Mohon tunggu...
Amira Yuniar Rachmawati
Amira Yuniar Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Diri Anak Usia Dini

12 Desember 2021   14:27 Diperbarui: 12 Desember 2021   14:38 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih yang kalian ketahui mengenai manajemen diri? Apakah yang dimaksud disini mengenai pengaturan waktu atau pengendalian diri? Yuk kita simak penjelasan dibawah.

Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi Mary Parker Follet berarti bahwa seorang manajer bertanggung jawab untuk mengatur dan membimbing orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut CASEL (Organisasi Kolaborasi untuk Pembelajaran Akademik, Sosial, dan Emosional), pendidikan Amerika mendefinisikan manajemen diri sebagai kemampuan untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda.

Manajemen diri dapat mengelola stres, mengendalikan impuls dan memotivasi diri sendiri. Ketika Anda tidak menyukai sesuatu, seperti melalui emosi, ketika Anda secara tidak sengaja menginjak kotoran hewan saat Anda berjalan-jalan dengan sepatu baru. Bagaimana tanggapannya? Kebanyakan dari mereka langsung membangkitkan perasaan jijik, marah, atau sedih. Secara alami, kita harus mengorbankan segalanya karena kotoran tidak pada tempatnya.

Diiringi harumnya tanah, kata-kata tak sadar meluap dengan emosi, entah itu "Aduh" atau tindakan lain yang ingin muntah, menjauhkan yang kotor dari tubuh, dan sebagainya. Perasaan khawatir dan bingung berubah menjadi perasaan frustasi, ingin segera membersihkan kotoran yang menempel di atasnya.

Dari contoh di atas, ada peran manajemen diri, kita dapat mengontrol emosi, pikiran dan perilaku dalam keadaan normal, dan kemudian tiba-tiba menjadi peristiwa yang berbeda. 

Dari sini kita tahu bahwa dengan kejadian ini, kita akan lebih berhati-hati saat berjalan di jalan itu, mengendalikan emosi, tetap sabar dan ikhlas, dan kita juga harus menekankan bahwa kita harus bisa menyelesaikan masalah ketika kita menghadapinya. , Bukannya menghindar. , cuek. Kita bisa mengalaminya dari diri kita sendiri. Mengapa ada kotoran hewan di tempat itu?

Pernahkah Anda melihat anak-anak kehilangan kesabaran secara berlebihan? Hal ini mungkin karena pengendalian diri anak atau kemampuan pengendalian diri yang rendah. Faktanya, setiap orang memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri. Namun, ini bukan kemampuan alami. Kemampuan pengendalian diri harus dipupuk sejak dini.

Agar anak memiliki kemampuan mengendalikan diri sejak dini, orang tua dapat mencoba menerapkan cara-cara tersebut kepada anaknya.

1. Bentuk rasa saling percaya antara anak dan orang tua

Landasan utama untuk menumbuhkan kemampuan pengendalian diri anak adalah dengan menumbuhkan rasa saling percaya antara orang tua dan anak. Praktisi pendidikan Najeela Shihab mengutip Kompas mengatakan bahwa orang tua harus memberikan kepercayaan diri kepada anak-anak mereka sejak usia dini untuk memenuhi kebutuhan fisik mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun