Mohon tunggu...
Amira Aufa
Amira Aufa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fascinated by human behavior and interraction. Film, book, and history enthusiast.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Pedesaan Jawa Masa Jepang: Sebuah Bentuk Pembelaan dari Shigeru Sato

11 Mei 2021   11:37 Diperbarui: 11 Mei 2021   11:45 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai tambahan informasi, menurut sumber yang lain tentang kondisi di luar Jawa, terdapat masalah-masalah yang cukup mirip dengan yang terjadi di Jawa, namun dengan struktur sosial yang berbeda. Di Sumatra, masalah utama petani yaitu pajak dan tanah. Propaganda Jepang dan para tokoh nasional membuat mereka berpikir bahwa kedatangan Jepang akan meghapuskan pajak, ladang / sawah akan kembali ke pemilik asalnya, dan hilangnya kekuasaan elit aristokrat yang memimpin di bawah kekuasaan Belanda. 

Namun harapan tersebut tidak terjadi. Di Sumatra Barat, periode 1942-1945 produksi beras menurun drastis. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga buruh pria dan aturan penyetoran padi sebanyak 50% kepada tentara Jepang. Selama masa pendudukan Jepang, sistem irigasi mendapat perhatian yang kurang, plakaat sawah tidak diikuti, dan sawah tidak terawat dengan baik. Namun, lagi-lagi, kondisi ini sudah terjadi sejak pasca berlakunya UU Agraria di Hindia-Belanda. Meskipun irigasi menjadi salah satu fokus program politik etis, pada pelaksanaannya kebijakan ini masih belum maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun