Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Begitu Dekat dengan Presiden RI

13 Desember 2015   08:25 Diperbarui: 13 Desember 2015   11:26 6008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat pemandangan tersebut, saya urung melangkah lebih dekat. Saya putuskan tidak jadi ikut-ikutan meminta tanda tangan yang akan makin membuat sang Presiden kelelahan. Saya pun menjauh dan hanya memperhatikan momen yang sebenarnya sangat langka tersebut. Rupanya ada beberapa orang yang berpikiran sama dengan saya. Mereka tidak ikut-ikutan minta tanda tangan meskipun memancarkan aura keinginan yang kuat. Mereka menahan diri walau sepertinya memandang dengan iri.

---

Demikianlah beberapa hal unik yang saya amati selama kurang lebih dua jam dalam satu ruangan bersama Jokowi di Istana Presiden RI. Hal-hal kecil dan nampak remeh, namun sangat sentimentil memainkan hati orang-orang yang menyaksikan dan merasakannya. Saya melihat wajah-wajah yang kagum dengan sikap Presidennya. Mereka begitu gembira berada dekat dengan Presidennya bahkan tidak berjarak. Beberapa malah meneteskan air matanya, mungkin akibat rasa haru yang menderu.

Berulang kali saya melihat momen-momen dimana rakyat begitu dekat dengan Presiden Jokowi bahkan secara fisik sangat tidak berjarak. Dari wajah-wajah rakyat terlihat kegembiraan bercampur keharuan. Mungkin mereka tak habis pikir, “Kok bisa saya mendekat dengan seorang Presiden yang biasanya dikawal dengan begitu ketat bahkan tanpa kompromi dan terkesan kejam?”. Apalagi terjadi secara spontan tanpa diatur-atur oleh protokoler yang kaku. Namun momen-momen tersebut hanya saya saksikan di media seperti televisi, koran, majalah dan media on-line melalui internet.

Dan kali ini saya menyaksikan langsung momen yang persis sama secara live bahkan dari dekat. Ini mustahil pencitraan seperti yang sering dikatakan oleh beberapa kalangan. Tidak ada orang yang tahan bersandiwara dalam kehidupan ini dalam waktu yang lama. Tidak mungkin sebuah sikap setingan bisa persis sama dalam banyak momen di waktu dan tempat yang berbeda-beda. Ini hanya mungkin bila demikianlah sikap aslinya, yang terpancar dari dalam hati dan terbiasa diperintahkan oleh otak bawah sadar.

Saya tidak pernah bermimpi bisa berada begitu dekat dengan Presiden Republik Indonesia, makan satu ruangan bahkan berjabat tangan dan berfoto dengan Presiden Republik Indonesia. Takdir telah menetapkan saya bisa mengalami keberuntungan tersebut, melalui Kompasiana yang memilih saya menjadi salah satu peserta yang diundang makan siang dengan Presiden Jokowi, sebagai salah satu kegiatan spesial dalam rangka Kompasianival tanggal 12-13 Desember 2015.

Sebagai aparatur sipil negara (ASN) atau pegawai negeri sipil (PNS) hal ini merupakan kesempatan yang langka bisa bertemu dan berinteraksi dengan Presiden Republik Indonesia yang merupakan pemimpin tertinggi birokrasi pemerintah Republik Indonesia, yang juga atasan paling tinggi dari semua ASN atau PNS di Republik Indonesia. Hobi menulis di Kompasiana membuat saya mendapatkan keberuntungan yang langka tersebut. Semua terjadi berkat kehendak Allah SWT. Terimakasih Kompasiana. Alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun