Apa pendapat Anda tentang kesadaran sosial di masa kecil? Nah kali ini saya akan membahas tentang social awareness, social awareness atau "social awareness" membantu anak berinteraksi dengan baik dengan orang lain. Kesadaran sosial juga dapat diartikan sebagai pengetahuan penuh seseorang tentang hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Dengan ini, setiap orang harus membangun kesadaran sosial dalam kehidupan ini.
Kesadaran sosial adalah bagaimana seseorang memahami keadaan disekitarnya berupa perhatian seseorang terhadap lingkungan sosialnya. Pada masa kanak-kanak, kesadaran sosial dapat dengan mudah membimbing komunikasi, gotong royong, dan berbagi dengan orang lain. Salah satu contohnya adalah ketika anak berebut mainan dan anak menangis, hal ini merupakan contoh dari kurangnya kesadaran sosial anak yang tidak baik bagi anak, maka sebagai orang tua perlu diterapkan atau ditumbuhkan kesadaran sosial. Masa perkembangan anaknya memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.
Pendidikan merupakan kebutuhan bagi umat manusia.Pendidikan sangat penting untuk membentuk kepribadian dan karakter seseorang untuk menambah ilmu yang berguna untuk masa depan. Melalui pendidikan, anak dapat membentuk potensi perkembangan spiritual, kecerdasan, dan kepribadian sosialnya ketika berinteraksi dengan orang lain. Perilaku sosial anak usia dini dapat dipelajari sejak dini (TK) pada usia 5-6 tahun.
Untuk menumbuhkan kesadaran sosial pada anak usia dini, mereka membutuhkan bantuan guru terutama orang tua, karena anak pada dasarnya lahir dan besar dalam lingkungan keluarga. Namun yang perlu kita ketahui adalah bahwa tingkat pendidikan orang tua berbeda-beda dengan status sosial keluarga, seperti ijazah yang dimiliki. Perbedaan tingkat pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang baik terhadap perkembangan intelektual anak dalam menempuh pendidikan.
Salah satu cara untuk membangun kesadaran sosial adalah dengan menumbuhkan rasa empati terhadap orang lain. Sekarang sebagai orang tua, kita tidak bisa bermain gadget di usia yang sangat muda untuk berinteraksi dengan teman, kita harus memperkenalkan game yang dapat meningkatkan kesadaran sosial mereka.
Seperti push ball, petak umpet, tarik tambang, memasak, basic lima ABC, dll. Dari permainan kita sudah memiliki aturan yang ada, dalam aturan kita ada menang dan kalah Dari situ kami mengajari mereka untuk berusaha mematuhi aturan main.
Semakin mereka dapat dengan benar memperoleh hak-hak sosial, semakin mereka dihargai dan semakin banyak persahabatan yang mereka miliki. Manusia pasti memiliki tingkat sosial yang sangat tinggi agar dapat dengan mudah berinteraksi dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Permainan kelompok yang melibatkan orang lain akan menyadarkan anak akan pentingnya kerjasama, kekompakan, dan kekeluargaan dalam memenangkan permainan.
Bentuk kesadaran sosial yang digunakan seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu kognisi, tujuan dan motivasi. Sheldon (1996) menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kebiasaan atau gaya tersendiri ketika memperhatikan informasi yang diperoleh dari lingkungan sosialnya.
Hal ini menunjukkan bahwa sistem kognitif setiap orang berbeda dan akan mempengaruhi kesadaran sosialnya dalam interaksi sosial (Emmons, 1989). Selain sistem kognitif, Franzoi, Davis, dan Markweise (1990) menambahkan bahwa kesadaran sosial dipengaruhi oleh tujuan dan motivasi.
Tujuan dan motivasi ini mencerminkan informasi sosial yang dibutuhkan seseorang. Misalnya, orang yang sering memposisikan diri sebagai orang lain untuk memahami perasaan orang lain cenderung melakukannya karena tuntutan keintiman atau keintiman yang tinggi. Hal ini sangat penting juga diajarkan sejak anak masih dini.
Selain itu, berdasarkan hal-hal yang mempengaruhi kesadaran sosial, Sheldon (1996) percaya bahwa kesadaran lingkungan sosial dapat membantu seseorang mengumpulkan informasi sosial yang diperlukan dan membangun jembatan antara diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sosial. Anda juga dapat mencoba bermain peran dengan anak Anda untuk membangun kesadaran sosial pada anak usia dini. Pertama menyebutkan perasaan senang, sedih atau lelah, Dan bergiliran membiarkan anak-anak bertindak dan menebak emosi apa yang mereka tunjukkan.