Mohon tunggu...
Amira Naila Zanira
Amira Naila Zanira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

MBTI: INFJ Hobi: Membaca

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Perkembangan AI dalam Industri Ilmu Hayati

14 Mei 2023   18:33 Diperbarui: 14 Mei 2023   18:34 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya perkembangan AI menantang semua prediksi dalam lima tahun terakhir. Menurut Undang-Undang Kecerdasan Buatan (AI) Nasional tahun 2020, definisi kecerdasan buatan adalah sistem berbasis mesin yang mampu memprediksi, merekomendasikan, atau membuat keputusan pada serangkaian tujuan yang ditentukan manusia. Namun pada kenyataannya, AI juga memiliki risiko dan kerugian yang harus diperhatikan. Bagaimana pun, AI akan menjadi bagian terbesar dari kehidupan kita, tetapi dampaknya terhadap masa depan umat manusia masih diperdebatkan.

Pada tahun 2018, Gartner memperkirakan bahwa hingga 85% proyek AI akan menghasilkan "hasil yang tidak akurat". Pada 2019, proyek ilmu data terkenal gagal dalam produksi. Pada tahun 2020, investasi di startup AI turun ke level terendah dalam tiga tahun. Bahkan di tahun 2021, bisnis masih menyesal berinvestasi di AI karena belum sepenuhnya memanfaatkan manfaat yang diharapkan.

Namun pada akhir tahun 2022, semua itu akan menjadi masa lalu. Judul sederhana menarik perhatian. Sensasi internet ChatGPT melampaui 1 juta pengguna dalam 5 hari. AI telah membuat terobosan cepat ke setiap industri, dengan beberapa pengecualian. Salah satunya adalah industri life sciences, di mana AI bisa menjadi game changer. Meski demikian, situs web ChatGPT yang populer mengakui kelemahan yaitu "Kurangnya informasi terkini dan potensi kesalahan dan bias dalam pengambilan keputusan".

Teknologi AI dapat memiliki dampak eksponensial jika digabungkan dengan kemajuan dalam visi komputer, pengenalan pola, pemrosesan bahasa alami, dan pemodelan data. Aplikasi AI sangat luas dan sangat dapat dimodifikasi. Namun, industri ilmu hayati mengakui kurangnya keahlian ilmu data yang menghambat adopsi AI. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk "menyewa" keahlian dari mitra teknologi. Tantangan sebenarnya terletak pada mengatasi batasan peraturan yang membatasi penggunaan data yang tersedia.

Industri ilmu kehidupan tertinggal dalam memperkuat kepemimpinan tata kelola data, masalah kritis yang perlu segera ditangani. Untuk mengisi kesenjangan tersebut, para pemimpin industri memanfaatkan data sintetik untuk mempercepat inisiatif konektivitas data di seluruh perusahaan. Inisiatif ini meletakkan dasar untuk penggunaan AI yang lebih efektif dalam industri ilmu kehidupan. Berikut ini penjelasan tentang kecerdasan buatan (AI) di masadepan, yang harus dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab untuk memberikan  manfaat sebesar mungkin bagi masyarakat.

Manfaat Utama Kecerdasan Buatan (AI)

Kecerdasan buatan (AI) tidak hanya terdiri dari robot cerdas yang dapat berjalan dan berbicara seperti yang biasa Anda lakukan di film fiksi ilmiah. Sebaliknya, AI terus berkembang dan membawa manfaat baru bagi bisnis dan konsumen.

Kemungkinan kelemahan kecerdasan buatan (AI)

Kecerdasan buatan membawa manfaat besar, tetapi penting untuk mempertimbangkan risiko dengan hati-hati untuk menghindari pengembangan AI yang tidak bertanggung jawab. Banyak pakar komputasi dan teknologi, seperti Stephen Hawking, mengkhawatirkan pengembangan sistem AI yang tidak diawasi dengan baik. Dia pernah berkata: Jika manusia bisa mendesain virus komputer, seseorang bisa mendesain AI yang bisa mereplikasi dirinya sendiri. Ini bisa memunculkan bentuk kehidupan baru yang melampaui manusia. "

Jalan Menuju Masa Depan Kecerdasan Buatan (AI)

AI adalah bagian integral dari masa depan kita dan akan terus ada dalam hidup kita. Namun, AI harus dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab untuk memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan etika yang baik, kecerdasan buatan dapat secara signifikan mengubah dunia kita menjadi lebih baik. Di masa depan yang tidak terlalu jauh, kita mungkin hidup di dunia asisten robotik, mobil yang bisa mengemudi sendiri, dan obat-obatan yang dipersonalisasi dan khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun