Mohon tunggu...
Amira
Amira Mohon Tunggu... -

Aku menulis, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Mencuri Roti di Tengah Hari Puasa

15 Juli 2015   02:56 Diperbarui: 15 Juli 2015   02:56 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kucing dan Tempat Roti"][/caption]

"Bereslah sudah," pikirku sambil menutup laptop. Hanya pada tiap Sabtu pagi saya sempat melakukan "computer keeping".

"Eh, si Thamrin ke mana ya? Kok sepi-sepi saja," pikirku lagi sambil berjalan ke dapur untuk memeriksa persiapan buka puasa sore nanti. Saya tidak takut sepi meski pembantu rumah dan juga beberapa tetangga pernah bilang kalau rumah ini berhantu.

Di dekat meja makan saya berhenti, heran karena ada bercak air bening di meja yang seharusnya kering dan bersih. Hal itu membuat saya memeriksa kotak tempat roti tawar. Makin mencurigakan, tempat roti itu kosong, padahal pagi tadi di situ tersisa dua potong roti. Pasti diambil Thamrin, satu-satunya orang yang ada di rumah selainku. Suryani, adik Thamrin, sedang ikut lomba menggambar, diantar-jemput oleh suamiku. Iyem, pembantu kami, sudah pergi mudik karena ingin berlebaran di kampung. Tapi Thamrin yang berusia tujuh tahun itu puasa penuh. Atau...?

Dalam keadaan seperti itu, berbagai kemungkinan berkecamuk di benak saya, dari yang sederhana dan rasional, yang rumit dan penuh muslihat, sampai yang mistis dan nyeleneh, tentu saja sambil saya mencari Thamrin, yang akhirnya saya temui di belakang rumah. Ia sedang sibuk, sangat sibuk kelihatannya.

Saya tidak bertanya apa-apa, berlutut dekatnya, memperhatikan apa yang dikerjakannya. Ia baru saja selesai mengobati sayap burung lovebird yang terluka, mungkin patah. Burung itu berwarna hijau jingga indah, pasti ada pemiliknya, bukan burung liar.

[caption caption="Burung Lovebird"]

[/caption]

"Bu, burung ini saya dapati di halaman rumah, mau mencoba terbang, tapi tidak bisa."

"Mungkin burung itu kabur dari sangkar pemiliknya, kemudian diketapel anak di sekitar sini, berhasil lolos meski luka."

"Ya, bu, dan akan saya beri makan roti dan minum air itu," katanya sambil menunjuk dua potong roti di atas potongan kertas koran dan air di piring kecil.

"Ya dicoba saja, apakah burung itu menyukainya. Sementara itu, ibu akan telepon Pak Sarpin sopir kantor ibu untuk pinjam sangkar dan minta makanan burung. Pak Sarpin memelihara beberapa ekor burung dan ia tahu banyak tentang burung. Untuk sementara, letakkan burung itu di kotak sepatu. Ditutup, tapi jangan lupa memberi lubang kecil agar burung itu bisa bernapas."

"Terima kasih bu."

"Tadinya ibu kira rotinya kamu ambil dari meja untuk kamu makan," saya bergurau.

"Tidak bu. Saya kan puasa, dan berpuasa itu tidak hanya di depan orang lain. Kita tetap berbuat jujur meski tak ada orang lain yang tahu, itu kan yang ibu bilang integritas, ya bu?"

"Oh, anakku sudah besar. Terima kasih Tuhan."

Sumber Gambar: 1. Cat, 2. Bread box,3. Lovebird


--- ♦♦ ♥ Ω ♥ ♦♦ ---

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun