Sebagai tambahan informasi, menurut sumber yang lain tentang kondisi di luar Jawa, terdapat masalah-masalah yang cukup mirip dengan yang terjadi di Jawa, namun dengan struktur sosial yang berbeda. Di Sumatra, masalah utama petani yaitu pajak dan tanah. Propaganda Jepang dan para tokoh nasional membuat mereka berpikir bahwa kedatangan Jepang akan meghapuskan pajak, ladang / sawah akan kembali ke pemilik asalnya, dan hilangnya kekuasaan elit aristokrat yang memimpin di bawah kekuasaan Belanda.Â
Namun harapan tersebut tidak terjadi. Di Sumatra Barat, periode 1942-1945 produksi beras menurun drastis. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga buruh pria dan aturan penyetoran padi sebanyak 50% kepada tentara Jepang. Selama masa pendudukan Jepang, sistem irigasi mendapat perhatian yang kurang, plakaat sawah tidak diikuti, dan sawah tidak terawat dengan baik. Namun, lagi-lagi, kondisi ini sudah terjadi sejak pasca berlakunya UU Agraria di Hindia-Belanda. Meskipun irigasi menjadi salah satu fokus program politik etis, pada pelaksanaannya kebijakan ini masih belum maksimal.