"Bantuan itu datang Atas kehendak-Nya melalui tangan  teman bukan tangan saudara"Â
Atas kejadian itu dalam hati saya berkata," Tuhan menyentil sangat halus sekali ke saudara mu yg mampu melalui tangan teman mu"Â
Ada catatan di sini "Saudara bisa seperti orang lain, Orang lain bisa seperti saudara" Tak pungkiri saudara adalah aliran sedarah.. Â namun tak berpatok hanya karena dia saudara belum tentu lebih baik dari orang lain soal hati, wise, dan wisdom,Â
Brader.. Saudara itu hanya kata.. kalo kita eja huruf perhuruf akan terbentuk kata "saudara" yang kebetulan kita lahir dari darah yg sama. Namun, Soal perlakuan, hati, bijak, saling memberi contoh, dll jangan jadikan acuan atau tolak ukur. Â
Saya kira kata-kata tersebut relevan dan gak keterlauan.Â
Kesimpulannya :Â
Kamu boleh bangga dgn mulutmu yg hapal menjelajah satu persatu huruf arab, kupingmu yg menjelajah semua tempat utk mendengarkan ceramah, menjelajah dan tau kapan lima waktu datang.. tapi semua itu sia-sia kalo kamu tak sanggup menjelajah bathin dan hatimu.Â
(Tulisan ini tdk bermaksud menyinggung siapapun. ini anggap saja hanya cerita inspiratif saja.
(Tunggu Potkes gue dengan nara sumber "Brader" tersebut diatas).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H