Mohon tunggu...
Hisan Amira
Hisan Amira Mohon Tunggu... Dokter umum -

Menulis hanya perlu kejujuran. Tidak perlu berpikir orang lain suka atau tidak. Saat kau berhenti menulis, mungkin ada yang sedang disembunyikan dalam dirimu. Selamat menulis! :D

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Free Will

14 Juni 2015   21:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

What kind of world do you want?

Think anything

Let's start at the start

Build a masterpiece

Be careful what you wish for

History starts now...

 

Pernah ga ngedenger lirik lagu yang bikin kamu berpikir keras berharap itu bukan hanya potongan lirik lagu

Tapi sesuatu yang bisa kamu lakukan lebih jauh

 

What kind of world do you want?

Got a package full of wishes, time machine, magic wand

 

Aku memejamkan mataku yang lelah, masih berkhayal lirik itu mungkin bisa nyata.

Then changing my life wouldn't be so hard.

 

If only i have a chance of it...

Pertama yang aku ubah adalah peraturan tentang sakit hati.

Peraturannya adalah, siapapun yang menyakiti hati orang, dia akan otomatis bertukar posisi ke dalam jiwa sakit tersebut.

Supaya dia tau rasanya tersakiti, dikecewakan, dirampas harapannya. Tau rasanya diremehkan dan dihina.

Mereka yang sebelumnya ga pernah tau dampak dari kalimat yang asal dikeluarkan.

 

Words that turns into weapon because we don't choose'em carefully

Words that became blade to ourselves. Cut us like a knife

Words that cannot turning back

 

They wouldn't know... before they know how it feels

 

Setuju kan? itu akan adil.

Jadi kita ga usah menjelaskan kekecewaan kita pada orang lain terhadap kata katanya, agar mereka mau mengerti.

Mereka akan persis sama merasakannya dengan kita. 

Every single part of our sadness

 

Dengan begitu kamu akan mengerti perasaanku sekarang. Akan paham rasanya tetap bangun pagi dengan kepala tegak dan hati yang tidak utuh, kamu akan tau rasanya tersenyum dan tertawa hanya untuk membuat orang disekelilingku bahagia, akan mengerti rasanya setiap hari ujung mata ini berkaca karena lelah tapi harus tetap kuat, akan tau rasanya seperti apa ketika kamu merasa harus menyerah tapi ibumu berharap besar padamu, berpura pura kamu baik baik saja, dan yang paling penting... kamu tau rasanya melihat ibumu menangis karena ia akhirnya tau... bahwa kamu tidak sekuat itu.

 

Dengan begitu kamu akan cukup tau diri untuk tidak menghubungiku lagi. Karena kamu ga akan pernah tau, perasaaan ini tersakiti sedalam apa. Ga akan pernah tau susahnya membangun setiap kepingan yang kamu hancurkan. Dan tiba tiba kamu datang lagi? Kamu kira itu mudah?

 

What kind of world do you want?

Think anything

Let's start at the start

Build a masterpiece

Be careful what you wish for

History starts now...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun