Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Uji Materil Efendy Ghazali vs Yusril

24 Januari 2014   08:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:31 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan uji materil atas Undang-undang Pemilihan Umum yang diajukan oleh Efendy Ghazaly beserta kompatriotnya. Pemilu serentak akan dilaksanakan mulai Pemilu tahun 2019. Sementara itu Yusril Ihza Mahendra juga mengajukan uji materil tengan tujuan yang kurang lebih sama. Dengan dikabulkannya uji materil dari Efendy Ghazala ini kemungkinan uji materil dari Yusril tidak akan dilanjutkan atau ditolak oleh MK.

Yang menarik bagi penulis adalah mencermati uji materil yang diajukan oleh kedua tokoh yang terkenal tersebut. Uji materil yang dilakukan oleh Efendy Ghazali penulis rasakan didasari oleh kepenting bersama, demi kebaikan rakyat dan negara Indonesia. Sedangkan uji materil yang diajukan oleh Yusril ada yang menilai karena faktor ambisi pribadi, yang bersangkutan ingin menjadi calon presiden.

Melihat latar belakang kedua tokoh, sangat kontras kiprahnya dimasyarakat. Efendy Ghazali sepertinya belum pernah masuk ke dalam politik praktis dan juga menjadi tokoh penting di pemerintahan. Efendy Ghazali lebih dianggap sebagai tokoh netral yang tidak ditunggangi kepentingan partai politik ataupun nafsu kekuasaan. Sedangkan Yusril, yang bersangkutan telah malang melintang dalam politik praktis dan di pusat pemerintahan.

Di awal reformasi, banyak mahasiswa dan masyarakat (termasuk penulis) yang berharap banyak pada Yusril bisa menjadi tokoh penting yang akan membawa negara ini menuju reformasi yang sebenarnya, meninggalkan masa lalu yang penuh korupsi, kolusi dan nepotisme. Penulis dan teman-teman mahasiswa selalu antusias mengikuti orasi Yusril baik secara langsung ataupun di media-media. Namun setelah menjadi bagian dari pemerintahan, dirasakan Yusril sudah tidak konsisten lagi seperti dahulu di awal reformasi. Sebagaimana banyak tokoh reformasi lainnya yang juga luntur jiwa dan semangat reformasinya, berganti pragmatisme yang haus kekuasaan dan juga kenikmatan. Kini harapan penulis dan juga mungkin masyarakat lainnya mendapatkan gantinya melalui sosok Efendy Ghazali dan teman-teman yang relatif netral dan jauh dari kepentingan/ambisi akan kekuasaan.

Kembali kepada uji materil yang dilakukan Efendy Ghazali dan Yusril. Terus terang penulis pribadi senang uji materil yang diajukan Efendy Ghazali dikabulkan. Setidaknya hal ini akan membuat pemilu lebih berkualitas dan mengurangi politik dagang sapi yang dilakukan partai-partai yang didalamnya banyak orang-orang hipokrit. Selain itu dikabulkannya uji materil dari Efendy Ghazali ini, relatif dipandang sebagai kemenangan tokoh-tokoh netral yang tidak punya ambisi untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Bukan dari tokoh yang mengklaim untuk kepentingan masyarakat namun kental dengan ambisi dan keinginan pribadi/kelompok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun