Mohon tunggu...
Johan Lamidin
Johan Lamidin Mohon Tunggu... Freelancer - Aktivis dan Jurnalis Freelance asal Pattani, Thailand

Aktivis dan Jurnalis Freelance asal Pattani, Thailand

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lanjutan Perundingan Konflik Patani, Mahathir Melantikan Pimpinan Fasilitator Baru

25 Agustus 2018   17:00 Diperbarui: 25 Agustus 2018   17:03 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tan Sri Abdul Rahim bin Mohd. Noor, mantan kepala polisi dan komandan Pasukan Khusus Malaysia (photo: sinaraharian)

Proses perundingan damai konflik Patani, wilayah bagian selatan Thailand antara pemerintah Thailand dan gerakan militan Patani sedang memulihkan kembali setelah Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Mohamad melantikan pimpinan fasilitator yang baru.

Seperti dilansir isranews, pimpinan fasilitator yang baru ini adalah Tan Sri Abdul Rahim bin Mohd. Noor, mantan kepala polisi dan komandan Pasukan Khusus Malaysia. Ia akan berfungsi sebagai fasilitator dalam proses perdamaian yang baru menggantikan Datuk Seri Ahmad Zamzamin Hashim yang telah melakukan penghentian tugas pada (9/8/ 2018) yang lalu.

Dari Awal, upaya perundingan konflik di Patani sejak 2013, pemerintah Thailand pertama kalinya menandatangani perundingan damai bersama Barisan Revolusi Nasional (BRN) Melayu Patani salah satu partai gerakan kemerdekaan Patani, yang diwakili oleh ustaz Hasan Thoiyib. 

Sementara pemerintah Thailand dipimpin oleh Mayor. Lt. Paradorn Pattanathabut dan tim stafnya. Perundingan tersebut pada waktu itu ditengahi pemerintah Malaysia, Najib Abdul Razak yang melantikan Ahmad Zamzamin Hashim mantan Komandan Dinas Intelijen Malaysia sebagai fasilitator.

Ironisnya, perundingan antara BRN dan Pemerintah Thailand berhenti tanpa meneruskan, ditinggalkan karena kekacauan politik di Thailand. Dampak dari kudeta militer Thailand  dipimpin oleh Junta Prayuth Chan-Ocha menggulingkan pemerintah pardana menteri Yingluck Shinawatra, pada 2014 yang lalu.

Demikian selanjut, Junta Prayut Chan-ocha kembali memperbarui proses perundingan, yang disebut oleh pemerintah sebagai titik semula dibawah pemerintah militer Thailand. Junta Prayuth melantikan Jenderal Aksara Kerdphol sebagai pimpinan perundingan yang baru. Sedangkan gerakan militan Patani dipimpin oleh kumpulan Majaelis Syura Patani (MARA Patani) yang terdiri beberapa organisasi seperti BNPP, PULO, dan lain-lainnya.

Pada awal, perundingan berjalan dengan baik. Bahkan lebih dekat untuk mencapai kesepakatan tentang menciptakan zona aman (safetyzone) untuk menjadi pilot distrik pertama bersama. Namun kemudian ada perubahan politik besar di Malaysia, pada July 2018 ini. Ketika partai oposisi yang dipimpin oleh Dr. Mahathir Mohamad meraih kemenangan pemilu atas partai Barisan Nasional, Najib Abdul Razak, perundingan damai Patani telah turut dihentikan.

Tetap Melanjutkan Penyelesaian Konflik Patani 

Setelah Dr. Mahathir medeklarasi sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru. Ia berkonfirmasi tidak resmi dengan pemerintah Thailand bahwa akan terus melanjutkan tentang dialog perdamaian di provinsi perbatasan selatan. Di tengah rumor laporan bahwa pimpinan fasilitor Datuk Seri Ahmad Zamzamin Hashim akan digantikan orang lain. Karena Zamzamin sendiri sebagai kabinet lama yang dekat dengan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Bagaimanapun, seperti dilansir isranews ada perubahan bahwa Malaysia akan mengurangi peran "MARA Patani" dan meningkatkan hubungan serius semula dengan."BRN" yang diklaimkan sebagai organisasi gerakan yang paling berpengaruh dalam situasi konflik di provinsi Thailand Selatan selama 14 tahun terakhir.

"Kami tetap melanjutkan dan membantu dalam penyelesaian konflik di wilayah perbatasan selatan Thailand, karena masalah pertamanya adalah mereka tidak hanya ada satu organsiasi bahkan ada beberapa organisasi yang menindakan. Perundingan yang melakukan hanya satu organsiasi akan tidak pengaruh pada organsiasi yang lain," kata Dr. Mahathir Mohammad, saat temuramah dengan wartawan "Suthichai Yun" Thai PBS melaporkan, pada (17/8/2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun