Mohon tunggu...
Amiratul Badiiah
Amiratul Badiiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administraai Pendidikan, Universitas Jambi

Do good and good will come to you

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandangan dan Pengalaman Mengikuti Ujian Nasional

27 Mei 2021   17:18 Diperbarui: 27 Mei 2021   17:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak tahun pelajaran 2002-2003, alat penilaian hasil belajar akhir pendidikan Indonesia diubah menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Namun pada tahun 2005, namanya disingkat Ujian Nasional (UN). Keberadaan dan penerapan alat evaluasi hasil ujian akhir (disebut ujian nasional) telah menimbulkan berbagai kontroversi, pro dan kontra, dan kontroversi yang terus berlanjut. 

Pro dan kontra dari kebijakan ujian nasional terus berlanjut hingga saat ini. Hingga akhirnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim secara resmi menyatakan tahun 2020 menjadi tahun terakhir penyelenggaraan UN (11 Desember 2020). 

Ujian Nasional (UN) tahun 2021 akan diubah menjadi "Penilaian Kemampuan Minimum dan Survei Karakter". Menurutnya, penilaian tersebut tidak berdasarkan mata pelajaran yang digunakan dalam Ujian Nasional (UN) selama ini atau penguasaan materi mata kuliah tersebut, melainkan pemetaan dari dua kemampuan minimal siswa, yakni dalam hal literasi dan numerasi. (Ayang Sari, 2020) 

Saya setuju dengan ditiadakannya Ujian Nasional atau UN ini karena menurut saya dengan diambilnya nilai rapor sebagai syarat untuk mendaftar ke jenjang berikutnya ini merupakan sesuatu yang membuat saya dangat setuju dengan ditiadakannya Ujian Nasional (UN) dikarenakan pada saat sebelum UN dihapus dan nilai rapor sebagai suatu syarat untuk kelulusan Ujian Nasional (UN) merupakan syarat untuk menentukan kelulusan siswa dari sekolah, jika nilai Ujian Nasional nya tidak memenuhi kriteria siswa kemungkinan besar tidak lulus, dan menurut say ini tidak fair karena dengan sekolah dan belajar selama 3 tahun hanya ditentukan dalam 3 hari saja, dan hanya menilai akademis saja tidak sementara kemampuan diluar akademik tidak di hargai.

Saat menaiki kelas 9 SMP dan juga kelas 12 SMA saya mulai berfikir bagaimana caranya agar saya bisa mengisi soal Ujian Nasional dengan baik dan benar karena pada saat saya SMP Ujian Nasional masih menjadi penentu kelulusan sehingga mengharuskan melakukan belajar tambahan yaitu les dan juga belajar dirumah. Dan juga pada zaman saya soal ujian nya sudah paketan yaitu satu ruangan berbeda --beda soal yang didapatkan oleh saya dan teman-teman dan pada saat itu sekolah saya masih menggunakan kertas untuk soal dan jawabannya masih dilingkar menggunakan pensil . 

Untuk menghadapi Ujian Nasional di jenjang SMA saya juga was-was dan mulai cemas dikarenakan pada saat itu sudah menerapkan UNBK yaitu Ujian Nasional Berbasis Komputer, dan ini merupakan pengalaman pertama saya dan beberapa teman untuk melakukan Ujian Nasional Berbasis Komputer sehingga sekolah mengadakan beberapa kali simulasi atau juga try out dan ini membantu saya dalam mengenal apa saja fitur dan bagaimana cara mengerjakan soal di komputer dan UNBK atau Ujian Nasional Berbasis Komputer ini juga soal setiap siswa nya berbeda-beda dan waktu pengerjaannya berjalan saat kita mulai mengerjakan soal ujian, waktu pengerjaan yang terdapat di sisi kiri layar komputer. 

Pada saat 3 bulan sebelum diadakannya UNBK ini diadakan les kepada semua siswa kelas 12 dan ini diadakan pada sabtu dan minggu dan juga dihari sekolah yaitu setelah pulang sekolah, berhubung sekolah saya saat itu full day jadi diadakan 1 jam saja setelah pulang sekolah, ini membuat saya dan teman-teman jenuh dan tidak fokus lagi belajar karena proses pembelajaran saja sudah full day dan diadakannya dengan les tambahan.

Sisi positif yang didapatkan dari Ujian Nasional adalah bisa menambah banyak pengalaman mengerjakan soal-soal yang baru karena sebelum melakukan ujian dan membuat siswa lebih semangat dalam belajar, siswa akan mulai bersaing dengan murid yang lain untuk mendapatkan nilai ujian nasional yang lebih tinggi. 

Sisi negatif dari adanya Ujian Nasional adalah siswa harus menyiapkan tenaga ekstra untuk mengikuti les atau bimbingan belajar. arena waktu untuk belajar di sekolah sudah sangat cukup. Ujian nasional juga dapat membuat siswa tertekan, mengapa? Mungkin karena siswa tersebut belum siap untuk menghadapi ujian nasional. Namun, setiap siswa harus mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi ujian nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun