[caption caption="Orang dewasa yang menggunakan sepeda lipat kecil"][/caption]
Setiap hari minggu, saya bersama anak pergi ke kolam renang. Kadang kami menggunakan sepeda motor atau naik sepeda saja. Saya mengemudi sedangkan anak yang dibonceng.
Tetapi hari ini saya putuskan kami berdua naik sepeda sendiri-sendiri saja. Hal ini dengan pertimbangan agar naik sepeda bisa menjadi semacam pemanasan sebelum berenang. Jarak kolam renang dari rumah sekitar dua kilometer, dengan demikian saat sampai tubuh sudah relatif banyak bergerak. Tinggal melakukan peregangan maka berenang pun dapat segera dilakukan dengan aman dan nyaman.
Kebetulan terdapat dua sepeda di rumah. Satu sepeda dengan ukuran roda 24 yang biasa dipakai anak saya ke sekolah dan kegiatannya sehari-hari. Satu sepeda lagi sepeda lipat dengan ukuran roda 16 kepunyaan adiknya.
Saya sejak awal memang berniat memakai sepeda lipat karena setang dan tempat duduknya yang bisa disesuaikan ketinggiannya. Namun anak saya menyarankan agar saya memakai sepedanya yang lebih besar dan dia saja yang menggunakan sepeda yang lebih kecil. Menurutnya tidak pantas saya menggunakan sepeda yang lebih kecil.
Saya senang dengan sikapnya tersebut yang menunjukkan penghormatan pada orang tua sehingga membiarkan sepeda miliknya untuk saya gunakan. Namun saya punya rencana lain. Saya ingin mengajarkannya sesuatu hal dalam perjalanan nanti.
[caption caption="sepeda kecil yang membuat saya ditertawakan :) (dokpri)"]
Kami pun bersepeda bersama menuju kolam renang. Tidak lama kemudian kami melewati beberapa anak-anak yang sedang bermain di jalananan. Anak-anak tersebut tertawa sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya. Rupanya mereka mentertawakan saya yang dianggap lucu karena menggunakan sepeda yang ukurannya kecil, ukuran sepeda anak-anak. Beberapa orang dewasa pun terlihat memperhatikan saya, ada yang sambil tersenyum.
Namun saya tetap cuek saja bersepeda. Saya tidak perduli dengan tertawaan anak-anak tadi dan pandangan aneh dari beberapa orang di jalanan. Mendekati lokasi kolam renang di mana jalanan relatif sepi, saya mendekati anak dan mengajaknya berdiskusi.
Kamu lihat tadi dijalanan? Orang-orang memperhatikan ayah yang menggunakan sepeda kecil ini. Beberapa anak malah mentertawakan ayah. Namun ayah tetap cuek saja tidak memperdulikan mereka. Kita tidak perlu malu terhadap apa yang kita punya dan apa yang kita gunakan. Yang penting apa yang kita lakukan tidak mengganggu dan merugikan orang lain.
Justru mereka yang menganggap ayah aneh dan mentertawai, adalah orang-orang yang memiliki sikap tidak terpuji yang tidak boleh ditiru. Mereka menganggap orang lain lebih rendah sehingga pantas dihina dan ditertawai hanya gara-gara apa yang dipakainya dianggap aneh atau tidak bagus. Padahal yang orang lain lakukan sama sekali tidak mengganggu dan merugikan mereka.
Mereka tidak tahu bahwa sepeda lipat seperti ini juga bisa digunakan oleh orang dewasa. Mereka tidak tahu bahwa ada sepeda yang lebih kecil lagi yang dipakai orang dewasa. Itu menunjukkan mereka sepertinya kurang wawasan dan pengetahuan sehiingga dengan mudah memberikan penilaian yang kurang tepat kepada orang lain.
Tidak ada yang salah dengan ayah menggunakan sepeda kecil ini. Ayah bersepeda dengan pelan, tidak ngebut dan selalu menggunakan lajur kiri. Bila hendak berpindah jalur, ayah lakukan dengan hati-hati dan memberikan tanda sebelumnya menggunakan tangan dan bel. Ukuran sepeda dan bagus tidaknya sepeda bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan. Apapun sepeda yang dipakai, tetap akan memberikan efek positif kepada kesehatan tubuh karena membuat kita bergerak dan berolah raga.
Jangan pernah malu dengan apa yang kita punyai. Kita juga tidak boleh menghina dan mentertawakan orang lain terkait apa yang dipunyainya ataupun yang dikenakan dan dipakainya. Bukan hanya terkait sepeda, namun semuanya secara umum. Lebih baik kita fokus memperhatikan diri sendiri daripada sibuk memperhatikan orang lain. Kamu pahamkan sayang?
Anak saya mengangguk tanda paham dengan penjelasan saya terkait kejadian yang baru saja menimpa saya. Dianggap aneh dan ditertawakan karena menggunakan sepeda ukuran kecil yang dianggap tidak pantas dipakai oleh orang dewasa.
Tidak berapa lama kemudian, kamipun sampai di kolam renang. Bersamaan dengan kami, tiba juga beberapa anak-anak yang menggunakan sepeda motor. Terkait anak-anak yang menggunakan sepeda motor, anak saya sudah mengerti bahwa hal tersebut melanggar hukum. Anak saya juga sudah tahu dan paham bahwa orangtuanya tidak akan membiarkannya mengendarai sepeda motor sebelumnya usianya 17 tahun dan memilik SIM sesuai ketentuan yang berlaku.
Kami parkir ditempat yang ditentukan dan mengunci sepeda agar aman. Seperti biasa, anak saya yang mengantri membeli tiket. Sedangkan saya menunggunya di dekat pintu masuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H