Mohon tunggu...
Amira Fajri Putri
Amira Fajri Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemanfaatan Media Massa bagi Personal Branding pada Pemilu 2024

8 November 2023   00:55 Diperbarui: 8 November 2023   01:01 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peristiwa ini menandakan bahwa media massa dapat menghasilkan pengaruh yang baik sekaligus pengaruh yang buruk bagi masing-masing individu, baik dari capres, cawapres, dan caleg maupun masyarakat Indonesia sendiri. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat ini banyak mis-informasi, dis-informasi, serta mal-informasi mengenai pemilu 2024. Sebab banyak yang bertujuan untuk merugikan pihak-pihak tertentu seperti hoaks, perundungan siber, dan ujaran kebencian, tutur Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, (kominfo.go.id, 2/11/2023). 


Apa yang Harus Capres, Cawapres, dan Caleg Lakukan Agar Terhindar Dari Efek Media Massa yang Buruk?

 

Sayang, tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk hal ini. Mengapa? Karena media dan informasi itu sangat cepat dan pesat, sangat cepat dan pesat sampai di telinga dan pikiran masyarakat. Maka hal ini yang dapat menimbulkan dua pengaruh, segi positif maupun negatif. Tingkah laku dari capres dan caleg-caleg tersebutlah yang mampu membawa pengaruh baik bagi diri mereka sendiri. Karena jurnalis selalu akan membuat berita dan informasi dengan aktual, faktual, dan terpercaya tanpa ada yang dibuat-buat karena ada kode etik jurnalistik. Jika berita dan informasi yang disebarkan mempunyai nilai yang positif dari capres, cawapres, dan caleg tersebut, maka masyarakat pun juga akan terbawa ke pengaruh yang positif. Begitupun sebaliknya, jika berita tersebut mempunyai maksud untuk memberikan penilaian buruk yang dilakukan oleh para capres dan caleg, maka masyarakat akan menilai secara negatif juga. 

Namun demikian, masih terdapat beberapa masyarakat yang sering menerima berita dan informasi secara mentah-mentah tanpa dicari faktanya dengan rinci. Akibatnya, capres dan caleg tersebut bisa langsung diberi kebencian oleh masyarakat. Padahal mungkin saja berita tersebut adalah berita hoaks, tetapi inilah yang dinamakan efek afektif dari komunikasi massa. Efek ini memberi tahu masyarakat mengenai suatu informasi yang baik, buruk, bahagia, atau menyedihkan agar masyarakat ikut merasakan hal tersebut. Biasanya banyak berita hoaks yang tersebar itu memiliki isi yang buruk alhasil masyarakat pun ikut kesal dan marah dengan berita dan subjek dalam isi berita tersebut. 

Tapi apakah seluruh masyarakat melakukan hal seperti itu? Tentu tidak, sebab masih banyak masyarakat atau khalayak lainnya yang tidak menelan informasi secara mentah-mentah dan ini termasuk ke salah satu efek komunikasi massa, yakni efek kognitif yang berarti masyarakat menganggap informasi yang disampaikan oleh media massa merupakan hal yang informatif dan bermanfaat. Dan hal ini dapat memberikan dampak yang positif juga bagi para capres, cawapres, dan caleg jelang pemilu 2024.

Jadi, pengaruh atau dampak yang dihasilkan dari media massa memang tidak dapat dipilih karena tiap individu mempunyai persepsinya masing-masing. Jadi personal branding yang mereka bentuk juga dapat disesuaikan dengan apa yang mereka lakukan, namun balik lagi bahwa ada perspektif masyarakat untuk menilai hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun