Pintu tol Cikopo, awal tol Cipali sepanjang 116,75km (dokpri)
Â
Hingga tanggal 8 Juli 2015 terdapat 56 kasus kecelakaan di Jalan Tol Cikopo-Palimanan atau disingkat Cipali, dengan korban meninggal dunia sebanyak 12 orang (Kompas) . Berarti sejak pertama kali mulai beroperasi yaitu tanggal 14 Juni hingga 24 hari kemudian, rata-rata terjadi kecelakaan sebanyak 2,3 kali per hari. Sebuah angka kecelakaan yang relatif tinggi untuk sebuah jalan yang baru dilalui pengguna kendaraan.
Berbagai pendapat pun bermunculan terkait hal ini. Banyak pendapat yang menyatakan Jalan tol Cipali belum siap digunakan. Berbagai fasilitas pendukung belum tersedia sehingga menjadi pencetus terjadinya banyak kecelakaan. Benarkah demikian?
Â
Tanggal 4 Juli 2015 yang lalu, saya beruntung terpilih bersama 50 Kompasianer menjadi peserta Kompasiana Visit Eksplorasi Jalan tol Cipali bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Saya berkesempatan merasakan langsung perjalanan melalui Jalan tol Cipali yang baru saja diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 13 Juni 2015. Selama perjalanan saya mencermati setiap sisi Jalan Tol Cipali beserta sekitarnya sambil mendengarkan penjelasan yang bersumber langsung dari pihak Kementerian PUPR.
Jalan tol Cipali sepanjang 116,75 km adalah jalan tol terpanjang di Indonesia yang melewati 5 kabupaten di Jawa Barat yaitu Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Jalan tol Cipali merupakan bagian dari sistem Jalan Tol Trans Jawa. Pembangunan Jalan tol dilaksanakan oleh PT Lintas Marga Sedaya (PT LMS) yang berhasil menyelesaikannya dua bulan lebih cepat dari yang dijadwalkan yaitu Agustus 2015. Presiden Jokowi memuji hal tersebut karena sebelumnya meminta diselesaikan sebelum lebaran, ternyata sebelum bulan puasa sudah bisa digunakan (Kiprah, Volume 68 hal.17).
Sebelum bus rombongan Kompasiana tiba di gerbang tol Cikopo yang merupakan awal dari jalan tol Cipali, terlebih dahulu melewati jalan tol Cikampek yang telah lama beroperasi. Saya merasakan kenyamanan saat melalui jalan tol Cikampek. Saat kemudian bus melahap jalan tol Cipali, saya merasakan kenyamanan yang sama. Berarti walaupun baru saja dibangun, Jalan tol Cipali relatif sudah menyamai Jalan tol Cikampek yang sudah beroperasi jauh sebelumnya.
Jalur yang lurus dan permukaan jalan yang mulus membuat perjalanan tidak terasa walaupun sebenarnya kendaraan melaju dengan sangat kencang. Saya baru tahu bahwa bus sedang melaju dengan kecepatan 100 km/jam karena MC yang mengumumkannya. Padahal saya memperkirakan kecepatan bus saat itu adalah 60 km/jam. Dengan kecepatan yang tinggi tersebut, bila kurang waspada dan kendaraan tidak dalam kondisi prima, tentulah makin besar peluang terjadinya kecelakaan.
Â
Secara detil, memang terlihat ada beberapa hal yang belum selesai, seperti kelengkapan fasiitas di tempat istirahat (rest area), pagar pembatas dan lampu jalan. Terkait hal ini, PT LMS terus berusaha secepatnya merampungkan semua pekerjaan agar dapat dinikmati maksimal oleh pengguna Jalan Tol. Namun demikian, bukan berarti Jalan Tol Cipali belum siap dilalui khususnya untuk jalur mudik ataupun arus balik saat lebaran dalam waktu dekat ini.
Â
Empat tempat istirahat (Rest Area) dimasing-masing sisi jalan tol belum semuanya menyediakan fasilitas yang lengkap, akan tetapi sudah relatif memadai untuk dipakai sekadar menghilangkan penat dan lelah karena perjalanan jauh. Tersedia musholla yang bersih dan luas sehingga memberi kenyamanan untuk beribadah dan menenangkan diri agar mental kembali siap melanjutkan perjalanan. Meskipun belum semua ada pagar pembatas antara kedua jalur yang berlawanan arah, namun tanda pengaman sudah dipasang disisi jalan dan ditambah adanya parit yang berisi tanah yang memisahkan kedua sisi jalan. Petugas patroli akan selalu melintas dan menjaga keamanan di sepanjang jalan tol. Demikian juga ambulan dan petugas medis darurat selalu siap siaga untuk beraksi cepat apabila dibutuhkan. Semua aktivitas di Jalan Tol selalu diawasi oleh CCTV yang dimonitor selama 24 jama oleh petugas PT.LMS.
Â
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Velix Wanggai, Jalan tol Cipali telah menyediakan berbagai sarana, prasarana, dan fasilitas demi keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan. Namun demikian, semua itu tergantung pada pengguna jalan itu sendiri agar perjalanannya dapat berjalan lancar dan aman. Disinilah sangat penting agar para pengguna Jalan tol Cipali selalu mawas diri. Bukan hanya saat perjalanan, namun juga dimulai saat mempersiapkan perjalanan dan saat sedang beristirahat di tengah perjalanan.
Â
Mawas diri saat mempersiapkan mudik sangat penting untuk kelancaran, keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan. Baik kendaraan, pengemudi, dan penumpang harus dipersiapkan dalam kondisi prima untuk perjalanan jauh. Perhatikan kelengkapan surat-surat kendaraan dan juga kondisi fisik kendaraan harus benar-benar siap seperti mesin yang kuat; lampu-lampu yang lengkap dan berfungsi; rem, gas, kopling yang tidak bermasalah, ban tidak botak, sabuk pengaman berfungsi dan lain sebagainya. Pengemudi dan penumpang pun harus dalam kondisi sehat sehingga bisa sama-sama waspada dalam perjalanan dan bisa saling mengingatkan satu sama lainnya.
Â
Mawas diri selama dalam perjalanan adalah penentu keselamatan baik diri sendiri maupun orang lain sesama pengguna jalan. Jangan mentang-mentang trek yang lurus dan mulus maka sok berlagak pembalap sehingga memacu kendaraan melebihi batas kecepatan. Ingat! Maksimal kecepatan di jalan tol Cipali adalah 100 km/jam. Saat musim mudik lebaran ini malah Polisi Lalu Lintas menyarankan agar kecepatan maksimal hanya 80 km/jam agar lebih mudah mengontrol dan mengendalikan kendaraan. Seahli apapun pengemudi, namun dalam kecepatan yang tinggi akan sangat sulit mengendalikan kendaraan bila terjadi sesuatu di luar dugaan. Sekelas pembalap F1 saja dengan lintasan khusus untuk balapan sering terjadi kecelakaan karena faktor kecepatan yang sangat tinggi. Apalagi dengan kendaraan untuk pemakaian harian yang dipacu dengan kecepatan tinggi, yang sama saja artinya dengan menantang bahaya.
Penumpang pun tidak boleh pasif apalagi tidur saja selama perjalanan. Penumpang harus tetap waspada dan menjadi teman perjalanan yang baik bagi pengemudi. Ingatkan bila kecepatan melebihi batas, beritahu bila merasakan kejanggalan pada kendaraan, anjurkan bahkan desak untuk beristirahat beberapa saat tatkala pengemudi terlihat mulai lelah atau mengantuk. Lebih baik lagi bila ada yang bisa bergantian mengemudi sehingga tidak terforsir selama perjalanan dan ada yang mengerti terkait kondisi kendaraan selama perjalanan.
Sudah kita ketahui bersama kecelakaan lalu lintas lebih banyak disebabkan oleh faktor kesalahan manusia dibandingkan yang lainnya. Jalanan yang bagus dan mulus serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung dan pengaman yang terbaik, tidak dapat menjamin tidak akan terjadi kecelakaan. Sebaliknya, jalanan yang biasa saja atau bahkan banyak kerusakan sekalipun, akan minim kecelakaan karena pengguna dan pengendaranya selalu berhati-hati dan menaati rambu-rambu lalu lintas.
Â
Selamat mudik pada mereka yang menjalankannya. Perjalanan mudik insya allah bernilai ibadah karena berniat memelihara silaturahim dengan saudara, kerabat dan kenalan yang berada jauh di kampung. Selalu mawas dirilah dalam mempersiapkan dan selama perjalanan. Agar dapat bergembira ria sehat sentosa tertawa riang selama liburan lebaran. Jangan sampai keluarga, handai tolan dan teman-teman malah berderai air mata karena ada yang menjadi korban kecelakaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H