Petisi menghentikan penyebaran berita kebencian, dusta, fitnah. (sumber: change.org)
Â
Mungkin karena sudah muak dengan banyaknya informasi-informasi dan berita-berita yang berisi fitnah, hoax, kebencian, kebodohan, dan dusta, kini Netizen membuat sebuah petisi di www.change.org agar hal tersebut dihentikan. Petisi tersebut muncul empat hari lalu dan kini sudah mendapatkan lebih dari 6.000 dukungan atau tanda tangan. Petisi ini menarik perhatian banyak netizen termasuk netizen terkenal seperti Joko Anwar. Joko Anwar ikut menandatangi dan menyebarkan petisi tersebut lewat twitternya @Jokoanwar. Petisi ini masih terus disebarkan di media sosial seperti Facebook dan Twitter.
Â
Petisi yang digagas oleh Gerakan Anti Fitnah, Satukan Ukhuwah ditujukan bagi mereka para pengelola situs yang kental dengan ciri-ciri dan corak Islam, akan tetapi seringkali menyebar kebencian hingga fitnah pada orang lain dan pihak/kelompok lain. Ada tujuh pihak yang secara langsung menjadi sasaran petisi ini, yaitu:
- PKSPiyungan.org
- Fahreenheat.com
- Pekanews.com
- Fimadani.com
- intriknews.com
- Pengelola Situs Penebar Kebencian, Dusta, Fitnah
- Suaranews.com
- Jonru
Â
Dalam pengantar petisi dituliskan sebagai berikut:
Saat ini, dunia maya sedang dirundung duka, karena begitu banyak berita kebencian, bahkan dusta dan fitnah, juga hoax, yang tersebar. Dan sebagian dari penebar berita seperti ini, anehnya, justru dari media yang bercorak "Islami", lebih spesifik lagi, yang dikelola oleh kader/simpatisan dari partai agamis yang seharusnya jauh lebih paham, bahwa menebar kebencian, dusta, itu sangat dilarang oleh agama Islam.
Dan yang paling sering menjadi sasaran kebencian dan kedustaan, kebetulan adalah pemimpin negeri ini, padahal beliau muslim, memimpin negeri muslim pula.
Karena itu, lewat petisi ini, kami ingin menasehati kepada para pengelola situs/FP yang berafiliasi dengan partai agamis, untuk insyaf, taubat, kembali kepada kebenaran, menghentikan hawa nafsu dan ashobiyah, dan berhenti menyebarkan berita kebencian, dusta, fitnah dan hoax. Ini tidak hanya untuk kebaikan masyarakat bangsa ini, tapi juga sebetulnya supaya para pengelola ini tidak jatuh ke dalam dosa muflis (bangkrut) di akhirat.
--
Kami paham, pengelola situs ini kebanyakan mendapatkan dollar tidak sedikit dari iklan yang dipajang, karena traffic yang cukup besar. FP Jonru juga dapat uang dari iklan yang dipasang. Kami paham, semua butuh hidup, butuh uang. Tapi tidak harus begini khan caranya? Orang Islam, apalagi yang sudah pernah mengaji, seharusnya paham:
"Tidak Layak Menjual Akhirat yang Kekal dengan Dunia yang Sedikit".
Â
Petisi ini sudah mendapatkan respon dari salah satu Admin situs yang dituju yaitu fimadani.com. Admin fimadani.com, Ibrahim Vatih, telah meminta maaf secara terbuka dan yang bersangkutan juga berusaha menghubungi pihak-pihak yang pernah diberitakan secara keliru. Selain itu juga mengajak pada para pembaca dan pihak lainnya yang pernah menjadikan informasi keliru dan kurang tepat di situsnya sebagai referensi, agar bertaubat, mengistighfari apa yang pernah dilakukan. Selain situs fimadani.com, pihak-pihak yang dimaksud dalam petisi belum memberikan responnya.
Bagi mereka yang selama ini juga merasakan ketidaknyamanan terhadap penyebaran berita kebencian, kebodohan, dusta, fitnah, hoax, kepada anak bangsa yang lain, bila memiliki kesempatan ada baiknya ikut menandatangani petisi dan juga menyebarkannya. Semoga dengan langkah kecil ini, penyebaran berita dan informasi fitnah, hoak, adu domba dan semacamnya dapat berkurang atau bahkan tidak terjadi lagi.
Kita semua hendaknya berhati-hati dalam membuat dan menyebarkan berita atau informasi baik melalui situs ataupun media sosial. Bila yang disebarkan ternyata berita tidak benar maka akan sangat merugikan orang lain, pihak lain bahkan mengancam keharmonisan di dalam masyarakat. Apalagi saat Ramadhan ini, dimana kita sedang berlatih mengendalikan hawa nafsu. Jangan terburu nafsu membuat dan menyebarkan berita yang belum dicek kebenarannya, karena selain dapat merugikan orang/pihak lain, juga akan membuat puasa kita menjadi sia-sia dan malah mendapatkan dosa yang terus bertambah seiring menyebarnya berita tersebut ke seluruh dunia melalui internet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H