Mohon tunggu...
Amirul Huda
Amirul Huda Mohon Tunggu... Swasta -

Pria yang menyukai buku, kartun, musik pop, rock progressif, jazz, blues dan religi. Juga menyukai alam, internet, dan (sedikit-sedikit) sastra. Serta penikmat kopi, khususnya Kopi Lampung. Chelsea, Barcelona dan Internazionale Milan adalah klub favoritnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keistimewaan Bulan Rajab

9 April 2017   17:49 Diperbarui: 10 April 2017   01:30 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

TANPA terasa kita sudah memasuki bulan rajab lagi. Setelah itu kita akan menyambut bulan sya’ban kemudian bulan ramadhan. Artinya tidak sampai bulan lagi kita sampai pada bulan ramadhan, Insya Allah. Memasuki bulan rajab semestinya kita sudah menyiapkan hati dan ruhaniyah kita untuk menyambut bulan ramadhan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Rasulullah ketika memasuki bulan Rajab banyak melakukan puasa sunah dan berpuasa lebih banyak lagi ketika bulan Sya’ban.

Mengapa kita harus memperbanyak amalan dibulan Rajab? Sebab bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan mulia yang dinamakan bulan-bulan haram (asyhurul hurum). Sebagaimana firman Allah swt. QS At-Taubah: 36: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ada 12 bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.

Kemudian apa saja empat bulan yang haram itu? Empat bulan itu diperjelas lagi oleh Rasulullah saw sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Buhari dan Muslim: “Setahun itu ada 12 bulan, diantaranya ada empat bulan haram. Tiga bulan berurutan, yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharam serta Rajab yang terdapat diantara Jumadil Akhir dan Muharam.

Mengapa bulan yang empat itu dinamakan bulan haram? Pertama, karena pada bulan itu diharamkan berperang membunuh dan berbuat aniaya. Kedua, sebagai bulan penghormatan atau kemuliaan. Karena itu asyhurul hurum juga diartikan sebagai bulan yang mulia, karena ketika kita melakukan amal shalih pada bulan itu, berpuasa misalnya, pahalanya akan dilipatgandakan. Sebaliknya, jika melakukan perbuatan yang diharamkan, maka bobotnya lebih berat dibandingkan perbuatan yang dilakukan dibulan-bulan lain.

Karena itu pada bulan Rajab seperti saat ini kita dianjurkan untuk banyak beristighfar, bertaubat dan banyak bersedekah dan khususnya banyak berpuasa sunah, mengingat besarnya pahala pada bulan ini. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Tidak ada puasa lagi setelah bulan ramadhan (yang lebih afdhal), kecuali bulan Rajab dan Bulan Sya’ban.”

Dan ada sebuah riwayat yang mengibaratkan bulan Rajab sebagai bulan Allah, bulan Sya’ban sebagai bulan Rasulullah dan bulan Ramadhan sebagai bulan umat Islam. Karena itu kita dianjurkan untuk banyak bertaubat di bulan Rajab, banyak bershalawat di bulan Sya’ban, dan banyak membaca Alqur’an di bulan Ramadhan.

Dan masih banyak hadits-hadits lain yang menggambarkan keutamaan bulan Rajab. Karena itu jika masih ada diantara kita yang belum berpuasa di bulan ini, masih ada kesempatan untuk berpuasa sunah. Boleh seminggu dua kali senin-kamis, boleh seminggu sekali senin atau kamisnya, minimal satu bulan sekali. Apalagi yang tahun lalu masih berhutang puasa ramadhan, segera dibayarkan pada bulan ini insya Allah selain hutang puasanya lunas, pahala berpuasa dibulan rajab yang pahalanya besar pun akan didapatkan.

Selain soal pahala yang besar, puasa di bulan rajab adalah menjadikan puasa di bulan rajab dan juga bulan sya’ban sebagai pemanasan untuk menyambut puasa ramadhan yang sebulan penuh. Karena kebanyakan orang yang memasuki bulan ramadhan tidak dengan persiapan atau tidak dilatih berpuasa sunah dahulu, hasilnya kebanyakan tidak sempurna. Banyak yang kaget, lemas, tidak kuat akhirnya puasa ramadhannya tiga hari atau seminggu saja. Tetapi ketika dibulan rajab sudah dilatih pemanasan dengan puasa sunah seminggu sekali, insya Allah memasuki bulan ramadhan puasanya lancar, dan penuh semangat.

Dari sisi medis atau kesehatan pun “latihan” berpuasa rajab lebih bagus untuk dilakukan. Karena ketika sudah rajin berpuasa di bulan lain, hasilnya lebih sehat dibandingkan dengan yang langsung berpuasa 30 hari berturut-turut di bulan ramadhan.

Berbicara mengenai bulan rajab, tentu tidak terlepas dari sebuah peristiwa besar yang pada saat itu mengguncang keimanan kaum muslimin. Yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj. Banyak sahabat kala itu yang awalnya pada kerasulan nabi Muhammad, yang awalnya mengaku beriman tiba-tiba menjadi ragu-ragu. Yang imannya tipis kemudian banyak yang murtad karena menganggap Isra’ Mi’raj itu tidak masuk akal dan mengatakan Rasulullah saw sudah gila.

Mudah-mudahan kita yang setiap saat mendengar dan mendapat penjelasan tentang peristiwa Isra Mi’raj, tidak ada lagi keraguan dalam hati kita justru keimanan kita semakin kuat. Karena kita meyakini itulah salah satu mukjizat yang diberikan oleh Allah swt kepada nabi Muhammad saw. Dan sebagaimana kita ketahui bersama bahwa dari peristiwa Isra dan Mi’raj itu lahirlah perintah mendirikan shalat untuk yang pertama kali , yakni di bulan rajab. Inilah salah satu yang menjadikan bulan rajab sebagai salah satu bulan mulia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun