Pasti kalian semua sudah tahu apa itu belajar. Karena seperti yang kita ketahui belajar merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia.
Kegiatan ini tidak memandang batasan usia mau setua apapun tidak akan menghalangi kegiatan belajar. Belajar ada yang formal dan ada yang tidak formal. Mari kita cari tahu terlebih dahulu apa itu belajar.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.Â
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar (siswa), sedangkan respons berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.Â
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respons. Oleh karena itu, apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respons) harus dapat diamati dan diukur.
Nah, sudah tahu kan apa itu belajar? Tidak berhenti disini saja belajar mempunyai cabang-cabang yang harus kita ketahui dan kita pahami.Â
Mulai dari definisi dan jenis-jenis belajar, ada juga jenis-jenis pendekatan belajar dan yang terakhir ada juga jenis-jenis model belajar apa yang akan diterapkan. Oke, kita akan kupas tuntas satu persatu disini ya. Simak baik-baik.
Yang pertama kita mulai dari definisi dan jenis-jenis sumber belajar. Ada yang tau nggak ini apa? Kita belajar tentang jenis-jenis sumber belajar terlebih dahulu ya. Ada berapa sih jenis-jenis sumber belajar? Jawabannya ada enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar.
1. Pesan(Message)
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran.Â
Pesan-pesan ini selain disam-paikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen seperti kurikulum, pe-raturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan pembelajaran dan sebagainya.Â
Pesan nonformal yaitu pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya.
2. Orang(People)
Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur, dan widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar, pustakawan dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi pengusaha dan lain-lain.
3.Bahan(Matterials)
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software).
4. Alat(Device)
Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi un-tuk menyajikan bahan-bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup multimedia Projector, Slide Projector, OHP, Film, tape recorder, Opaqe projector, dan sebagainya.
5. Teknik
Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama, dan sebagainya.
6.Latar(Setting)
Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat workshop, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.Sumber belajar yang diuraikan di atas, merupakan komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran. Secara khusus untuk kategori bahan (matterials) dan & alat (device) yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.
Setelah kita semua paham dengan penjelasan diatas, mari kita bahas lebih lanjut untuk pembahasan yang kedua mengenai berbagai jenis pendekatan belajar.
Berbagai jenis pendekatan belajar, pendekatan dalam pembelajaran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu yang pertama ada teacher centered yang artinya berpusat pada guru dan yang kedua ada student centered yang artinya berpusat pada siswa. Kita bahas satu persatu tentang kedua pengertian tersebut.
Pendekatan Teacher Centered. Pada pendekatan ini, pembelajaran berpusat pada Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu. Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan beberapa strategi seperti: pembelajaran langsung (direct instruction), dan pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.
Pendekatan Student Centered Sementara itu, pendekatan student centered mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.Â
Pusat pembelajaran diserahkan langsung ke peserta didik dengan supervisi dari Guru. Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran seperti discovery learning dan inquiry (penyingkapan atau penyelidikan).
Adapun macam-macam pendekatan pembelajaran yang pertama ada Pendekatan Kontekstual Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan sebutan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.Â
Melalui pendekatan kontekstual diharapkan hasil belajar dapat lebih bermakna bagi siswa, karena siswa dapat mengaplikasikan hasil belajarnya dalam kehidupan mereka dalam jangka panjang.Â
Pendekatan pembelajaran kontekstual lebih mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menemukan konsep tentang materi pembelajaran dan mengaitkan konsep tersebut dengan situasi dunia nyata mereka.
Yang kedua ada Pendekatan Ekspositori Pendekatan Ekspositori menekankan pada penyampaian informasi yang disampaikan sumber belajar kepada peserta pembelajaran.Â
Dalam pendekatan ekspositori sumber belajar dapat menyampaikan materi sampai tuntas, artinya pembelajaran dilaksanakan secara holistik dan tidak khusus.Â
Pendekatan Ekspositori lebih cocok untuk jenis bahan belajar yang bersifat informatif dan umum. Misalnya prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami untuk menunjang tahap pembelajaran lebih lanjut.Â
Pendekatan ini juga hanya cocok apabila jumlah peserta didik dalam kegiatan pembelajaran relatif lebih banyak seperti dalam keadaan perkuliahan antar program studi di perguruan tinggi. Pendekatan ini cenderung berpusat pada sumber belajar, dan memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut:
1.adanya dominasi sumber belajar dalam pembelajaran,
2.bahan belajar terdiri dari konsep-konsep dasar atau materi yang baru bagi warga belajar,
3. materi lebih cenderung bersifat informasi,
4. terbatasnya sarana pembelajaran.
Ada pendekatan Induktif, Deduktif, Kontruktivisme, Pemecahan Masalah, Open-Ended, Saintifik, Inquiry. Inilah macam-macam pendektan belajar yang bisa kita pelajari.
Dan yang terakhir kita mempelajari jenis-jenis model belajar. Meliputi :
Model pembelajaran merupakan langkah awal yang harus direncanakan di dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan. Adapun jenis-jenis pembelajaran menurut Agus Suprijono (2009) dapat dibagi menjadi:
1) Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruktion)Â
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan active teaching yang mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kapeda seluruh kelas. Pembelajaran langsung dirancang untuk penguasaan pengetahuan procedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai ketrampilan. Dalam pembelajaran langsung, guru menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat, memperkenalkan fokus akademis, dan berharap peserta didik menjadi pengamat, pendengar, dan praktisipan yang tekun.
2) Model Pembelajaran Cooperative (Cooperative Learning)
Pembelajaran cooperative dapat diartikan belajar bersamasama, saling membantu antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Keberhasilanbelajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. Pembelajaran cooperative merupakan serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk member dorongan keada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran.
3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery learning, yakni pembelajaran yang menekankan pada aktivitas penyelidikan. Proses belajar penemuan meliputi proses informasi, transformasi dan evaluasi. Pada tahap informasi, peserta didik memperoleh informasi mengenai materi yang dipelajari dan memberikan respon. Pada tahap transformasi peserta didik melakukan identifikasi, analisis, mengubah, mentransformasikan informasi yang diperoleh. Pada tahap evaluasi peserta didik menilai sendiri informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalahyang dihadapi.
4) Model Pembelajaran Kontekstual (Constextual Teaching And Learning)
Constextual teaching and learning atau biasa disebut pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan daengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupanmereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajarankontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami makna yang ada pada bahan ajar, menghubungkan pelajaran dalam konteks kehidupan sehari-harinya dengan konteks kehidupan pribadi, sosial dan kultural.
Jenis-jenis model pembelajaran yang diuraikan di atas, tidak ada model pembelajaran yang paling baik, karena setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan rumusan tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan, analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan dan jenis materi yang akan diajarkan. Padapenelitian ini, menurut peneliti model pembelajaran yang cocok diterapkan pada pembelajaran membuat pola adalah model pembelajaran kooperatif.
Sudah tahu kan tentang seluk beluk belajar, mari kita semua tingkatkan semangat kita untuk mengasah ilmu lebih dalam lagi melalui belajar dengan jenis dan model belajar yang sudah kita pelajari. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H