Mohon tunggu...
Amir Mahmud
Amir Mahmud Mohon Tunggu... Administrasi - Hitam manis

Menulis melatih emajinasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Biang Keladi Kekalahan Timnas U-23

25 Agustus 2018   01:36 Diperbarui: 25 Agustus 2018   02:50 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shaun Robert Evans (sumber.tribunnews.com)

Penulis membuat tulisan ini dengan perasaan kesal dan mendongkol. 

Sebenarnya udah mau tidur, tapi mata ndak mau terpejam memikirkan kekalahan menyakitkan Timnas U23 Indonesia melawan Timnas U23 Uni Emirat Arab melalui adu pinalti.

Bukan kekalahan yang ditangisi tapi cara kalahnya yang ndak enak. 

UEA pada pertandingan ini mendapatkan 2 hadiah Pinalti, satu di babak pertama dan 1 pada babak kedua. 

Protes Beto dan Lilipaly pada wasit (sumber.liputan6.com)  
Protes Beto dan Lilipaly pada wasit (sumber.liputan6.com)  
UEA mendapat hadiah pinalti pertama pada menit ke 20 dan berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Zayed Alameri dan pinalti kedua pada babak kedua menit ke 64 juga dapat dikonversikan menjadi gol oleh Zayed Alameri.

Dua pinalti ini sangat melukai hati para penggemar Timnas Indonesia yang datang langsung ke stadion Wijaya Mukti dan yang menonton melalui layar kaca baik di warung kopi, lapo tuak, cafe, nonton bareng dilapangan terbuka atau nongkrong dirumah masing-masing  bersama keluarga.

Niat hati ingin bereforia merayakan kemenangan Timnas Indonesia, tapi apa daya Shaun Evans membuyarkan anggan-angan kami warga Indonesia.

Kalau boleh berandai-andai kalau pinalti kedua UEA tidak diberikan Evans, hasilnya tentu lain.

Kalau Indonesia menang, kegembiraan seluruh masyarakat akan merayakan dengan senang hati (membayangkannya sampai endak mampu karena air mata terus menetes).

Apa memang benar Shoun Evans kontroversial dalam memimpin pertandingan sepenting ini?.

Shaun Evans, wasit asal Australia ini setelah dicari-cari di google memang kontroversial rupanya, memimpin Liga 1 sejak 2017 banyak hal kontroversial yang diputuskan pada Liga 1 Indonesia.

Jadi pertanyaannya mengapa pertandingan penting sekelas babak gugur Asian Games diberikan pada wasit Australia itu?

Coba kita telaah sama-sama, setidaknya ada 4 keputusan kontroversial yang semuanya merugikan Indonesia (ada warga yang mencatat keputusan yang menguntungkan Indonesia kalau ada masukkan sebagai perbandingan) Shaun Evans dalam memimpin pertandingan ini diantarnya

1. Dua pinalti untuk UEA

2. Kartu kuning untuk penjaga gawang UEA Muhamed Alshamsi  tidak diberikan karena mengulur-ulur waktu. Kartu kuning baru diberikan pada extra time.

3. Saat pemain belakang UEA mengganjal dengan keras Ilham Udin pada babak kedua, sangat layak diberikan kartu merah karena Ilham berpeluang mencetak gol.

4. Kartu Merah Bima Sakti 

Bima Sakti yang tidak terima dengan keputusan wasit melakukan protes dipinggir lapangan, alih-alih menerima protes, Bima malah diganjar kartu merah.

Sebenarnya siapa Shaun Albert Evans?.................... penulis ndak mampu melanjutkan tulisan mungkin lain waktu aja karena mata semakin perih karena sedih dan mengantuk.

Bagaimana menurut kompasianer? mohon beri komentarnya

Bravo sepakbola Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun