Mohon tunggu...
Ami Reza
Ami Reza Mohon Tunggu... Apoteker - Mahasiswi

Pharmacist Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN BTV 3 UNEJ Kelompok 9: Inovasi Pemberdayaan UMKM Gula Merah dari Nira Kelapa di Desa Rejoagung

29 Agustus 2021   12:18 Diperbarui: 29 Agustus 2021   12:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANYUWANGI- KKN UNEJ Back to Village 3 kali ini, penulis selaku mahasiswa Universitas Jember, melaksanakan KKN di Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. Adapun Desa Rejoagung terdiri dari 2 Dusun yakni Dusun Sumberagung dan Dusun Sumbergroto, yang mana masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun. 

Desa Rejoagung terletak di bagian paling utara dari wilayah Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi, yang mempunyai luas wilayah sekitar 668.883 Ha, yang mana dimanfaatkan untuk pemukiman, pertanian, persawahan, perkebunan serta fasilitas umum lainnya. Diikuti dengan tinggi dari permukaan laut 0,210 m dan curah hujan 1.066 mm / tahun. Adapun penduduk Desa Rejoagung berjumlah sekitar 8.574 orang yang terdiri dari 4.599 orang perempuan dan 3.975 orang laki-laki dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.886, dari jumlah penduduk sebanyak 876 Kepala Keluarga termasuk Rumah Tangga Miskin.

Secara garis besar, pendapatan masyarakat di Desa Rejoagung berasal dari sektor pertanian, peternakan, perkebunan kelapa, perdagangan dan jasa (termasuk buruh). Yang mana perkebunan kelapa lah yang berpotensi secara dominan dalam mengusung perekonomian warga sekitar. Dari perkebunan kelapa ini, diambil nira nya dan diolah menjadi gula merah oleh pelaku UMKM. 

Adapun di Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung ini, sudah secara turun temurun warga melakukan pengolahan nira kelapa menjadi gula merah. Selain tidak memerlukan keahlian khusus, terdapat faktor lain yakni kurangnya latar pendidikan warga yang tak lain berkisar lulusan Sekolah Menegah Pertama (SMP) ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA).

Di Dusun Sumberagung, Desa Rejoagung ini, warga masih mengolah nira kelapa menjadi gula merah secara tradisional. Adapun pendapatan yang diperoleh pelaku UMKM gula merah, tergantung pada seberapa banyak nira yang dapat diolah menjadi gula merah. Untuk itu, diperlukan banyak lahan kelapa untuk dapat memperoleh nira yang lebih banyak pula untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jika didapatkan nira kelapa dengan kualitas bagus dan melimpah, perolehan penjualan gula merahpun juga tak tanggung-tanggung. 

Tak heran, jika UMKM gula merah ini termasuk pekerjaan yang menjanjikan. Namun untuk sekarang, dengan kondisi pandemi COVID-19 ini, memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan harga bahan pangan termasuk gula merah, dengan selisih yang cukup besar untuk harga per kg nya dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Yakni yang awal mulanya berkisar Rp. 15.000,00- turun menjadi Rp. 9.000,00- per kg nya untuk saat ini. Belum lagi dengan adanya perubahan cuaca yang signifikan dapat mempengaruhi kualitas nira kelapa yang diperoleh sehingga dapat menyebabkan gula merah yang dihasilkan lebih lembek, warna lebih gelap, dan sedikit pahit yang menyebabkan harga di pengepul lebih rendah lagi.

Untuk itu dengan drastisnya penurunan harga gula merah, diperlukan inovasi terkait pemanfaatan nira kelapa. Namun, karena rendahnya tingkat awareness warga terkait inovasi dan juga perkembangan zaman yang kian modern, saya Ami Reza Novitasari selaku penulis dan juga mahasiswa KKN berfikir terkait solusi yang dapat diambil. Setelah dilakukan observasi, ditemukanlah solusi untuk mengolah nira kelapa menjadi gula semut / brown sugar. Ide ini tertuang setelah mendiskusikannya bersama bapak kepala desa yakni Bapak Shon Haji. 

Selain banyak dicari karena sedang trend digunakan untuk perasa minuman kekinian, harga gula semut ini juga cukup tinggi dipasaran, yakni sekitar Rp. 30.000,00- hingga Rp. 45.000,00- untuk per kg nya. Untuk itu pertama tama yang penulis lakukan adalah mencari sasaran untuk diajak sebagai mitra dalam rangka pengembangan inovasi menjadikan nira kelapa untuk selanjutnya diolah sebagai gula semut/ brown sugar, termasuk juga pendampingan untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas dengan pengadaan pelatihan sekaligus pendampingan. Adapun sasaran yang saya tuju yakni ibu Supini. Beliau menjalankan produksi gula merah dari nira kelapa bersama dengan 3 tenaga kerja yang tak lain yakni ke-2 anaknya, suami, serta 1 orang saudari nya. Berikut merupakan dokumentasi dengan ibu supini, salah seorang putranya dan juga saudari beliau.

dokpri
dokpri

     Adapun serangkaian program kerja, telah disusun dalam canvas dan roadmap. Yang mana dimulai dari mengobservasi perbedaan proses pembuatan gula merah dan proses pembuatan gula semut/brown sugar, pendampingan pembuatan gula semut/brown sugar, pemilihan logo dan packaging yang sesuai, serta proses pemasaran yang lebih luas mencakup marketing social media yang sedang hype digunakan masa kini seperti Shopee, Instagram, dan juga Tiktok. Dengan rangkaian program kerja yang telah disusun dalam rangka mewujudkan inovasi yang telah ditetapkan, diharapkan hasilnya  nanti dapat memenuhi output yang diharapkan, yakni peningkatan harga jual dari olahan nira kelapa, serta merambahnya pangsa pasar ke tingkat yang lebih luas, yang tak lain yakni untuk kesejahteraan UMKM terdapak Covid-19 dan juga dapat berdampak dalam perkembangan ekonomi desa.

Canvas/dokpri
Canvas/dokpri

Roadmap/dokpri
Roadmap/dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun