Mohon tunggu...
Amira Halimatu Sadiyah
Amira Halimatu Sadiyah Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Hanya manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksplorasi Sentuhan Bahasa: Ameliorasi, Peyorasi dan Peran Rasa

20 Desember 2023   20:48 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:55 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seseorang yang aktif di lingkungan yang positif cenderung membentuk sentimen yang positif dan terhubung dengan ameliorasi. Ini membuatnya lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lebih berhati-hati dalam menggunakan kata-kata saat berbicara. Hasilnya, percakapan atau tulisannya sering kali mengandung ameliorasi karena tanpa sadar ia memilih kata-kata yang lebih halus atau positif. Di Indonesia, ameliorasi tampaknya umum terjadi, didukung oleh sifat positif dan ramah masyarakatnya. Bukti dari sifat ramah masyarakat Indonesia tergambar dari data yang dirilis oleh platform iNews yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara teramah di dunia.

Sedangkan di dalam konteks peyorasi, penggunaan kata-kata yang bermakna merendahkan bisa dipicu oleh berbagai sentimen emosional seperti amarah, sarkasme, sindiran, atau teguran tegas. Namun, perlu dicatat bahwa penggunaan peyorasi tidak selalu terkait dengan ekspresi emosi, melainkan lebih terkait dengan dorongan perasaan mendesak, kekecewaan, atau kemarahan yang sering kali memicu penggunaan kata-kata yang telah melalui proses peyorasi.

Maka, telah kita ketahui, dalam setiap pergeseran makna bahasa, kita melihat cerminan dinamika budaya yang terus berkembang berpengaruh juga kepada gerak lajunya perkembangan bahasa. Ameliorasi dan peyorasi, sebagai salah satu pergeserkan kata yang mencerminkan perubahan nilai dan interpretasi dalam masyarakat. Sentimen dalam berbahasa menjadi jendela penting untuk memahami bagaimana kata-kata mengalami perubahan makna, mengikuti arus emosi dan perasaan manusia. Fenomena ini menciptakan gelombang tak terduga dalam komunikasi, memperkaya bahasa kita dengan nuansa dan makna baru. Dalam perjalanannya, bahasa tidak pernah diam; ia terus berbicara, memperkaya pengalaman dan persepsi kita terhadap dunia yang selalu berubah.

REFERENSI BACAAN

https://media.neliti.com/media/publications/285107-pergeseran-makna-analisis-peyorasi-dan-a-c11d1953.pdf 

https://ftip.unpad.ac.id/eksplorasi-analisis-sentimen-pengenalan-teknik-dan-prinsip-dasar/#:~:text=Memahami%20Sentimen:%20Emosi%2C%20Opini%2C,emosi%2C%20opini%2C%20dan%20polaritas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun