Mohon tunggu...
Amirah Djohan
Amirah Djohan Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di kota daeng 20 desember menjadikan aku cinta budaya dan karya-karya orang Makassar. Menjadi lebih baik di hari esok dan menjadi orang sukses yang tidak lupa pada sang Pencipta adalah keinginan terbesarku dalam menjalani hidup

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tempayan Kuburan Terbesar

6 Juli 2012   08:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penginggalan zaman prasejarah di Sulawesi Tengah dari Masa Paleolitikum dan Masa Mesolitikum hingga saat ini belum ditemukan, akan tetapi peninggalamasa Megalitikum dan masa Perundagian telah ditemukan di berberapa daerah di Sulawesi Tengah seperti halnya peninggalan sejarah yang ditemukan di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso pada tahun 1976.Keragaman peninggalan dan warisan budaya dari tiap daerah di masa lalu menjadi cerita dan bukti tersendiri pada saat ini, peninggalan masa Megalitikum dan masa Perundagian di Sulawesi Tengah mempunyai ciri khas dan menjadi sumber pengetahuan atas budaya, cipta, karya dan rasa masyarakat pada masa lampau yang memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan suatu pedoman atau landasan untuk menentukan arah kebijakan dan strategi dalam pengambilan dan penentuan langkah di berbagai aspek kehidupan bangsa.

Penelitian peninggalan arkeologi di Sulawesi Tengah telah dilakukan oleh para peneliti bangsa Eropa sejak akhir abad 19, yang dimulai oleh Adriani dan A.C. Kruyt dalam tulisannya “ Van Poso naar Parigi een Lindoe” pada tahun 1898. Kemudian pada tahun 1938 Kruyt menerbitkan tulisannya “De West Toradjas in Midden Celebes”, dan dalam tulisan tersebut Kruyt menyebutkan beberapa tinggalan arkelogis di Kulawi seperti kalamba di Gimpu, batu dulang di Mapahi, dan peti kubur kayu di Danau Lindu. Walter Kaudern, seorang peneliti berkebangsaan Swedia pada tahun 1938 menebitkan tulisannya “Megalithic Finds in Central Celebes” dansebuah tulisan tentang etnografi “Structure and Settlements in Central Celebes”. TEMPAYAN KUBUR Terbuat dari tanah liat yang dibakar (gerabah) dan ditemukan dengan cara penggalian (eskavasi) arkeologi pada tahun 1998 di Situs Vatunongko. Oleh Puslit Arkenas diklaim sebagai TEMPAYAN KUBUR TERBESAR YANG DITEMUKAN DI INDONESIA. Pada Masa Megalitik digunakan sebagai wadah penguburan kedua. Termasuk jenis koleksi arkeologika dan ditata pada Ruang Pameran Tetap II. Penelitian potensi arkeologi oleh peneliti Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1976 oleh Tim Proyek Penelitian dan Peninggalan Purbakala Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tim dipimpin oleh seorang arkeolog Haris Sukendar dan dalam penelitiannya sempat melakukan ekskavasi awal pada situs Suso di Padang Tumpuara Lembah Bada Kabupaten Poso.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun