Masa muda saya sangat berkesan. Masa muda yang saya ceritakan dalam artikel ini adalah saat masa SMP dan masa SMA. Kedua masa muda tersebut saya hidup dalam kondisi ekonomi yang terbatas, namun tidak menjadi penghalang untuk mengisi masa muda dengan kegiatan positif dan bermanfaat.
Masa SMP dan Menjauhi Rokok
Masa SMP saya di Jakarta Utara. Saat itu di daerah Jakarta Utara khususnya yang tinggal tidak jauh dari laut dan pelabuhan, lebih senang menyebut dirinya sebagai anak Priok. Priok merujuk pada pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan tersebut adalah salah satu tempat bermain bagi anak-anak Priok. Mungkin karena pengaruh lingkungan, beberapa kali saya terlibat perkelahian. Dikejar atau mengejar lawan bisa terjadi setiap minggu. Hari-hari penuh kewaspadaan karena setiap saat bisa bertemu musuh. Syukurlah sejak karena cukup banyak kegiatan positif yang saya lakukan, maka kegiatan negatif seperti berkelahi tidak pernah saya lakukan lagi.
Semasa SMP saya mengikuti dua kegiatan ekstrakurikuler yaitu Palang Merah Remaja (PMR) dan Karate. Dua kegiatan tersebut membuat hari-hari saya cukup sibuk. Selain harus belajar dan menyelesaikan tugas-tugas dari sekolah, saya juga harus belajar materi PMR dan berlatih karate di hari sabtu dan minggu serta beberapa hari setelah pulang sekolah. Dengan mengikuti PMR saya menjadi lebih tahu tentang hidup sehat dan bagaimana bertindak saat terjadi bencana. Bersama PMR saya berkesempatan membantu masyarakat saat terjadi musibah kebakaran besar di Jakarta Utara baik dalam upaya pemadaman kebakaran ataupun penanganan pasca bencana seperti membuat tenda pengungsi dan membuat dapur umum.
Setiap hari saya membantu Ibu berjualan kue. Saat malam membantu membuat kue, paginya membawa kue ke warung yang bersedia bekerjasama dan sorenya mengambil hasil penjualan kue dan sisa kue yang tidak terjual. Yang lucu saat itu, saya merasa senang kala ada kue-kue yang tidak terjual karena berarti saya bisa memakannya sampai puas. Padahal bila ada cukup banyak kue yang tidak terjual berarti keuntungan yang didapatkan hanya sedikit, hanya balik modal atau bahkan merugi.
Semasa SMP cukup banyak teman-teman yang merokok. Berkali-kali mereka menawarkan rokok gratis, namun saya tidak memperdulikannya. Hal ini dikarenakan saya sudah tahu berbahayanya merokok bagi kesehatan. Berkat banyak membaca di perpustakaan daerah yang selalu saya datangi setiap hari sabtu. Bagi saya saat itu, ke perpustakaan merupakan rekreasi karena bisa bersantai membaca banyak buku komik atau piknik ke berbagai daerah/dunia melalui buku-buku dan majalah. Dari membaca pula lah saya tahu berbahayanya merokok, apalagi setelah melihat gambar-gambar seram tentang orang-orang yang sakit tubuhnya akibat rokok. Selain itu saya juga sangat sadar, dalam kondisi ekonomi keluarga yang pas-pas-an, tentu tidak mungkin saya memiliki uang untuk dibelikan rokok.
Masa SMA Makin Sibuk dan Melawan Rokok/Narkoba
Masa SMA masih di Jakarta Utara, saat itu merupakan musim tawuran antar sekolah. Bahkan sekolah saya beberapa kali diserang oleh sekelompok siswa dari sekolah lain. Tapi alhamdulillah siswa-sisawa di sekolah saya tidak ikut-ikutan tawuran dengan sekolah lainnya. Ini berkat nasehat dan larangan dari para guru, dan juga banyak murid-murid yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti Paskibra, Pramuka, PMR, Karate, Taekwondo, Karya llmiah Remaja, Majalah Dinding dan sebagainya.
Saya sendiri tetap memilih mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR dan Karate. Bahkan saya mengikuti latihan karate di dua perguruan dengan aliran berbeda. Kegiatan PMR di SMA lebih padat dan sibuk dibandingkan saat SMP. Selain tetap belajar terkait kesehatan dan penanganan bencana, juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial seperti donor darah dan tenaga kesehatan darurat, serta mengikuti berbagai perlombaan. Selain itu, rekreasi ke perpustakaan daerah setiap hari sabtu tetap dilakukan. Bahkan waktu berkunjung ke perpustakaan bertambah setelah pulang sekolah ataupun saat sedang pelajaran kosong karena ada guru yang berhalangan.
Di SMA pun banyak teman-teman saya yang merokok. Mereka sering mengajak merokok dengan memberikan rokok gratis. Saya tetap pada pendirian untuk tidak merokok karena faktor ekonomi dan banyaknya kerugian dari merokok. Bahkan saya melakukan “perlawanan” agar teman-teman mengurangi aktivitasnya merokok. Saat teman-teman menawari rokoknya saya sengaja mengambil tiga bahkan empat buah rokok. Rokok-rokok tersebut tidak saya pakai, tetapi saya patahkan menjadi beberapa bagian. Hal ini terus berlangsung hingga beberapa bulan sampai teman-teman mengetahui apa yang saya lakukan. Sejak itu mereka tidak pernah lagi menawari saya rokok. Bila ada yang menawari rokok, teman yang lain langsung mencegahnya dengan mengatakan bahwa rokok tersebut hanya akan dirusak dan dipatahkan oleh saya.
Di SMA pula lah untuk pertama kali saya mengetahui dan melihat langsung narkoba. Ternyata seorang teman saya adalah pengguna sekaligus penjualnya. Karena kedekatan kami, teman saya tidak sungkan menawarkan saya untuk menggunakan narkobanya dengan gratis. Dia bahkan mempersilahkan saya untuk mengambil sendiri narkoba yang disimpan ditasnya. Saat itu saya ditunjukkan sejumlah narkoba di dalam tasnya. Narkoba tersebut selain digunakan sendiri juga untuk dijual. Namun saya tidak tertarik pada tawaran tersebut. Saya sadar sepenuhnya bahwa pada awalnya memang saya mendapatkan narkoba gratis karena pertemanan. Namun bila sudah kecanduan, maka saya akan berusaha mendapatkan narkoba dengan cara apapun seperti mencuri hingga menjadi pengedar. Saya selamat dari Narkoba dan teman tersebut tidak berapa lama kemudian di keluarkan dari sekolah (drop out/DO).
Banyaknya kegiatan baik dari sekolah ataupun ektrakurikuler membuat tidak banyak waktu yang terbuang, apalagi dipakai untuk hal yang negatif. Apalagi saya harus membantu berjualan dengan membuat es buah, es lilin dan menjaga warung. Saat SMA kebetulan saya tinggal menumpang di rumah kerabat yang mempunyai warung.
Masa Muda Berpikir Jernih demi Masa Depan
Saat masa muda sangat penting untuk memahami bahwa dalam masa tersebut adalah kesempatan untuk belajar dan menyerap ilmu pengetahuan sebanyak mungkin baik dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler maupun dari kehidupan sekitar. Masa mudah adalah kesempatan terbaik untuk mendapatkan bekal sebanyak-banyaknya dalam mengarungi hidup sebagai orang dewasa yang mandiri. Masa muda yang diisi dengan kegiatan-kegiata positif seperti belajar, berorganisasi dan bermasyarakat membantu menghadirkan pemikiran yang positif dan jernih sehingga tumbuh tanggung jawab dari dalam diri untuk hidup lebih bertanggung jawab demi masa depan.
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Mudasiana mudasiana dan FB Mudasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H