Mohon tunggu...
Amira Yuniar
Amira Yuniar Mohon Tunggu... Lainnya - Sebagai Sarana Pengumpulan Tugas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi Belajar untuk Anak

2 Oktober 2020   10:13 Diperbarui: 2 Oktober 2020   10:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
highschooltutors.com.au

Mengapa anak butuh motivasi belajar? Pasti banyak di antara kalian yang belum paham tentang pentingnya Motivasi belajar bagi anak. Mari kita bahas satu persatu disini, kita bahas pengertian motivasi dulu ya.

Motivasi adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini di gunakan untuk menjelasan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang kuat. Selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukan arah perilaku. Sedangkan menurut Sardiman (2011:73) Motivasi diartikan sebagai daya dan upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, dalam pengertian ini motif bukanlah yang dapat diamati, akan tetapi dapat diketahui karena adanya suatu aktivitas itu dapat kita lihat atau saksikan.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan yang dapat mengubah tingkah laku individu untuk melakukan suatu aktivitas belajar atas dasar keinginan dari dalam individu itu sendiri sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Teori-teori tentang motivasi ada 5 yaitu yang pertama (1) Teori belajar behavior menyatakan bahwa belajar merupakan proses proses perubahan perilaku. (2) Teori kebutuhan manusia. 

Abraham Maslow menjelaskan bahwa konsep motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. (3) Teori disonasi menjelaskan perilaku dan alasan tentang penampilan perlaku yang digunakan untuk mempertahankan citra diri yang positif. (4) Teori harapan yang pada mulanya dikembangkan oleh Edwards kemudian dilanjutkan oleh Atkinson yang menyatakan bahwa motivasi itu tergantung pada harapan anak terhadap hadiah. (5) Teori motivasi berprestasi merupakan keinginan untuk memperoleh keberhasilan atau menghindari kegagalan.

Motivasi ini pun mempunyai peran dalam belajar yang pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Dalam kegiatan belajar motivasi sangatlah penting untuk menunjang keberhasilan dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh anak usia dini, khususnya kemampuan kognitifnya. Bicara tentang perkembangan kognitif pada anak bisa di cek tulisan sebelumnya.

Ngomong-ngomong tentang motivasi pada anak berikut cara-cara yang paling efektiv digunakan untuk mendorong anak supaya lebih giat lagi dalam melakukan pembelajaran atau kegiatau lainnya, yaitu dengan cara belajar sambil bermain cara ini sangat baik bagi anak untuk mengembangkan kreatifitas dan keterampilan motoriknya. Apabila hal ini sudah berhasil dilakukan dan anak sudah menunjukan perkembangannya jangan lupa untuk memberikan apresiasi hal ini bisa dilakukan dengan pemberian barang-barang yang anak suka atau anak butuhkan, karena dengan adanya apresiasi itulah mereka merasa diperhatikan dan merasa lebih bersemangat lagi untuk tetap aktif melakukan pembelajaran.

Bisa juga dengan belajar diselingi dengan hiburan, misalnya diberikan hiburan ringan yang dapat membuat hati dan pikiran kembali santai yang berupa menyaksikan film kartun lucu yang didalamnya terdapat pesan moral yang bermanfaat bagi perilaku mereka dan ini juga merupakan cara meningkatkan semangat belajar.

Masih banyak hal lain yang bisa di terapkan dalam memotivasi anak, yang terpenting para pendidik sudah paham hal-hal apa saja yang bisa menumbuhkan motivasi  belajar bagi anak.

Hal lain yang perlu diketahui selain cara memotivasi anak, perhatikan juga hal-hal yang dapat menurunkan motivasi belajar anak. Hal ini bisa terjadi ketikan kegemaran yang mereka suka tidak mendapatkan support dari lingkungan sekolah maupun lingkungan dirumah.

Hal-hal yang dapat menurunkan motivasi belajar antara lain. Belajar didalam lingkungan yang tidak terang remang-remang atau gelap, ini menimbulkan ketidak nyamanan bagi pelajar. Selanjutnya ada belajar dilingkungan yang tidak bersih dan berbau tidak sedap, belajar pada ruangan yang memiliki suhu tinggi atau panas. Anak tidak mendapatkan apresiasi, terlalu banyak menonton tv, ancaman orang tua jika anak tidak memenuhi target belajar.

Selain motivasi yang bisa meninggatkan motivasi belajar anak dan yang menurunkannya. Ternyata ada faktor-faktor lainnya loh yang bisa kita pelajari lebih dalam lagi, yuk kita simak. 

Faktor yang mempengaruhi proses belajar yang pertama ada faktor kecerdasan dikarenakan masing-masing individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda ada yang tinggi, sedang dan ada yang rendah. Yang kedua ada faktor belajar kita kembali lagi pada point pertama karena setiap individu juga memiliki cara belajar yang berbeda-beda ada yang biasa belajar dengan berdongeng ada pula dengan cara cukup membaca saja. Faktor Emosi dan Sosial lalu selanjutnya ada faktor Lingkungan yang telah dijelaskan sebelumnya, guru juga memberi peranan penting untuk point ini.

Anak juga memiliki gaya belajar yang berbeda yang wajib untuk kita semua ketahui untuk diterapkan kepada masing-masing anak karena anak memiliki karakter gaya belajar yang berbeda. (1) Visual atau belajar dengan cara melihat, dalam hal metode ini guru sebaiknya lebih banyak menitik beratkan pada peragaan atau media. (2) Auditori atau belajar dengan mendengar biasanya siswa yang menggunakan gaya belajar ini  menitik beratkan kesuksesannya belajar  melalui telinga atau alat pendengaran. (3) Kinestetik atau belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Anak seperti ini sulit duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas sangatlah kuat.

Jadi yang bisa kita lakukan yaitu menganalisis terlebih dahulu perilaku anak dan menerapkan gaya belajar yang bergam dulu jika semua sudah diterapkan anak akan lebih paham keinginannya untuk menggunakan gaya belajar yang mereka sukai dan mereka akan nyaman saat pembelajaran tersebut. Jika hal ini mereka sudah nyaman saat belajar tentu saja akan meninggkatkan skill dan kemampuan serta kreativitas yang anak miliki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun