Mohon tunggu...
Amira Larasati
Amira Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Merupakan mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan dengan program studi yaitu Ilmu Komunikasi dengan konsentrasi jurusan yaitu Marketing Communication

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Fashion Cadburylemonade Membentuk Budaya dan Citra Diri Pada Media Sosial

25 Desember 2023   16:40 Diperbarui: 25 Desember 2023   16:42 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Public figure menjadi salah satu pengaruh yang paling utama dalam industri fashion. Dengan adanya public figure kita dapat mengetahui berbagai jenis fashion dan cara mencocokannya dengan kondisi. Fashion menjadi salah satu industri terbesar di dunia karena memiliki target pasar yang amat besar. Fasion dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis dan salah satu pengaruh yang membedakannya adalah budaya. Menurut Srinarti,  budaya populer merupakan budaya yang ada karena media. Srinarti juga menyatakan bahwa popular culture atau pop culture merupakan budaya ini melakukan pertarungan untuk menarik hati masyarakat. Budaya pop juga disebut dengan budaya pragmatis, praktis maupun instan, khas seperti kehidupan masa ini (Srinarti, 2009).

Salah satu influencer Tiktok yaitu @cadburylemonade selalu cara ia berpakaian dan membagikan bagaimana ia sangat menyukai warna yang mencolok, di era yang semakin minimalis ini. Karena tren minimalis semakin mendominasi, maka mayoritas orang saat ini lebih suka dengan pakaian yang monokrom, atau warna-warna pastel. Akan tetapi Cadburylemonade tidak takut untuk mengeksplorasi warna. Ia selalu menyebut pakaian yang ia pakai sebagai fashion dangdut. Ia selalu menggunakan pakaian yang terkesan heboh dan mencolok serta sama sekali tidak takut dalam menggunakan banyak warna. Tidak hanya soal warna, ia juga memiliki ciri khas yang amat spesial dimana ia juga tampil amat percaya diri dengan rambut botaknya. Cadburylemonade selalu berhasil menarik hati netizen baik melalui Instagram maupun Tiktok tentang bagaimana ia sangat berani dalam hal fashion style.

Ia memiliki slogan unik apabila ia berhasil mengkombinasikan aksesoris yang heboh serta warna-warna yang mencolok, yaitu dangdut. Warna dan aksesoris yang digunakan memang terlihat mencolok, akan tetapi ia dapat mengkombinasikannya dengan apik sehingga tetap enak dipandang. 

Cara seseorang dalam berpakaian dapat membentuk citra diri seseorang. Karena citra diri merupakan gambaran atau refleksi dari seorang individu tentang dirinya dimana ia adalah makluk hidup berfisik, sehingga dapat dikaitkan dengan cara berpenampilan individu secara umum (Burn, 1993). Karena pakaian merupakan salah satu cara berpenampilan bagi seorang manusia, maka hal tersebut dapat membentuk citra diri seorang individu. 

Cara kita berbusana juga akan mencerminkan bagaimana kepribadian seseorang, termasuk dalam pemilihan warna (Risnawati, 2014) Warna yang cenderung terang dan mencolok biasanya mencerminkan bahwa kepribadian orang tersebut sangat bold. Sama halnya dengan Cadburylemonade, ia memiliki kepribadian yang amat ceria dan sesuai dengan pakaiannya ia juga heboh, sehingga video-video yang dibuat terlihat sangat hidup. 

Warga Net sangat menyukai cara Cadburylemonade memperkenalkan dirinya yang tidak terganggu dengan terlihat mencolok dengan pakaiannya dan menjadi perempuan tanpa rambut panjang. Warga Net merasa bahwa banyak dari mereka yang sebenarnya sangat menyukai warna, akan tetapi karena tren saat ini adalah minimalis, akhirnya mengurungkan dirinya untuk memakai pakaian yang lebih berwarna. Namun, berkat kehadiran video-video Cadburylemonade, beberapa orang menjadi tidak takut lagi untuk kembali memakai pakaian yang lebih berwarna.

Tidak berhenti disana, Cadburylemonade juga sangat mencintai budaya Indonesia, sehingga ia juga seringkali membagikan video-video yang berisikan tentang cara memadukan kain batik dan kebaya agar dapat pakai ketika melakukan kegiatan sehari-hari. Karena hal ini pula Warga Net menjadi lebih mengenal budaya tradisional Indonesia yang tak melulu terlihat jadul tapi dapat melekat indah di tubuh tak kalah indah dengan gaun modern.

Dalam hal ini kita dapat mengaitkannya dengan teori Stuart Hall mengenai representasi. Dalam kasus ini kita dapat menggunakan pendekatan refektif, pendekatan ini memandang bahwa makna yang terkandung dalam objek, personal, ide atau peristiwa di dunia nyata dengan bahasa sebagai pencerminan yang berfungsi untuk merefleksikan makna yang sebenarnya sudah ada (Handayani, 2016). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Cadburylemonade menggunakan pakaian yang terang dan mencolok untuk mencerminkan kepribadiannya yang sangat cerita. Dan menyampaikannya dalam bentuk video serta di dalamnya terdapat penjelasan menggunakan bahasa sehingga kita dapat memahami dari penjelasan dari video yang sudah disampaikan.

Menurut Stuart Hall, identitas merupakan sebuah produksi yang berlangsung secara terus menerus dan tidak pernah selesai serta identitas 'always Constituted within, not outside, representation' (Hall, 1997). Secara naluriah Cadburylemonade merupakan sosok yang sangat ceria dan heboh sehingga dapat menghidupkan suasana baik di video atau di tengah-tengah kelompok. dan hal tersebut direpresentasikan dengan pakaiannya yang heboh dan berwarna terang, tapi tetap seimbang. Ia juga dapat diartikan sebagai orang yang sangat percaya diri untuk tampil berbeda termasuk dalam menggunakan pakaian hasil budaya tradisional Indonesia. Ia juga dapat diartikan sebagai satu masyarakat Indonesia yang memang mencintai negaranya. Karena secara natural ia terus ingin mengembangkan budaya Indonesia melalui pakaian yang ia pakai.

Oleh sebab itu melalui kasus ini kita dapat mengetahui bagaimana fashion, media dan citra diri dapat saling berhubungan. Media menjadi bagian untuk menyampaikan simbol-simbol yang terkandung dalam fashion dan dari makna yang sudah ada kita dapat mengetahui bagaimana cita diri seseorang dapat terbentuk.

Daftar Pustaka 

Burn, R.B. (1993). Konsep diri: Teori Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta.

Strinarti, Dominic. (2009). Popular Culture. Ar Ruuzz Media. Yogyakarta

Risnawati, N. V. (2014). Busana Mencerminkan Diri. Semarang

Hall, Stuart. (1997). Cultural Identity and Diaspora dalam buku Representatio: Cultural Representations and Signifying Practice. London.

Handayani, Rivi. (2016). Representasi Kecantikan Perempuan Berhijab Melalui Instagram. Kendari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun