Mohon tunggu...
Aminah
Aminah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar di SMAN 1 Kelumpang Hilir

Teruslah menjejak sampai kaki tak lagi mampu berpijak.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Langkah

29 Maret 2020   15:04 Diperbarui: 29 Maret 2020   15:01 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya : Amira Armita Putri

Syairan hambar tanpa nada mulai merajut lembar derita atas ketidakberdayaan lidah. Jengkal kini menyulap tingkah yang kian bertolak pada cacatan paradigma. Kecewa mungkin terlah memelopori rajutan harap yang mulai retak di perbatasan asa.

Dinobatkanlah janji seusai terputus benang iklar di antara kita. Sunyi kini mengiringi tarikan manis dari bibir yang mengusir tawa. Kini peranku terlah berubah, tersingkir oleh wajah-wajah palsu penuh diksi berbisa.

Perjalananku telah usai tatkala menjadi saksi bisu atas pendakian awal yang gagal, dan sekarang nada ringkikan mulai teralun di puncak pendakian. Semoga akhir ini menjadi awal dari petualangan.

Kotabaru, 28/03/20

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun