Mohon tunggu...
Amira Halimatu Sadiyah
Amira Halimatu Sadiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hanya manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Sentuhan Bahasa: Ameliorasi, Peyorasi dan Peran Rasa

20 Desember 2023   20:48 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:55 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa adalah cerminan dinamika budaya manusia. Bahasa tidak akan pernah diam, ia bersifat dinamis, terus berubah, seperti lautan yang terus bergelombang. Dalam perjalanannya, kata-kata dan frasa dalam bahasa sering kali mengalami pergeseran makna yang menarik. Menurut Chaer (2009) pergeseran makna tersebut terjadi karena perkembangan ilmu dan teknologi, sosial budaya, perbedaan bidang pemakaian adanya asosiasi, pertukaran anggapan indera, dan perbedaan tanggapan. Sejarah linguistik telah memberikan banyak contoh menarik tentang bagaimana kata-kata atau frasa berubah dari waktu ke waktu.

Ameliorasi dan peyorasi merupakan dua konsep penting yang terlahir dari pergeseran makna dalam bahasa. Ameliorasi mengacu pada perubahan sebuah kata atau frasa menuju makna yang lebih positif, halus atau terhormat dari sebelumnya. Perubahan ameliorasi mengacu pada peningkatan makna sebuah kata; makna baru dianggap lebih baik atau lebih bernilai tinggi daripada makna sebelumnya.

Contoh ameliorasi :

Kini pemerintah menyediakan fasilitas bursa kerja bagi para tunakarya.

Di dalam KBBI, tunakarya merujuk pada seseorang yang tidak memiliki pekerjaan. Istilah ini merupakan bentuk ameliorasi dari kata "pengangguran". Akan ada perbedaan rasa antara kalimat "Saat ini pemerintah menyediakan fasilitas bursa kerja bagi para tunakarya" dengan "Saat ini pemerintah menyediakan fasilitas bursa kerja bagi para pengangguran." yang menciptakan variasi dalam penggunaan bahasa.

Sedangkan peyorasi kebalikan dari ameliorasi, peyorasi mengacu pada perubahan makna kata menuju hal yang lebih negatif, kasar atau merendahkan. Tarigan (1986) menjelaskan bahwa peyorasi adalah proses di mana makna suatu kata menjadi lebih buruk atau lebih rendah daripada makna aslinya.

Contoh Peyorasi :

Pelangi adalah salah satu fenomena keindahan alam.

Menurut KBBI, pelangi adalah spektrum warna yang terlihat di langit karena pembiasan cahaya matahari oleh tetes-tetes hujan atau embun. Biasanya terdiri dari berbagai warna yang membentuk lengkungan indah di langit biru. Awalnya, pelangi dianggap sebagai simbol keindahan. Namun, saat ini, konotasi pelangi telah berubah menjadi simbol yang mendukung LGBTQ+ yang dianggap menyimpang dari norma-norma sosial. Perubahan makna ini telah mengalami peyorasi karena asosiasi perilaku tersebut yang mulai meresap ke dalam budaya masyarakat modern.

Hubungan Ameliorasi, Peyorasi dengan Kehadiran "Rasa" 

Sentimen atau penggunaan rasa dalam berbahasa mengacu pada keadaan emosional atau sikap pembicara atau penulis.Sentimen itu sendiri adalah sikap, pikiran, atau penilaian yang didorong oleh perasaan. Sentimen juga dapat diartikan sebagai kepekaan yang tulus dan halus, kecenderungan untuk dipengaruhi oleh emosi daripada alasan atau fakta. Keterkaitan sentimen atau penggunaan rasa dengan ameliorasi dan peyorasi adalah dalam penangkapan respons emosional atau sikap terhadap suatu hal. Biasanya, sentimen positif terhubung dengan ameliorasi, sementara yang negatif terkait dengan peyorasi.

Seseorang yang aktif di lingkungan yang positif cenderung membentuk sentimen yang positif dan terhubung dengan ameliorasi. Ini membuatnya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lebih berhati-hati dalam menggunakan kata-kata saat berbicara. Hasilnya, percakapan atau tulisannya sering kali mengandung ameliorasi karena tanpa sadar ia memilih kata-kata yang lebih halus atau positif. Di Indonesia, ameliorasi tampaknya umum terjadi, didukung oleh sifat positif dan ramah masyarakatnya. Bukti dari sifat ramah masyarakat Indonesia tergambar dari data yang dirilis oleh platform iNews yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara teramah di dunia.

Sedangkan di dalam konteks peyorasi, penggunaan kata-kata yang bermakna merendahkan bisa dipicu oleh berbagai sentimen emosional seperti amarah, sarkasme, sindiran, atau teguran tegas. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan peyorasi tidak selalu terkait dengan ekspresi emosi, melainkan lebih terkait dengan dorongan perasaan mendesak, kekecewaan, atau kemarahan yang sering kali memicu penggunaan kata-kata yang telah melalui proses peyorasi.

Maka, telah kita ketahui, dalam setiap pergeseran makna bahasa, kita melihat cerminan dinamika budaya yang terus berkembang berpengaruh juga kepada gerak lajunya perkembangan bahasa. Ameliorasi dan peyorasi, sebagai salah satu pergeserkan kata yang mencerminkan perubahan nilai dan interpretasi dalam masyarakat. Sentimen dalam berbahasa menjadi jendela penting untuk memahami bagaimana kata-kata mengalami perubahan makna, mengikuti arus emosi dan perasaan manusia. Fenomena ini menciptakan gelombang tak terduga dalam komunikasi, memperkaya bahasa kita dengan nuansa dan makna baru. Dalam perjalanannya, bahasa tidak pernah diam; ia terus berbicara, memperkaya pengalaman dan persepsi kita terhadap dunia yang selalu berubah.

REFERENSI BACAAN

https://media.neliti.com/media/publications/285107-pergeseran-makna-analisis-peyorasi-dan-a-c11d1953.pdf 

https://ftip.unpad.ac.id/eksplorasi-analisis-sentimen-pengenalan-teknik-dan-prinsip-dasar/#:~:text=Memahami%20Sentimen:%20Emosi%2C%20Opini%2C,emosi%2C%20opini%2C%20dan%20polaritas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun