Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Demokrasi, Kontribusi atau Ilusi?

7 April 2014   15:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:58 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ikutan coblos katanya kontribusi

Tapi kok masih doyan pakai BBM bersubsidi?

--

Demokrasi katanya untuk kebaikan

Napa caleg gak berkinerja masih dicalonkan?

--

Parpol-parpol janji anti korupsi

Malah mereka buat RUU biar KPK dikebiri

--

Katanya pisahkan urusan partai dengan negara

Lha, tuh kampanye pada pake fasilitas negara

--

Kampanye harusnya sosialisasi program

Kok lebih banyak porsi dangdutan?

--

Aturannya PNS tidak boleh memihak partai

Namun masih banyak yang jadi corong partai

--

Demokrasi adalah bebas memilih

Mengapa yang pilih golput dicaci dan dimaki?

--

Parpol dan caleg klaim diri bersih

Sayangnya, bersihkan atribut kampanye sendiri tidak sudi

--

Kampanye jadi ajang tebar janji

Janji yang isinya cuma mimpi

Demokrasi bukan lagi soal berlomba berkontribusi

Sudah berubah jadi ajang ilusi

--

Lihat saja nanti

Akan banyak caleg yang terperangkap dalam mimpi dan ilusi

Kehilangan jati diri

Karena modalnya tak akan kembali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun