara kita sendiri.

Salam Sila Ketiga Pancasila (Hayoo… ada yang masih hapal gak?) :D

[caption caption="Abaikan perbedaan, junjung tinggi kemanusiaan dan nilai-nilai kebaikan. "]

[/caption]

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun