Penulis membuat tulisan ini dengan perasaan kesal dan mendongkol.Â
Sebenarnya udah mau tidur, tapi mata ndak mau terpejam memikirkan kekalahan menyakitkan Timnas U23 Indonesia melawan Timnas U23 Uni Emirat Arab melalui adu pinalti.
Bukan kekalahan yang ditangisi tapi cara kalahnya yang ndak enak.Â
UEA pada pertandingan ini mendapatkan 2 hadiah Pinalti, satu di babak pertama dan 1 pada babak kedua.Â
Dua pinalti ini sangat melukai hati para penggemar Timnas Indonesia yang datang langsung ke stadion Wijaya Mukti dan yang menonton melalui layar kaca baik di warung kopi, lapo tuak, cafe, nonton bareng dilapangan terbuka atau nongkrong dirumah masing-masing  bersama keluarga.
Niat hati ingin bereforia merayakan kemenangan Timnas Indonesia, tapi apa daya Shaun Evans membuyarkan anggan-angan kami warga Indonesia.
Kalau boleh berandai-andai kalau pinalti kedua UEA tidak diberikan Evans, hasilnya tentu lain.
Kalau Indonesia menang, kegembiraan seluruh masyarakat akan merayakan dengan senang hati (membayangkannya sampai endak mampu karena air mata terus menetes).
Apa memang benar Shoun Evans kontroversial dalam memimpin pertandingan sepenting ini?.
Shaun Evans, wasit asal Australia ini setelah dicari-cari di google memang kontroversial rupanya, memimpin Liga 1 sejak 2017 banyak hal kontroversial yang diputuskan pada Liga 1 Indonesia.
Jadi pertanyaannya mengapa pertandingan penting sekelas babak gugur Asian Games diberikan pada wasit Australia itu?
Coba kita telaah sama-sama, setidaknya ada 4 keputusan kontroversial yang semuanya merugikan Indonesia (ada warga yang mencatat keputusan yang menguntungkan Indonesia kalau ada masukkan sebagai perbandingan) Shaun Evans dalam memimpin pertandingan ini diantarnya
1. Dua pinalti untuk UEA
2. Kartu kuning untuk penjaga gawang UEA Muhamed Alshamsi  tidak diberikan karena mengulur-ulur waktu. Kartu kuning baru diberikan pada extra time.
3. Saat pemain belakang UEA mengganjal dengan keras Ilham Udin pada babak kedua, sangat layak diberikan kartu merah karena Ilham berpeluang mencetak gol.
4. Kartu Merah Bima SaktiÂ
Bima Sakti yang tidak terima dengan keputusan wasit melakukan protes dipinggir lapangan, alih-alih menerima protes, Bima malah diganjar kartu merah.
Sebenarnya siapa Shaun Albert Evans?.................... penulis ndak mampu melanjutkan tulisan mungkin lain waktu aja karena mata semakin perih karena sedih dan mengantuk.
Bagaimana menurut kompasianer? mohon beri komentarnya
Bravo sepakbola Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H